Begini Format Baru European Super League Usai Menang Gugatan atas UEFA dan FIFA

Liputan6.com, Jakarta- Liga Super Eropa atau European Super League memasuki babak baru pada 21 Desember 2023 setelah memenangi gugatan terhadap FIFA dan UEFA di European Court of Justice (ECJ). Format baru langsung dirilis penyelenggara ESL, A22 Sports, sesaat setelah keluarnya keputusan Pengadlan Eropa.

Seperti diketahui European Super League pertama kali diluncurkan pada April 2021 oleh 12 klub besar Eropa seperti Manchester City, Liverpool, Arsenal, Man United, Tottenham Hotspur, Chelsea, AC Milan, Juventus, Inter Milan, Atletico Madrid, Real Madrid dan Barcelona.

Namun ancaman dan tekanan dari UEFA serta FIFA membuat gagasan ESL layu sebelum berkembang. Beberapa klub terutama yang berasal dari Liga Inggris memilih mundur dari ESL.

Wacara menggelar ESL kembali mengemukan setelah Pengadilan Eropa menyatakan melarang klub untuk bergabung dengan liga yang memisahkan diri adalah “melanggar hukum.” UEFA dan FIFA disebut tidak bisa melakukan monopoli dalam sepak bola. Setiap klub diberi kebebasan menentukan kompetisi mana yang mereka ingin ikuti.

Keluarnya keputusan pengadila ini membuat A22 Sports makin percaya diri. Mereka langsung merilis format baru ESL. Nantinya ESL akan diikuti 64 tim dengan tigas kasta. Bakalan ada juga kompetisi ESL untuk tim wanita yang diikuti 32 klub dengan dua kasta.

Untuk kompetisi pria ESL nantinya akan ada tiga liga yakni Star (bintang), Gold (Emas) dan Blue (Biru). Untuk Star dan Gold masing-masing akan diikuti 16 klub yang masing-masing terbaik dalam dua grup.

Kemudian Liga Blue berisi 32 klub yang terbagi dalam empat grup. Tahap liga ini berlangsung sejak September sampai April. Setiap klub akan bertemu dua kali kandang dan tandang. Untuk babak perempat final pesertanya adalah empat klub teratas di masing-masing grup Star dan Gold ditambah dua teratas di tiap grup Blue.

ESL Baru juga akan menerapkan degradasi. Contohnya klub-klub terbawah di Star akan digantikan klub Gold. Di Blue, 20 klub yang dari 32 peserta akan digantikan klub-klub lain yang belum berpartisipasi di ESL tergantung pada performa di liga domestik.

Untuk pertandingannya, ESL meniru Liga Champions, akan berlangsung pada pertengahan pekan. Jelas ini menjadi ancaman nyata bagi nasib Liga Champions.

Apalagi ESL menjanjikan hadiah yang lebih besar. Seperti diketahui, ESL digagas karena keresahan klub-klub Eropa akan pendapatan yang merosot tajam akibat pandemi Covid-19.