Liputan6.com, Jakarta Michelin akhirnya bicara terkait polemik ban lawas yang digunakan pada MotoGP Mandalika 2022 lalu. Sebelumnya, sejumlah tim terutama Repsol Honda sempat mengeluhkan pasokan ban yang digunakan saat balapan seri kedua di Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Minggu (20/3/2022).
Seperti diketahui, Repsol Honda gagal merebut podium pada MotoGP Mandalika 2022. Tidak satupun pembalapnya yang berhasil masuk tiga besar. Pol Espargaro yang sempat tampil memukau pada sesi pramusim hanya mampu menempati urutan ke-12 sementara Marc Marquez terpaksa absen.Â
Marquez gagal tampil setelah terjatuh di tikungan ketujuh pada sesi pemanasan. Ini merupakan kali keempat pembalap Spanyol tersebut mencium aspal setelah free practice dan babak kualifikasi.
Advertisement
Bos Repsol Honda, Alberto Puig secara terang-terangan mempertanyakan ban Michelin yang digunakan dalam lomba tersebut. Dia mengaku akan berbicara dengan Michelin terkait perubahan pasokan ban yang digunakan pada lomba tersebut karena berbeda dengan yang digunakan pada sesi pramusim.Â
(Simak berita selengkapnya pada tautan ini).Â
Sebelumnya, Pol Espargaro sudah mengeluhkan hal yang sama. Dia menuding bila ban yang digunakan sama dengan empat tahun lalu yang tidak cocok dengan karakter motor tunggangannya.Â
Â
Klarifikasi Michelin
Seperti dilansir dari Motosan, Michelin sebagai produsen ban MotoGP sepertinya tidak ingin polemik ini berkepanjangan. Mereka segera menanggapi keluhan para pembalap melalui para petingginya.Â
Piero Taramasso, manajer Michelin, kemudian mencoba menjelaskan apa yang terjadi. Menurutnya, ban yang digunakan pada balapan MotoGP Mandalika 2022 sebenarnya bukan barang baru bag rider. Pihaknya memang telah melakukan perubahan demi menjaga suhu ban tetap dingin saat balapan.
"Saya hanya ingin mengklarifikasi, sebab saya dengar kami pakai ban empat atau lima tahun lalu di mana itu bukan masalahnya. Ban itu menggunakan tipe konstruksi yang biasa digunakan sebelumnya, dan saat tes komponnya juga tidak berubah," kata Taramasso seperti dilansir Motosan.
"Kalau ada perubahan pada kompon, itu disebabkan karena temperatur yang tinggi yang kami temukan dalam sepekan terakhir, sebelum MotoGP Mandalika 2022 mulai 18 Maret 2022," sambungnya.Â
Pria asal Italia itu menambahkan, pihaknya belajar dari pengalaman pada sesi pramusim sebelumnya. Temperatur aspal yang cukup tinggi menurutnya sangat menyiksa ban yang biasa digunakan.Â
"Ban bawaan mustahil menyelesaikan balapan karena suhunya tinggi dan tidak akan bertahan 27 lap. Ini sirkuit yang berat untuk ban depan dan belakang karena gabungan antara kecepatan tinggi, aspal baru, dan suhu aspal yang tinggi, mendekati bahkan lebih dari 60 derajat," beber Taramasso.Â
Advertisement
Bukan Barang Baru
Berdasarkan hipotesa itu, Michelin beranggapan kalau pergantian kompon atau karet ban bukanlah solusi. Karena itu, mereka kemudian mengubah konstruksi keseluruhan ban yang akan digunakan.Â
"Pilihan paling mungkin adalah mengganti pola carcass, karena mengganti kompon saja tidak cukup untuk menurunkan suhu ban hingga 15-20 derajat. Jadi kami meluncurkan tipe carcass (selubung) untuk temperatur tinggi dan memastikan kompon yang sama dipakai saat tes," kata Taramasso.
"Ban sepeti ini sudah digunakan pada tahun 2017 lalu dan 2018 juga, jadi tim sudah familiar." Â
Meski demikian, Taramasso tidak membantah bahwa butuh penyesuaian terhadap pasokan baru tersebut. Sebab meski kompon yang digunakan tidak berbeda dengan tes, perubahan yang dilakukan menyebabkan daya cengkram ban berkurang saat balapan.Â
"Masuk akal kalau ini adalah ban yang berbeda dari yang kami bawa saat tes, karena menawarkan cengkraman yang lebih sedikit, tapi punya stabilitas lebih baik. Pada akhirnya performanya sama seperti Februari lalu, karena waktu pole Fabrio Quartararo sama dengan tes hari ketiga," katanya.
Â
Jawab Kritik Honda
Taramasso juga tidak segan menjawab kritik yang dilancarkan Repsol Honda. Menurutnya, perubahan yang terjadi pada ban seharusnya disikapi dengan memberi setingan baru pada sepeda motor.Â
"Logikanya, ketika karakteristik berubah, untuk mencapai performa yang sama Anda harus bekerja pada motor, pada suspensi, pada elektronik dan menyesuaikan gaya berkendara. Bukan hanya ban, ada banyak elemen yang menghasilkan performa bagus," beber Taramasso menambahkan.Â
Advertisement