Liputan6.com, Jakarta - Pelatih timnas asal Belanda Patrick Kluivert akhirnya tiba di Indonesia melalui Gate 1 Kedatangan Internasional, Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Sabtu (11/1/2025) malam.
Sekitar pukul 19.15 Wib, Patrick Kluivert bersama asisten pelatih Danny Landzaat dan rombongan PSSI, keluar di Gate 1 Kedatangan Internasional Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta. Patrick Kluivert tersebut sebelumnya menumpang KLM Royal Dutch Airlines, dengan nomor penerbangan KL 809.
Advertisement
Baca Juga
Dia pun disambut oleh puluhan suporter timnas Indonesia yang sudah menunggu sejak pukul 18.00 WIB. Patrick keluar dengan pengamanan penuh dari kepolisian dan juga petugas Avsec. Bahkan, beberapa wartawan yang meliput, mendapat perlakuan dorongan dari pengamanan ketat tersebut.
Advertisement
Patrick tak hentinya melempar senyum dan juga lambaian tangan saat keluar dari Terminal 3. Dia pun langsung bergegas menuju mobil yang sudah menunggu untuk menjemputnya.
"Indonesia, Indonesia!!!" teriak suporter yang tak putus menyambut kedatangan Patrick Kluivert.
Pesawat Patrick Kluivert Tertunda
Pesawat yang membawa Patrick Kluivert mengalami keterlambatan sebelum tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (11/1/2025) pukul 18.38. Kapal udara Boeing 787-9 Dreamliner yang ditunggangi pelatih timnas Indonesia itu sebenarnya dijadwalkan tiba 18.10 WIB setelah transit di Kuala Lumpur, Malaysia.
Menurut Flight Radar 24, pesawat tersebut sudah molor berangkat dari Kuala Lumpur. Jadwal semula 17.05 waktu setempat menjadi 17.58.
Kluivert sebelumnya meninggalkan Bandara Schiphol menuju Tanah Air menggunakan Maskapai KLM 809, Jumat (10/1/2025) pukul 20.30 waktu setempat atau Sabtu dini hari 02.30 WIB. PesawatÂ
Sebelumnya dia disambut tim tvOne yang menunggu. Selain berbincang, mantan striker timnas Belanda itu juga menandatangani jersey Garuda serta memeluk reporter Gego Sallatu yang menyapa. "Terima kasih," kata Patrick Kluivert berbahasa Indonesia usai memeluk.
Advertisement
Patrick Kluivert Bagian Tim Pelatih Timnas Indonesia
Ketua Umum PSSI Erick Thohir menepis kekhawatiran terhadap pemilihan Patrick Kluivert sebagai pelatih timnas Indonesia. Dia menyebut faktor pengalaman tidak jadi penentu.
Sepanjang kariernya, Kluivert hanya melatih timnas Curacao dan klub Turki Adana Demirspor pada level senior. Namun, Erick Thohir tidak melihat itu sebagai penghalang. Sebab, PSSI mencari sosok yang bisa mengendalikan ruang ganti.
Dia menyontohkan kiprah Zinedine Zidane bersama Real Madrid. Zidane juga tidak punya pengalaman sama sekali ketika pertama kali ditunjuk sebagai nakhoda Los Blancos pada 2016.
Meski begitu, dia bisa mempersembahkan tiga trofi Liga Champions, satu mahkota LaLiga, dua gelar Piala Super Eropa, dan dua titel Piala Dunia Antarklub pada periode pertama kekuasaannya di Estadio Santiago Bernabeu.
"Prioritas adalah Eropa, lalu Belanda. Saya sempat wawancara Spanyol, Italia, tapi nanti kulturnya beda lagi, itu (masalah) lagi. (Pelatih) harus menguasai kamar ganti," katanya.
"Ada yang debat track record Patrick. Lho, banyak pelatih yang belum terkenal bisa kuasai kamar ganti Zidane? Kan tidak ada track manajer, tiba-tiba oke. Ada di kantor bilang Real Madrid itu pelatihnya tidak taktikal, tapi bisa kuasai kamar ganti. Benar juga. Inilah dinamika," sambung Erick Thohir.
Demi membantu Kluivert dalam menyusun strategi, Erick Thohir menunjuk Alex Pastoor dan Denny Landzaat untuk membantu.