Satu Lagi Alasan untuk Waspadai Varian Omicron, Apa Itu?

Seperti diketahui covid-19 kini memiliki varian Omicron. Meski punya gejala lebih ringan daripada varian Delta, omicron tetap membahayakan mereka yang positif.

oleh Luthfie Febrianto diperbarui 08 Mar 2022, 10:03 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2022, 09:51 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin tentang pengadaan vaksin COVID-19. (Foto: jabarprov.go.id)
Menkes Budi Gunadi Sadikin tentang pengadaan vaksin COVID-19. (Foto: jabarprov.go.id)

Liputan6.com, Jakarta Pasien yang mengidap penyakit bawaan alias komorbid lebih berisiko meninggal dunia jika terjangkit covid-19 varian Omicron. Demikian diterangkan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.

"Pada pasien varian Omicron dengan komorbid memiliki risiko 3,9 kali lebih besar untuk meninggal dibandingkan dengan pasien tanpa komorbid," kata Budi Gunadi saat webinar ilmiah RSUP Persahabatan bertajuk Mortalitas COVID-19 di Era Omicron, ditulis Senin (7/3/2022).

Selain pasien dengan komorbid, pasian usia lansia juga punya risiko lebih besar daripada non-lansia yakni sekitar 4,1. Meskipun, angka itu lebih kecil daripada varian Delta.

"Angka kematian cukup rendah 0,8 persen dibandingkan dengan 5,3 persen rasio kematian untuk varian Delta," lanjutnya.

Seperti diketahui covid-19 kini memiliki varian Omicron. Meski punya gejala lebih ringan daripada varian Delta, omicron tetap membahayakan mereka yang positif.

Berdasarkan kajian dari beberapa negara, Omicron menyebabkan penyakit dengan gejala yang tidak terlalu berat dengan waktu rawat hanya 3,4 hari dibandingkan varian sebelumnya yang 7,8 hari.

 


Karena Beberapa Kondisi

Ilustrasi virus corona COVID-19, omicron
Ilustrasi virus corona COVID-19, omicron. (Photo by starline on Freepik)

Ada beberapa kondisi yang membuat ancaman Omicron patut diwaspadai. Dua di antaranya adalah vaksinasi dan kesadaran masyarakat.

Menurut Budi, dua hal itu sangat berpengaruh dalam penyebaran Omicron.

"Tergantung dari beberapa kondisi, yaitu bagaimana transmisi Omicron tersebut, seberapa jauh cakupan vaksinasi, dan bagaimana virulensi dibandingkan yang lain," tambahnya.

"Hal yang juga sangat berpengaruh adalah pemahaman masyarakat terhadap risiko, dinamika kesehatan masyarakat, dan indikator sosial terhadap penyakit Omicron." kata Budi mengakhiri.


Infografis

Infografis Journal
Infografis 10 Negara dengan Kasus Omicron Tertinggi di Dunia. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya