Stoke Memang Lemah, Tapi MU Haram Lengah

MU wajib meraih poin penuh saat menjamu Stoke City. Stoke memang lawan yang lemah, tapi jika MU tidak boleh lengah.

oleh Liputan6 diperbarui 26 Okt 2013, 13:13 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2013, 13:13 WIB
man-united-vs-stoke-city-adin-131026a.jp

Manchester United bisa dikatakan tengah merangkak untuk kembali mendapatkan penampilan terbaiknya di Liga Premier musim ini. MU yang di musim sebelumnya tampil sebagai juara, di musim ini bermain jauh dari maksimal. MU memang terlihat perkasa di babak penyisihan Grup A Liga Champions musim ini, dengan menjadi pimpinan klasemen sementara dan belum pernah kalah setelah mengalahkan Real Sociedad.

Sialnya, penampilan MU yang kini diarsiteki David Moyes seolah melempem. Buktinya, MU telah membukukan tiga kekalahan dari delapan pertandingan yang telah mereka jalani. Yang mengejutkan adalah ketika MUberhadapan dengan Southampton di pekan kedelapan, MU yang telah unggul satu gol dan berpeluang meraih tiga poin akhirnya hanya bisa membukukan satu poin setelah Adam Lallana mencetak gol penyama kedudukan di menit 89. Kemenangan MU pun buyar.

Moyes pun harus belajar dari kesalahan melawan Southampton. Pada pertandingan yang dilangsungkan 19 Oktober silam itu, Moyes lebih mementingkan pertahanan ketika MU telah unggul. Inisiatif Moyes adalah untuk mempertahankan keunggulan. Namun sial, bermain terlalu bertahan membuat MU tertekan dan akhirnya gagal meraih poin penuh.

Kegagalan MU meraih poin penuh bisa dimanfaatkan Stoke City yang jadi lawan MU di pekan kesembilan, (26/10/2013). Stoke merupakan lawan yang lemah untuk MU. Buktinya, The Potters, julukan Stoke, tidak mampu meraih satu kemenangan pun ketika melawan MU. Kemenangan yang diraih Stoke berhasil mereka raih pada April 1976 lalu. Selain itu, dalam 11 pertandingan terakhir, Stoke hanya bisa meraih satu poin, tepatnya di ajang Boxing Day, 26 Desember 1984 silam.

Akan tetapi, The Red Devils, sebutan MU, tidak boleh lengah. Pasalnya, tidak menutup kemungkinan Stoke member kejutan. Manajer Stoke, Mark Hughes, bukanlah manajer sembarangan. Hughes tahu betul dengan permainan MU. Sebab, Manajer berusia 49 tahun itu pernah menjadi anak asuh Ferguson selama tujuh musim (1988-1995). MU memang berada di tangan Moyes, akan tetapi gaya permainan MU masih berbau Ferguson dengan mengandalkan serangan dari sektor sayap.

Selain itu, Hughes pun bisa mengeksploitasi lini tengah MU yang saat ini terlihat rapuh. Walau mendapat tambahan tenaga dengan datangnya Marouane Fellaini, MU tampak masih belum bisa mendapatkan yang terbaik dari Fellaini. Untungnya, ada Wayne Rooney yang di musim ini masih dalam performa terbaiknya. Bahkan Moyes seakan bergantung kepada Rooney. Ditambah dengan kembalinya Robin van Persie, maka wajar jika Stoke ketar ketir.

Di pihak tim lawan, Hughes akan memaksimalkan talenta yang dimiliki oleh penyerang asal Austria, Marko Arnautovic atau Peter Crouch. Bukan hanya lini depan yang penting untuk diperhatikan Hughes. Stoke bukan tidak mungkin akan mendapat tekanan dari MU, oleh karena itu hughes harus mewanti-wanti kiper mereka, Asmir Begovic.

Namun, melihat hasrat MU yang besar untuk bisa kembali mendapatkan performa terbaiknya dan membukukan tiga poin di kandang sendiri, bukan tidak mungkin semakin memperberat Stoke saat bertandang ke Old Trafford. Melihat hasil pertemuan kedua tim dan motivasi yang besar dari MU, maka bukan tidak mungkin Stoke gagal mencuri satu poin di stadion berjuluk Theatre of Dreams itu. MU menang dengan skor 2-0 bukanlah hasil yang mustahil, bukan?(Gan)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya