Liputan6.com, Jakarta - Ada kalanya pelatih pengganti tidak sesuai ekspektasi. Klub pun harus mencari nakhoda baru. Namun, ada juga petinggi yang rela menjilat ludah sendiri dan mempekerjakan kembali nakhoda sebellumnya.
Jesus Gil melakukannya beberapa kali terhadap Radomir Antic. Eks bos Atletico Madrid itu menggantinya dengan Arrigo Sacchi dan Claudio Ranieri.
Tapi, jangankan mengangkat kinerja tim, kedua arsitek berkebangsaan Italia tersebut kompak justru membuat tim lebih buruk. Gil pun menunjuk Antic lagi demi mengembalikan kejayaan Los Colchoneros, meski pada akhirnya juga gagal memenuhi ekspektasi.
Advertisement
Seperti Gil dan Antic, Maurizio Zamparini memiliki dinamika hubungan serupa dengan Francesco Guidolin. Pada dasarnya dia percaya kemampuan Guidolin. Jika ragu, Zamparini tidak akan mempekerjakannya lagi meski sempat memecat sang pelatih tiga kali dalam setahun.
Zamparini dan Guidolin pertama kali bekerja sama pada Januari 2004 pada paruh musim Serie B. Di tangan Guidolin, Palermo sukses merebut tiket promosi dan kembali ke kasta tertinggi sistem kompetisi sepak bola Italia sejak 1973.
Rosanero juga tidak memalukan di Serie A. Mereka menduduki peringkat enam klasemen akhir. Namun, Guidolin memutuskan meninggalkan jabatannya.
Motif Zamparini
Zamparini berhasil membujuk Guidolin kembali pada awal musim 2006/2007. Namun, Guidolin dipecat April 2007 meski tim terlibat perburuan tiket kompetisi Eropa.
Renzo Gobbo dipilih sebagai pengganti, tapi cuma bertahan tiga pertandingan. Zamparini kembali menunjuk Guidolin, yang mempersembahkan kemenangan di dua partai akhir agar Palermo mantap menduduki posisi lima.
Entah ada alasan apa, Zamparini memecat Guidolin menyambut musim baru. Hadir di kursi nakhoda Stefano Colantuono, tapi cuma bertahan hingga November 2007.
Zamparini lalu lagi-lagi menyewa jasa Guidolin. Tidak mengherankan, durasi kerjanya cuma sebentar. Dia diberhentikan Maret 2008. Uniknya, Zamparini menunjuk Colantuono sebagai penggantinya.
Advertisement
Perpisahan Terakhir
Sejak itu Zamparini dan Guidolin tidak pernah bekerja sama lagi. Setelah terus menjalankan hobi bongkar pasang pelatih, Zamparini meninggalkan jabatan presiden klub pada 2017 dan menjual Palermo setahun berselang.
Sementara Guidolin menangani Parma, Udinese, dan Swansea City. Dia meninggalkan karier sebagai pelatih usai gagal di klub terakhir.