Liputan6.com, Jakarta - Klub sepak bola kerap menggunakan lokasi asal sebagai identitas utama. Kebanggaan lokal jadi alasan di balik kebijakan tersebut.
Selain itu, hal tersebut jugai memberi keuntungan bagi lawan. Mereka jadi tahu bakal menghadapi siapa dan paham harus pergi ke mana saat melakoni pertandingan tandang. Meski, kondisi itu ternyata tetap pernah menciptakan kebingungan karena letak geografis yang mirip
Pada 1971/1972, klub Skotlandia St Johnstone dipasangkan dengan wakil Hungaria Vasas FC di putaran kedua Piala UEFA. Sebelumnya St Johnstone menyingkirkan klub Jerman Hamburg SV dan Vasas FC membekuk tim Republik Irlandia Shelbourne.
Advertisement
Vasas pun datang dengan percaya diri setelah mengunjungi kawasan tersebut di babak pertama. Mereka mencari di peta dan melihat Johnstone terletak dekat Bandara Glasgow. Manajemen klub langsung memesan akomodasi di sana dan juga menyewa bus untuk membawa rombongan ke penginapan.
Setelah mendarat dan melanjutkan perjalanan menggunakan roda empat, baru skuad Vasas diserang kecemasan. Pasalnya, mereka tidak kunjung tiba. Supir saat ditanya pun menjelaskan perjalanan masih membutuhkan waktu 45 menit lagi.
Pemain Vasas panik dan berpikir sudah jadi korban penculikan. Mereka berontak minta diturunkan.
Sang supir coba menenangkan dan menjelaskan St Johnstone berbasis di Perth, timur laut Glasgow. Namun, kontingen Vasas tidak lekas percaya. Baru ketika manajemen St Johnstone menjelaskan di hotel, pemain Vasas bisa bernapas lega.
Fans Salah Lokasi
Sebelum ini, Bola Ganjil menceritakan sejumlah cerita tersesatnya suporter sepak bola. Meski loyal, para pendukung memang tidak selalu pintar geografi. Ada saja cerita kesalahan mereka dalam hal navigasi.
Belgia dijadwalkan bertemu Wales pada kualifikasi Piala Eropa 2016. Sekelompok suporter Kevin De Bruyne dan kawan-kawan pun mengetik 'Wales' di lokasi tujuan menggunakan satelit.
Yang ada mereka tiba di desa bernama Wales dekat Rotherham, sekitar 320 kilometer dari Cardiff City Stadium, lokasi pertandingan digelar. Beruntung grup ini masih punya waktu untuk datang ke lokasi sebenarnya.
Ada lagi cerita tentang penggemar Honduras. Mereka terbang ke Kanada untuk mendukung tim nasional pada perjuangan menuju Piala Dunia 1986.
Pertandingan ini berlangsung di St John, ibu kota Provinsi Newfoundland. Namun, para suporter memesan tiket ke Saint John, kota dengan nama sama tapi ejaan berbeda, di New Brunswick.
Sempat mencoba pergi ke lokasi yang tepat tapi akhirnya gagal, beruntung mereka bertemu pemilik pub setempat. Dia mengatur tempat di kedai miliknya agar pendukung Honduras bisa menyaksikan laga melalui televisi.
Advertisement
Kesempatan Sekali Seumur Hidup
Ada juga kesalahan dari pendukung Bosnia-Herzegovina. Pada 2013, negara pecahan Yugoslavia itu di ambang sejarah lolos ke Piala Dunia untuk pertama kali.
Haris Tresnjo dan teman-temannya tidak ingin melewatkan momen sekali seumur hidup ini. Mereka pun memutuskan berangkat mendukung Edin Dzeko dan kawan-kawan pada laga pamungkas kualifikasi.
Entah linglung atau bagaimana, kelompok ini memutuskan pergi ke Latvia. Padahal Bosnia-Herzegovina sudah melakoni laga tandang kontra Latvia beberapa bulan sebelumnya.
"Seorang pemuda menjelaskan kami berada di negara yang salah. Laga ternyata berlangsung di Lithuania, bukan Latvia," kata Tresnjo, dilansir Guardian.
"Kami berkeliling sejenak di ibu kota untuk memastikan. Jelas saya akan ingat kebodohan ini di sisa hidup saya," sambungnya.
Ada akhir bahagia dari cerita ini. Tresnjo dan rekan-rekannya menemukan cafe yang menyiarkan langsung pertandingan. Bosnia-Herzegovina pun memetik hasil yang dibutuhkan, kemenangan 1-0, untuk tampil pada turnamen utama di Brasil.