Indonesia Ditawari Jadi Tuan Rumah Kejuaraan Internasional Kempo, Begini Jawaban Yasonna Laoly

Ketua Federasi Kempo Indonesia, Yasonna Laoly menanggapi tawaran Indonesia jadi tuan rumah kejuaraan iternasional Kempo. Yassonna mengatakan Indonesia baru siap pada 2025 nanti.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 06 Agu 2023, 12:29 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2023, 12:29 WIB
Yasonna Laoly, Kempo
Ketua Umum Federasi Kempo Indonesia Yasonna Laoly saat melantik 280 pegawai Kemenkumham jadi atlet Kempo (Liputan6.com/Pramitha Tristiawati)

Liputan6.com, Jakarta Federasi Kempo Indonesia (FKI) ditawarkan jadi tuan rumah penyelenggaraan kejuaraan Kempo tingkat dunia. Meski begitu, sang ketua umum, Yasonna H. Laoly mengatakan, pihaknya baru siap di tahun 2025.

"Indonesia telah ditawarkan untuk menjadi tuan rumah IKF, International Kempo Federation, dan saat ini sedang kita rundingkan, apakah nanti akan digelar tahun 2025 atau tidak," katanya di Kantor Imigrasi Bandara Soetta, Sabtu (5/8/2023).

Sebab, ada beberapa yang harus disiapkan. Sembari pada tahun ini dan tahun depan, FKI akan mempersiapkan kejuaraan nasional dan juga kejuaraan internasional di Turki.

"Selain persiapan soal tuan rumah, kita juga aktif untuk ikut mengirimkan atlet-atlet terbaik diajang perlombaan berskala internasional. Seperti tahun lalu, kita kirimkan para atlet ke Portugal, lalu tahun ini ke Turki," uja Yassona Laoly.

Yasonna menargetkan, capaian medali yang diperoleh para ksatria Kempo, mampu lebih baik dari pada tahun 2022.

"Kalau tahun lalu 32 medali, ya tahun ini bisa jadi lebih baik," katanya.

 


Pegawai Kemenkumham Jadi Atlet Kempo

Yasona Laoly
Menteri Hukum dan HAM, Yassona H Laoly (tengah) saat mengukuhkan 280 ksatria Kempo. Dia kini ingin terjun mengurus Kempo Indonesia (Pramitha Tristiawati/Liputan6.com)

Pada perkembangannya, atlet kempo juga disaring dari berbagai elemen, baik itu Pemerintah, TNI, bahkan jajaran KemenkumHAM. Yang mana, sebanyak 280 atlet dilantik masuk dalam FKI.

"Seperti saat ini, kita kukuhkan atau resmikan 280 atlet kempo di wilayah KemenkumHAM dari 16 graha diwilayah DKI Jakarta. Dan ini, bukan hanya Jakarta saja, tapinsaya harap semua jajaran KemenkumHAM bisa masuk dalam Kempo ini sebagai tameng kita dalam bertugas," ujarnya.


Alasan Yasonna Laoly Urus Kempo

[Bintang] Kempo
Olahraga bela diri dari Jepang, Kempo. foto: istimewa

 Menter Hukum dan HAM, Yasonna Laoly punya cerita mengapa sekarang terjun di Kempo Indonesia. Semua tiu disebutnya diawali karena pernah latihan Merpati Putih..

Hal tersebut, dia utarakan saat mengukuhkan 280 ksatria Kempo yang berada di 16 graha Kemenkumham DKI Jakarta, di Kantor Imigrasi Bandara Soekarno Hatta, Sabtu (5/8/2023).

"Kalau saya dulu latihan Merpati Putih, tapi tak berlangsung lama. Sekarang sudah merpati merah ini, Kempo," ujar Yasonna, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Federasi Kempo Indonesia (FKI), kepada awak media.

Lalu, dia mengaku, tertarik bergabung dengan Kempo karena cabang olahraga bela diri ini mampu membina generasi muda dalam mendisiplinkan diri. Kemudian, lanjutnya, dia melihat potensi Kempo untuk melahirkan atlet-atlet berkelas untuk membela negara di kancah internasional, juga besar.

"Sehingga saya jadi tertarik, kenapa tidak?!" Katanya.

Lalu, Kempo dirasa perlu juga dikuasai petugas-petugas Kemenkumham atau jajarannya. Terlebih petugas Lapas, Imigrasi yang bersinggungan langaung dengan WNA yang bermasalah, terkadang WNA tersebut melawan.

"Sebab, pernah terjadi bentrokan orang-orang asing dengan petugas di rumah Detensi, jadi perlu keterampilan beladiri. Tapi saya tegaskan, tidak untuk mendahului, mentang-mentang menguasai beladiri, tapi untuk disiplinkan diri," tegasnya.


Petugas Kemenkumham Jadi Atlet Nasional Kempo

Yasonna Laoly pimpin Federasi Olahraga Kempo Indonesia
Yasonna Laoly pimpin Federasi Olahraga Kempo Indonesia (Liputan6.com) 

Sehingga kedepannya, tidak menutup kemungkinan, para kesatria Kempo dari Kemenkumham, bisa bergabung menjadi atlet profesional yang bakal dikirim ke ajang kejuaraan nasional ataupun internasional. Namun tentu, dengan seleksi yang ketat dan adil.

"Jangan karena saya Menteri Kemenkumham, harus ada anak buah jadi atlet. Tidak boleh nepotisme, semua seleksi dilakukan secara adil," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya