Marcello Lippi adalah sosok pelatih yang komplet. Adalah Lippi yang menasbihkan diri sebagai pelatih pertama yang mampu mengawinkan gelar Liga Champions Eropa (bersama Juventus di musim 1995-1996) dan gelar juara dunia (bersama Timnas Italia di Piala Dunia 2006 yang berlangsung di Jerman). Rekor yang kemudian disamai Vicente del Bosque, pelatih Timnas Spanyol saat ini.
Kini, pelatih yang mudah dikenal dengan rambut peraknya itu berada di ambang rekor baru lainnya, yaitu pelatih yang pertama kali sukses menyandingkan gelar Liga Champions Eropa dan Liga Champions Asia. Klub yang dilatih Lippi, Guangzhou Evergrande, bakal menjalani leg pertama babak final Liga Champions Asia menghadapi FC Seoul di Seoul World Cup Stadium, Seoul, Sabtu, 26 Oktober 2013 besok malam.
Dalam keterangannya kepada para jurnalis, Lippi menegaskan jika gelar Liga Champions Asia sama pentingnya dengan gelar Liga Champions Eropa. “Sangat penting artinya bisa memenangkan turnamen ini. Saya pernah merebut gelar Liga Champions, dan gelar kali ini juga sama levelnya (pentingnya),” tegas Lippi yang tercatat berhasil mengantarkan Guangzhou merebut gelar Liga Super China dua kali beruntun pada 2012 dan 2013.
Berbeda halnya dengan Eropa yang menerapkan format final dalam satu pertandingan, babak pamungkas Liga Champions Asia dilangsungkan dalam dua partai (leg), hal mana baru dialami Lippi sepanjang kariernya di dunia kepelatihan.
“Inilah kali pertama bagi saya menjalani babak final dalam dua pertandingan. Sesuatu yang tentunya berbeda,” ujar Lippi, 65 tahun, yang mengaku kecewa dengan fasilitas latihan yang diberikan pada timnya selama tinggal di Seoul. “Kali pertama pula sepanjang 30 tahun karier saya mengalami hal seperti ini,” imbuhnya.
Tim yang tampil sebagai kampiun Liga Champions Asia berhak bertanding di turnamen Piala Dunia Antarklub FIFA 2013 yang akan berlangsung di Maroko, medio Desember mendatang. Sesuai dengan format yang telah ditetapkan FIFA, Guangzhou atau Seoul langsung masuk babak perempat final dan akan berhadapan dengan juara Liga Champions Afrika.(*)
Kini, pelatih yang mudah dikenal dengan rambut peraknya itu berada di ambang rekor baru lainnya, yaitu pelatih yang pertama kali sukses menyandingkan gelar Liga Champions Eropa dan Liga Champions Asia. Klub yang dilatih Lippi, Guangzhou Evergrande, bakal menjalani leg pertama babak final Liga Champions Asia menghadapi FC Seoul di Seoul World Cup Stadium, Seoul, Sabtu, 26 Oktober 2013 besok malam.
Dalam keterangannya kepada para jurnalis, Lippi menegaskan jika gelar Liga Champions Asia sama pentingnya dengan gelar Liga Champions Eropa. “Sangat penting artinya bisa memenangkan turnamen ini. Saya pernah merebut gelar Liga Champions, dan gelar kali ini juga sama levelnya (pentingnya),” tegas Lippi yang tercatat berhasil mengantarkan Guangzhou merebut gelar Liga Super China dua kali beruntun pada 2012 dan 2013.
Berbeda halnya dengan Eropa yang menerapkan format final dalam satu pertandingan, babak pamungkas Liga Champions Asia dilangsungkan dalam dua partai (leg), hal mana baru dialami Lippi sepanjang kariernya di dunia kepelatihan.
“Inilah kali pertama bagi saya menjalani babak final dalam dua pertandingan. Sesuatu yang tentunya berbeda,” ujar Lippi, 65 tahun, yang mengaku kecewa dengan fasilitas latihan yang diberikan pada timnya selama tinggal di Seoul. “Kali pertama pula sepanjang 30 tahun karier saya mengalami hal seperti ini,” imbuhnya.
Tim yang tampil sebagai kampiun Liga Champions Asia berhak bertanding di turnamen Piala Dunia Antarklub FIFA 2013 yang akan berlangsung di Maroko, medio Desember mendatang. Sesuai dengan format yang telah ditetapkan FIFA, Guangzhou atau Seoul langsung masuk babak perempat final dan akan berhadapan dengan juara Liga Champions Afrika.(*)