Liputan6.com, Jakarta - Legenda Manchester United (MU) Paul McGrath menyebut keputusan Chelsea menunjuk Graham Potter sebagai pengganti Thomas Tuchel salah besar.
Eks pemain berusia 62 tahun itu menganggap The Blues seharusnya mendatangkan Zinedine Zidane atau Mauricio Pochettino ke Stamford Bridge.
Baca Juga
Seperti diketahui, Tuchel baru saja kehilangan pekerjaannya di Chelsea pada Rabu (7/9/2022). Manajer asal Jerman didepak dari kursi kepelatihan menyusul hasil buruk yang diraih timnya di awal musim ini.
Advertisement
Chelsea hanya mampu bertengger di peringkat enam klasemen sementara Liga Inggris. Cesar Azpilicueta dan kawan-kawan juga takluk 0–1 dari Dinamo Zagreb dalam matchday perdana Grup E Liga Champions 2022/2023 yang berlangsung pada Selasa (6/9/2022).
Mantan juru taktik Real Madrid Zinedine Zidane sempat dikaitkan dengan jabatan pelatih Chelsea usai Thomas Tuchel lengser.
Mauricio Pochettino yang sukses mengantar PSG meraih gelar juara Ligue 1 musim lalu pun digadang-gadang cocok menggantikan posisi eks pelatih Borussia Dortmund di Stamford Bridge.
Akan tetapi, Chelsea secara mengejutkan justru mengangkat Potter sebagai suksesor. Manajer asal Inggris diboyong melalui kontrak berdurasi lima tahun dan kompensasi senilai 20 juta poundsterling (Rp347 miliar) yang dibayarkan ke Brighton.
The Sun mengeklaim Potter kini mendapat gaji 10 juta poundsterling, atau setara dengan kurang lebih Rp173 miliar, di London Barat. Angka itu jauh melampui upah Tuchel yang dilaporkan hanya mencapai 8 juta poundsterling per tahun.
Pilihan Chelsea mendatangkan Graham Potter dianggap keliru oleh McGrath. Sosok yang pernah membela Aston Villa itu menilai The Blues idealnya mendatangkan pelatih terbaik sekelas Zidane atau Pochettino.
Komentar McGrath
Sekadar informasi, Zidane dan Pochettino saat ini sedang menganggur. Status mereka sebagai agen bebas harusnya membuat Chelsea tak perlu merogoh kocek untuk membayar kompensasi. Namun, sang raksasa Liga Inggris lebih memilih membajak Potter dari Brighton. Hal itu dicap tidak masuk akal oleh McGrath.
“Ketika Anda adalah Chelsea dan Anda membutuhkan seorang manajer, sebagai klub yang menjadi kampiun Eropa (Liga Champions) tahun lalu dan juara Piala Dunia Antarklub, Anda harusnya mendapatkan yang terbaik,” tulis McGrath dalam Sunday World.
“Saat ini, manajer terbaik yang tersedia adalah Zinedine Zidane atau Mauricio Pochettino. Alih-alih mengejar mereka yang berstatus sebagai free agent, Chelsea justru membayar total 22 juta poundsterling untuk memutus kontrak Potter dan staf pelatihnya di Brighton. Itu tidak masuk akal buat saya,” sambungnya.
Advertisement
Ingin ke Timnas Prancis
McGrath tak menampik bahwa Zinedine Zidane saat ini lebih tertarik dengan jabatan pelatih di Timnas Prancis. Manajer berkepala plontos itu memang dikabarkan masih menunggu kesempatan hingga Piala Dunia 2022 berakhir.
Namun, Chelsea punya sumber daya cukup untuk membuat Zidane berubah pikiran. Klub yang finis di peringkat tiga klasemen akhir Liga Inggris musim lalu itu bisa saja menawarkan upah besar demi menggaet minat eks juru taktik Real Madrid.
“Saya tahu Zidane nampaknya ingin menunggu lowongan di Tim Nasional Prancis pasca putaran final Piala Dunia. Akan tetapi, Chelsea tidak kekurangan uang untuk mengubah pendirian sang pelatih (Zidane),” imbuh McGrath.
Sementara itu terkait Pochettino, The Blues juga dinilai payah karena melewatkan peluang untuk mengontrak manajer yang berhasil mengantar Tottenam Hotspur melangkah ke final Liga Champions 2018/2019.
Prospek Menjanjikan
Meski torehan prestasinya tak semoncer Zidane dan Pochettino, Chelsea memandang Graham Potter sebagai salah satu prospek menjanjikan di kancah kepelatihan Eropa.
Manajer berusia 47 tahun itu mampu mengantar Brighton tampil apik sejak awal musim. Mereka tercatat sukses mengoleksi empat kemenangan, termasuk di laga kontra Manchester United, dari total enam pertandingan Liga Inggris yang sudah dilakoni.
Laporan Daily Mail menyebut pemilik Chelsea telah menetapkan target bagi Potter musim ini. Manajer asal Inggris diminta mengamankan posisi empat besar serta mengantar The Blues melangkah jauh di Liga Champions.
Namun, tuntutan top four nampaknya bukanlah kewajiban yang mengikat Potter. Metro melaporkan sang pelatih tak bakal dipecat jika gagal membawa Chelsea tembus ke urutan empat teratas klasemen akhir Liga Premier 2022/2023.
Advertisement
Curhatan Tuchel
Di sisi lain, Thomas Tuchel sempat mencurahkan isi hatinya usai resmi berpisah dengan Chelsea. Juru taktik asal Jerman itu mengaku hancur lantaran sang raksasa Liga Inggris sudah tidak mau memakai jasanya.
“Ini adalah salah satu pernyataan tersulit yang pernah saya tulis–dan ini adalah salah satu hal yang saya harap tidak perlu saya lakukan selama bertahun-tahun. Saya merasa hancur karena waktu saya di Chelsea sudah berakhir,” ujarnya lewat cuitan di Twitter pada Senin (12/9/2022).
“Ini adalah klub di mana saya merasa seperti di rumah sendiri, baik secara profesional maupun personal. Terima kasih banyak untuk semua staf, pemain, dan pendukung yang sudah membuat saya merasa sangat disambut sejak awal.”
“Saya merasa terhormat karena sudah menjadi bagian dari sejarah klub ini. Kenangan selama 19 bulan terakhir (bersama Chelsea) akan selalu memiliki tempat khusus di hati saya,” pungkas Tuchel dalam pernyataannya.