Liputan6.com, Jakarta - Promotor Liga Super Eropa bergerak cepat menyusul keputusan pengadilan. Mereka mengumumkan rencana untuk kompetisi yang diikuti 64 tim.
A22 Sports Management, yang berdiri pada akhir 2022 untuk mempromosikan Liga Super Eropa setelah peluncuran awal yang gagal pada April 2021, menyebut turnamen nantinya akan memiliki sistem promosi dan degradasi.Â
Pertandingan akan disiarkan langsung secara gratis di platform streaming baru bernama Unify. "Sepak bola adalah kebebasan. Bebas dari monopoli UEFA, bebas untuk mengejar ide terbaik tanpa takut sanksi," kata CEO A22 Bernd Reichart dikutip AFP.
Advertisement
Sebanyak 64 tim itu akan dibagi ke dalam tiga liga terpisah. Ada 16 klub di Liga Utama (Star League) yang dibagi menjadi dua grup masing-masing berisi delapan klub.
Tingkat kedua, yang dikenal sebagai Liga Gold, juga melibatkan 16 klub yang dibagi menjadi dua grup masing-masing berisi delapan tim. Sedangkan tingkat ketiga, Liga Blue, akan mencakup 32 klub dalam empat grup, yang masing-masing diisi delapan tim.
"Partisipasi akan didasarkan pada prestasi olahraga. Tidak akan ada anggota tetap, dan klub akan tetap berkomitmen pada liga domestik masing-masing," klaim Reichart.
Setiap klub peserta akan bermain 14 kali. Jumlah itu bisa lebih jika mereka lolos ke babak gugur. Namun, A22 Sports Management tidak memberikan rincian kapan kompetisi dimulai serta siapa saja yang berminat ambil bagian.
Â
Â
Pelaksanaan Liga Super Eropa
A22 juga menawarkan sekurangnya 400 juta euro dalam pembayaran solidaritas kepada klub-klub Eropa lainnya. Jumlah itu lebih dari dua kali lipat angka yang didistribusikan oleh UEFA saat ini.
Mereka menyatakan bahwa, untuk tahun pertama, klub akan dipilih berdasarkan sejumlah kriteria dan kinerja yang transparan.
Pertandingan bakal dimainkan pada pertengahan pekan, tepat di jadwal berlangsungnya Liga Champions dan kompetisi UEFA lainnya.
Advertisement
UEFA Dilarang Memblokade Liga Super Eropa
Promotor bergerak cepat setelah Pengadilan Eropa menyebut UEFA dan FIFA tidak berhak melarang atau menjatuhkan sanksi bagi klub yang berpartisipasi di Liga Super, Kamis (21/12/2023). Pengadilan meminta UEFA dan FIFA tak menyalahgunakan kekuasaan dengan memblokade berlangsungnya Liga Super Eropa.
"FIFA dan UEFA menyalahgunakan posisi dominan mereka. Selain itu, mengingat sifatnya yang sewenang-wenang, peraturan mengenai persetujuan, pengendalian, dan sanksi harus dianggap sebagai pembatasan yang tidak dapat dibenarkan terhadap kebebasan dan bertentangan dengan hukum Uni Eropa," bunyi pernyataan Pengadilan Eropa.
"Ini bukan berarti kompetisi seperti Liga Super harus disetujui. Pengadilan tidak memutuskan proyek ini layak berlangsung atau tidak," sambung mereka.