Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau pada perdagangan Kamis (10/4/2025). Penguatan IHSG terjadi usai Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menunda penerapan tarif resiprokal selama 90 hari terhadap sejumlah negara.
Mengutip data RTI, IHSG ditutup melambung 4,79 persen ke posisi 6.254,02. Indeks LQ45 naik 5,64 persen ke posisi 707,11. Seluruh indeks saham acuan menghijau.
Baca Juga
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, penguatan IHSG didorong euforia penundaan tarif impor selama 90 hari oleh Amerika Serikat untuk sebagian negara kecuali China. "Meskipun eskalasi perang dagang China vs AS tetap berlangsung untuk balas membalas tarif. Penguatan ini juga dipengaruhi oleh penguatan nilai tukar Rupiah dan penguatan bursa global,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Advertisement
Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG kembali sentuh posisi 6.300. Tepatnya, IHSG menyentuh posisi 6.310,82. Selain itu, IHSG sentuh posisi terendah 6.188,67.
Penguatan IHSG ini juga didorong 553 saham yang melesat. Sedangkan 84 saham melemah dan 160 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.207.343 kali dengan volume perdagangan 22,7 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 15,6 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.794.
Seluruh sektor saham kompak melesat. Sektor saham basic melonjak 7,03 persen, dan catat penguatan terbesar. Disusul sektor saham consumer siklikal bertambah 6,11 persen dan sektor saham energi melambung 5,51 persen.
Selain itu, sektor saham industri menguat 3,03 persen, sektor saham consumer nonsiklikal menanjak 4,56 persen, sektor saham kesehatan bertambah 3,2 persen. Lalu sektor saham keuangan menanjak 3,39 persen, sektor saham properti naik 4 persen, sektor saham teknologi melesat 5,03 persen, sektor saham infrastruktur mendaki 5,19 persen dan sektor saham transportasi menguat 4,32 persen.
Gerak Saham
Pada perdagangan Kamis pekan ini, harga saham CUAN meroket 16,56 persen ke posisi Rp 5.525 per saham. Harga saham CUAN dibuka naik ke posisi Rp 5.325 per saham. Saham CUAN berada di level tertinggi Rp 5.775 dan level terendah Rp 5.100 per saham. Total frekuensi perdagangan 6.809 kali dengan volume perdagangan 127.521 saham. Nilai transaksi Rp 69,5 miliar.
Saham INDY meroket 12,15 persen ke posisi Rp 1.015 per saham. Harga saham INDY dibuka naik 60 poin ke posisi Rp 965 per saham. Saham INDY berada di level tertinggi Rp 1.050 dan level terendah Rp 935 per saham. Total frekuensi perdagangan 5.159 kali dengan volume perdagangan 306.752 saham. Nilai transaksi Rp 30,2 miliar.
Harga saham HRUM melambung 7,44 persen ke posisi Rp 650 per saham. Saham HRUM dibuka naik ke posisi Rp 625 per saham. Harga saham HRUM berada di level tertinggi Rp 670 dan level terendah Rp 620 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.954 kali dengan volume perdagangan 175.716 saham. Nilai transaksi Rp 12 miliar.
Sentimen IHSG
Mengutip Antara, dalam kajian tim riset Phintraco Sekuritas menyebutkan, penguatan IHSG didorong oleh sentimen positif dari keputusan Trump yang menunda kebijakan tarif resiprokal selama 90 hari, termasuk terhadap Indonesia.
‘Penguatan IHSG didukung oleh hampir seluruh indeks sektoral yang bergerak positif,” sebut Tim Riset Phintraco Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Kamis, dikutip dari Antara.
Selain sentimen kebijakan tarif Amerika Serikat (AS), pelaku pasar juga tengah menantikan rilis laporan keuangan kuartal I-2025 oleh perusahaan, yang apabila masih resilien maka berpotensi menjadi pendorong kenaikan indeks.
Selain itu, pelaku pasar juga menantikan realisasi pemangkasan suku bunga acuan oleh bank sentral, serta penguatan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS.
Pada Rabu, 9 April 2025, sore waktu AS, Trump telah mengumumkan penundaan selama 90 hari atas tarif resiprokal ke berbagai negara mitra dagang, namun tetap menaikkan bea masuk kepada China sebesar 125 persen.
Negara yang akan dikenakan tarif resiprokal lebih tinggi hanya dikenakan tarif dasar sebesar 10 persen. Trump mengatakan sudah ada lebih dari 75 negara yang siap bernegosiasi dengan AS.
Advertisement
Top Gainers-Losers
Saham-saham LQ45 yang masuk top gainers antara lain:
- Saham AKRA meroket 22,22 persen
- Saham MDKA meroket 17,31 persen
- Saham MAPI meroket 15,91 persen
- Saham MAPA meroket 15,38 persen
- Saham GOTO meroket 13,43 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
- Saham CSIS melemah 12,31 persen
- Saham SAFE melemah 10,17 persen
- Saham WINR melemah 10 persen
- Saham KBLV melemah 10 persen
- Saham YUPI melemah 9,94 persen
Saham-saham LQ45 yang aktif ditransaksikan berdasarkan nilai:
- Saham BMRI senilai Rp 2,8 triliun
- Saham BBRI senilai Rp 1,6 triliun
- Saham BBCA senilai Rp 1,2 triliun
- Saham BBNI senilai Rp 561 miliar
- Saham GOTO senilai Rp 349,8 miliar
Saham-saham LQ4 yang aktif ditransaksikan berdasarkan frekuensi:
- Saham BBRI tercatat 59.769 kali
- Saham BMRI tercatat 51.516 kali
- Saham BBCA tercatat 44.452 kali
- Saham ANTM tercatat 31.114 kali
- Saham GOTO tercatat 22.903 kali
Bursa Saham Asia Melonjak
Bursa saham Asia Pasifik melesat pada Kamis, 10 April 2025. Seiring aksi beli terbesar di wall street sejak 2008 setelah Presiden AS Donald Trump umumkan hentikan sementara tarif yang lebih tinggi selama 90 hari terhadap semua negara kecuali China.
Mengutip CNBC, indeks Jepang memimpin kenaikan. Indeks acuan Nikkei 225 ditutup naik 9,13 persen ke posisi 34.609. Indeks Topix bertambah 8,09 persen menjadi 2.539,40.
Indeks Kospi di Korea Selatan melesat 6,6 persen menjadi 2.445,06. Indeks Kosdaq menguat 5,97 persen menjadi 681,79.
Indeks S&P/ASX 200 Australia naik 4,54 persen menjadi 7.709,60.
Indeks CSI 300 di China naik 1,31 persen dan ditutup pada level 3.735,32, sementara Indeks Hang Seng di Hong Kong naik 2,06 persen dan ditutup pada level 20.681,78.
AS menaikkan bea masuk impor dari China menjadi 125% setelah Beijing mengumumkan rencana untuk membalas dengan mengenakan bea masuk sebesar 84% atas barang-barang Amerika.
Wenli Zheng dari T. Rowe Price mengatakan kenaikan bea masuk ekspor Tiongkok ke AS dari lebih dari 50% menjadi lebih dari 100% "secara efektif menghambat dan kemungkinan akan menyebabkan gangguan perdagangan yang substansial."
Namun, dampaknya terhadap ekonomi China secara keseluruhan tidak akan terlalu langsung, tulis Zheng, yang merupakan manajer portofolio China Evolution Equity Strategy.
“Untuk menilai dampak tarif terhadap ekonomi Tiongkok, pertimbangkan bahwa ekspor merupakan 18% dari PDB Tiongkok, dengan ekspor langsung ke AS mencapai 15% dari angka tersebut. Ini setara dengan sekitar 2,7% dari PDB Tiongkok, atau 3%-3,5% jika termasuk pengalihan perdagangan dan ekspor ulang barang setengah jadi,” ujar dia.
Mengacu pada MSCI China Index, Zheng mencatat perusahaan-perusahaan pada indeks tersebut memiliki “paparan pendapatan yang sangat rendah terhadap AS, yaitu sekitar 1%,”. Hal ini karenasebagian besar ekspor Tiongkok ditujukan kepada perusahaan multinasional atau Original Equipment Manufacturers Taiwan.
Namun, ia mencatat perusahaan-perusahaan Tiongkok mungkin masih menderita dampak sekunder dari ekonomi yang melemah.
Advertisement
