Liputan6.com, Jakarta Pembalap Repsol Honda, Pol Espargaro awalnya dijagokan bisa menang di MotoGP Mandalika. Namun apa yang terjadi di sirkuit di luar prediksinya.
Dia hanya bisa start di posisi ke-15 di MotoGP Mandalika. Sebulan lalu, dia jadi yang tercepat saat tes pramusim di Mandalika.
Advertisement
Dia bahkan meneruskan tren bagusnya di MotoGP Qatar dan finis di podium ketiga. Kegagalannya di MotoGP 2022 Mandalika disebutnya karena pemakaian teknologi penutup ban.
Advertisement
"Honda sudah mendesain motor yang cocok dengan ban 2022. Lalu ada masalah saat latihan bebas saat Michelin membawa kembali teknologi empat tahun lalu," ujar Pol Espargaro seperti dikutip crash.
Â
Salah Ban
Â
Espargaro menyayangkan karena motor Repsol Honda disebutnya sudah menjadi yang terbaik. Namun motor tak cocok dengan ban yang dipakai empat tahun lalu.
"Kami sudah punya motor yang bagus, terbaik di grid dan tentunya butuh ban yang cocok, tapi sekarang dipasang ban yang empat tahun lamanya, ini bukan untuk itu cocoknya," ujar Espargaro.
"Kita lihat Ducati kesulitan saat pramusim, sangat lambat, utamanya dengan ritme. Sekarang mereka seperti terbang," dia menambahkan.
Â
Advertisement
Tidak Fair
Â
Espargaro mengaku tak bisa menutup amarahnya dengan kondisi yang ada. Michelin sendiri memakai teknologi casing ban agar ban tidak mudah hancur.
"Saya marah karena kami ini kencang. Kami pikir ini tidak fair karena kami sudah kerja keras sepanjang pramusim," ujarnya.
"Michelin mencoba memperbaiki situasi karena cuaca panas, tapi buat kami ini lebih buruk. Kami sekarang punya masalah besar dengan ban depan dan mungkin tak finis balapan," ujarnya.