Cek Fakta: Bukti-Bukti Skandal Harley yang Hempaskan Bos Garuda

Pemberhentian Ari Askhara sebagai bos Garuda Indonesia dipicu skandal Harley Davidson yang mencoreng muka maskapai pelat merah itu. Berikut asal-usulnya.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 09 Des 2019, 16:30 WIB
Diterbitkan 09 Des 2019, 16:30 WIB
Ilustrasi Pesawat Terbang
Pesawat Terbang Garuda Indonesia (Liputan6.com/Fahrizal Lubis)

Liputan6.com, Jakarta - I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara dicopot dari jabatan Dirut Garuda Indonesia. Dia diberhentikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir.

Alasan pemberhentian Ari Askhara sebagai bos Garuda Indonesia gara-gara skandal yang mencoreng muka maskapai pelat merah itu.

Ia tertangkap tangan menyelundupkan motor bekas Harley yang sudah dimutilasi dan dua sepeda lipat Brompton dengan harga masing-masing kisaran Rp 52 juta pada Minggu, 17 November 2019 lalu.

Barang-barang tersebut ditempatkan di lambung Airbus A330-900 dan nomor penerbangan GA9271 yang baru saja dibeli Garuda.

Rupanya, pemberhentian sang bos Garuda itu mendapat dukungan dari Ikatan Keluarga Garuda Indonesia (IKAGI). Ketua Umum IKAGI Zaenal Muttaqin bahkan membeberkan kebijakan-kebijakan sang mantan bos selama memimpin.

Salah satunya adalah Askhara pernah mengubah rute perjalanan Jakarta-Amsterdam menjadi Jakarta-Denpasar-Medan dan Amsterdam. Perubahan rute ini membuat awak kapal bekerja lebih lama dari jadwal penerbangan seharusnya.

Berikut bukti-bukti kasus yang menjerat Ari Askhara hingga membuat dirinya kehilangan jabatannya sebagai Bos Garuda Indonesia, yang dihimpun Liputan6.com:

 

*Catatan: Data dalam artikel ini akan terus diperbarui, dengan menambahkan bukti-bukti baru hingga kasus dinyatakan selesai. Bagi pembaca yang memiliki bukti-bukti tersebut bisa membagikan foto, video, dokumen ke email cekfakta.liputan6@kly.id.

Kronologi Kejadian

Onderdil Harley Davidson dan Brompton
Petugas Bea Cukai menyiapkan barang bukti pada konferensi pers terkait penyelundupan motor Harlery Davidson dan sepeda Brompton menggunakan pesawat baru milik Garuda Indonesia di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (5/12/2019). (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Pesawat Garuda Indonesia yang menyelundupkan Harley Davidson dalam kondisi termutilasi dan sepeda Brompton bertolak dari Toulouse, Prancis pada Sabtu, 16 November 2019 dan tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, pada Minggu siang, 17 November 2019.

Infografis Skandal Harley & Brompton Selundupan di Garuda (Liputan6.com/Triyasni)

Ada 22 orang yang terdaftar dalam manifest, termasuk sang Dirut Ari Askhara dan istrinya. 

 Salah satu pilot Garuda yang membawa Harley Davidson dalam penerbangan itu bernama Satrio Dewandoro.

Belakangan diketahui, nama tersebut terkonfirmasi merupakan suami pedangdut Iis Dahlia.

Kata Iis Dahlia, sang suami merupakan pilot Garuda yang berisi Harlvey Davidson dan juga sepeda Brompton. 

Unggahan Iis Dahlia mengakui suaminya yang menjadi pilot Garuda Indonesia pembawa onderdil Harley dan sepeda Brompton selundupan. (Instagram @isdadahlia)

"Banyak media yang bertanya kepada saya perihal apakah betul suami saya yang membawa pesawat (Garuda Indonesia) yang dari Toulouse ke Jakarta. Jawabannya ya," kata Iis dari Instagram Stories.

Investigasi pihak Kementerian Keuangan menemukan, staf Garuda yang namanya ada dalam manifest, berinisial SAW/SAS mengaku sebagai pemesan onderdil Harley Davidson ilegal. Traksaksi konon dilakukan lewat situs jual beli e-Bay, di mana banyak motor merek itu yang ditawarkan. Sebagian besar bekas. 

 

Cek Fakta: Skandal Harley yang Hempaskan Bos Garuda (eBay)

 

Penyelidikan Kementerian Keuangan atau Kemenkeu mengungkap, SAW punya utang Rp 300 juta untuk renovasi rumah dan menunggang motor gede (moge) bukan hobinya.

Sementara, nama LS  tertera dalam claimtag 3 koli yang berisi 2 unit sepeda Brompton kondisi baru beserta aksesoris sepeda.

Pendaratan pesawat tersebut dilakukan di hanggar PT GMF sesuai permohonan izin yang disampaikan pihak Garuda Indonesia kepada Bea Cukai Soekarno Hatta.

Pendaratan di hanggar PT GMF dilakukan khusus untuk keperluan seremoni dikarenakan pesawat tersebut bertipe baru dan belum pernah dimiliki/dioperasikan oleh Garuda Indonesia sebelumnya.

Dalam permohonan izin yang disampaikan, Garuda Indonesia juga meminta kepada Bea Cukai untuk melakukan proses kegiatan pemeriksaan kepabeanan pada saat pesawat tiba.

Hasil pemeriksaan Bea Cukai terhadap pesawat tersebut, pada bagian kabin cockpit dan penumpang pesawat tidak diketemukan pelanggaran kepabeanan dan tidak ditemukan barang kargo lain (sesuai dokumen cargo manifest: nil cargo).

Cargo Manifest Garuda Indonesia yang selundupkan Harley milik mantan Bos Ari Askhara.

 

"Namun pemeriksaan pada lambung pesawat (tempat bagasi penumpang) ditemukan beberapa koper bagasi penumpang dan 18 koli yang keseluruhannya memiliki claimtag sebagai bagasi penumpang," jelas Menkeu Sri Mulyani. 

Terhadap bagasi penumpang berupa koper telah dilakukan pemeriksaan dan ditemukan barang-barang keperluan pribadi penumpang sedangkan pemeriksaan terhadap 18 koli tersebut ditemukan 15 koli berisi sparepart motor Harley Davidson bekas dengan kondisi terurai, dan 3 koli berisi 2 unit sepeda Brompton kondisi baru beserta aksesoris sepeda.

Vice President Garuda Indonesia Ikhsan Rosan sebelumnya mengklaim barang itu sudah dilaporkan dengan sistem self declare.

Berdasarkan laporan hasil investigasi Kepabeanan, Askhara menginstruksikan bawahannya untuk memesan motor gede bertipe Shovelhead sejak setahun lalu.

Seperti dikutip dari artikel berjudul ShovelHead – The Most Popular 'Old School' Harley Engine yang dimuat situs hdhistory.com, Shovelhead adalah mesin lawas Harley Davidson yang paling populer.

Pemesanan itu didahului dengan komitmen pembayaran awal. Skema pembayaran ini dilakukan melalui transfer dari Askhara ke nomor rekening Finance Manager Garuda Indonesia di Amsterdam yang berinisial EJ.

Untuk memuluskan proses pemesanan itu, Askhara dilaporkan meminta bantuan seseorang berinisial IJ. IJ diduga merupakan petinggi Garuda Indonesia yang namanya ada dalam manifes penumpang pesawat pengangkut kargo gelap GA9721 A300-900 Neo yang terbang perdana dari Prancis menuju Jakarta. IJ membantu proses pengiriman barang dari luar negeri hingga tiba di Jakarta.

 

 

Rekam Jejak Ari Askhara

Ari Askhara. (Foto: Humas Pelindo III)
Ari Askhara. (Foto: Humas Pelindo III)

Dirut Garuda Indonesia yang dipecat, Ari Askhara berhasil menyelesaikan pendidikan Sarjana (S1) nya di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.

Dia kemudian melanjutkan pendidikan Pascasarjana (S2) Administrasi Bisnis, Jurusan International Finance di Universitas Indonesia.

Perjalanan karier Ari Askhara dimulai di industri perbankan pada 1994. Saat itu dia bergabung bersama Bank Ekspor Impor Indonesia (Eksim) yang kini telah berganti nama menjadi Bank Mandiri.

Selama 11 tahun berkarir hingga tahun 2005, dirinya pernah menduduki posisi sebagai AVP atau Assistant Vice President di perusahaan perbankan milik negara tersebut.

Di antara 2005 hingga 2014, pria kelahiran 1971 ini berpindah ke perusahaan multinasional, di antaranya bergabung di Deutsche Bank (Vice President), Barclays Investment Bank (Director), PetroSand Indonesia (Finance Director) dan ANZ Bank (Head of Natural Resources Indonesia).

Karier Ari Askhara di perusahaan pelat merah terbilang cemerlang. Dia menduduki posisi sebagai Direktur Keuangan Pelindo III pada Mei 2014.

Pada tahun 2016 ia juga pernah ditunjuk sebagai menjadi Direktur Human Capital dan Pengembangan Sistem PT Wijaya Karya.

Pada 4 Mei 2017 ia diangkat oleh Menteri BUMN Rini Soemarno sebagai Direktur Utama PT Pelindo III. Pelindo III adalah perusahaan yang mengelola dan membawahi 43 pelabuhan umum di 7 wilayah provinsi Indonesia.

Ari Askhara kemudian ditunjuk menjadi Direktur Utama Garuda Indonesia menggantikan Pahala N. Mansury. Penunjukkan ini berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 12 September 2018.

Di Garuda Indonesia, Ari bukanlah orang baru. Sebelum ditunjuk menjadi Dirut Garuda, dia pernah menduduki jabatan Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko di maskapai nasional tersebut pada Desember 2014 hingga April 2016.

 

Perdamaian Garuda Indonesia dan Youtuber Rius Vernandes
Dirut Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra menunjukkan surat perjanjian perdamaian Garuda Indonesia dengan youtuber Rius Vernandes, Jakarta, Jumat (19/7/2019). Garuda Indonesia dan Rius Vernandes menandatangani perjanjian perdamaian. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Berdasarkan laman laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) www.elhkpn.kpk.go.id yang diakses Liputan6.com, Ari Askhara yang diduga selundupkan Harley Davidson memiliki harta senilai Rp 37,5 miliar.

Harta milik I Gusti Ngurah Askhara atau Ari Askhara, sang mantan Dirut Garuda Indonesia. (www.elhkpn.kpk.go.id)

Harta Ari Askhara terdiri dari harta bergerak dan tidak bergerak. Untuk harta tidak bergerak, Ari Askhara tercatat memiliki 8 bidang tanah dan bangunan yang tersebar di daerah Bogor, Bekasi, Buleleng, Denpasar, Gianyar, dan Jakarta Timur dengan nilai Rp 23.275.000.000.

Untuk harta bergerak, Ari Askhara tercatat memiliki mobil Mitsubishi Pajero Sport Jeep, Mazda 6, dan Lexus dengan nilai total Rp 1.370.000.000. Harta bergerak lainnya yang dia laporkan senilai Rp 95 juta.

Ari Askhara tak tercatat memiliki surat berharga, namun dia memiliki kas atau setara kas lainnya senilai Rp 10.441.339.665. Harta lainnya yang dia miliki tercatat senilai Rp 2.380.000.000.

Ari Askhara tak tercatat memiliki utang. Jadi total harta kekayaan miliknya sebesar Rp 37.561.339.665. Harta tersebut berdasarkan laporan pada 28 Maret 2019 untuk periode 2018.

Tidak ada Harley Davidson dalam LHKPN yang dilaporkan Ari Askhara 

Buat Kebijakan Kontroversi

Perdamaian Garuda Indonesia dan Youtuber Rius Vernandes
Dirut Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra (kanan) memberi keterangan terkait kisruh Garuda Indonesia dengan youtuber Rius Vernandes, Jakarta, Jumat (19/7/2019). Serikat Karyawan Garuda Indonesia (Sekarga) resmi mencabut laporan polisi atas Rius Vernandes. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

lkatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI) mendukung langkah Menteri BUMN Erick Thohir yang mencopot Dirut Garuda Indonesia, l Gusti Ngurah Askhara Danadiputra.

Pria yang akrab disapa Ari Askhara dicopot dari jabatannya karena tersandung kasus penyelundupan Harley Davidson di pesawat Garuda.

"Selama ini kinerja Ari Askhara di Garuda selalu kontroversi," kata Ketua Umum IKAGI Zaenal Muttaqin di Jakarta, Jumat, 6 Desember 2019.

Menurut Zaenal, Askhara pernah mengubah rute perjalanan Jakarta-Amsterdam menjadi Jakarta-Denpasar-Medan dan Amsterdam. Perubahan rute ini membuat awak kapal bekerja lebih lama dari jadwal penerbangan seharusnya.

"Perjalanan ini jadi sangat panjang sekali dan itu merugikan kami sebagai awak kapal," ucapnya.

Panjangnya rute ini membuat awak kabin kelelahan. Masa istirahat pun tetap sama yakni 12 jam. Rentang waktu ini pun sudah termasuk perjalanan transportasi dari bandara menuju tempat istirahat.

Selain itu, kasus Askhara lainnya adalah pemalsuan laporan keuangan tahun 2018 yang rugi menjadi untung. Lalu ada pula suguhan live music akustik di pesawat.

Zaenal membeberkan, Ari Askhara berlaku tidak adil pada karyawan dan awak kabin yang tergabung dengan serikat kerja IKAGI.

Di antaranya menghentikan iuran anggota, mempersulit terjadinya Perjanjian Kerja Bersama (PKB), dan melarang terbang (grounded) para pengurus serikat pekerja.

Selain itu, Askhara juga melakukan PHK tanpa dasar jelas beberapa awak kabin dan bahkan membentuk serikat pekerja tandingan untuk membela kepentingannya.

Tak hanya itu, banyak awak kabin pengurus serikat kerja dilarang terbang semenjak Ari Ashkara menjabat. Padahal, jam terbang ini menentukan jumlah penghasilan awak kabin.

Zaenal juga menuturkan, gaji awak kabin terbagi menjadi dua jenis. Upah dari gaji pokok dan upah sesuai jam terbang. Bila dilarang terbang, awak kabin tidak mendapatkan upah jam terbang.

"Kalau tidak diterbangkan tidak dapat gaji itu," ucap Zaenal.

Hal tersebut yang telah dialaminya selama empat bulan terakhir. Zaenal mengaku dilarang terbang dengan alasan yang tak jelas.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengatakan, industri pariwisata menyambut gembira pencopotan Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara atas kasus penyelundupan.

Menurut Hariyadi, selama ini Askhara menjadi salah satu penyebab harga tiket pesawat tak kunjung turun.

"Ini terus terang saya dengan adanya pergantian dirut Garuda ini, saya sebagai Ketua PHRI dari Sektor pariwisata gembira banget. Kita yang komplain paling berat karena dia penyebabny', karena dia menciptakan palkan kartel, dia mendikte pasar," ujar Hariyadi di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta.

Saat menjadi pejabat Garuda Indonesia, dia menduga, ada tekanan perusahaan pelat merah tersebut terhadap agen penjualan tiket online seperti Traveloka.

"Sampai Traveloka dipencet sama dia (Dirut Garuda), segala macam, tidak fair lah," jelasnya.

Belum ada tanggapan resmi dari Ari Askhara. Namun, beredar video di mana ia menyatakan tak akan mundur dari jabatannya.

Rekaman berdurasi 45 detik memperlihatkan Ari Askhara sedang menjadi pembicara yang bertuliskan Sharing Session Manajemen-Serikat Pekerja GA.

Ari Askhara mengaku mendengar bahwa dirinya bakal mengundurkan diri pada 15 Desember 2019. Ia menegaskan, tidak akan mengundurkan diri kecuali dibehentikan.

"Oh ya satu lagi tadi saya mendapatkan gosip katanya saya mengundurkan diri tanggal 15 Desember. Saya nyatakan di sini kalau saya ngga akan mundur. Kalau misalnya tidak diganti,” kata Ari Askhara seperti yang dilihat Liputan6.com dari akun tersebut pada, Minggu (8/12/2019)

 

Update Informasi

7 Desember 2019: Direksi Garuda Dicopot

Menteri BUMN Erick Tohir pun memutuskan untuk mencopot seluruh direksi Garuda Indonesia

Hal itu disampaikan oleh Komisaris Utama (Komut) Sahala Lumban Gaol usai melakukan rapat di Kementerian BUMN.

"Pada hari ini tanggal 7 Desember telah dilaksanakan pertemuan dengan Menteri BUMN dengan Dewan Komisaris PT Garuda Indonesia. Dan menyepakati hal sebagai berikut, pertama akan memberhentikan sementara waktu semua anggota direksi yang terindikasi terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam kasus dugaan penyelundupan Harley dan Brompton dalam penerbangan seri flight GA 9721 tipe Airbus A330-900 Neo yang datang dari pabrik Airbus di Prancis pada tanggal 17 November 2019 di Soekarno Hatta, Cengkareng sesuai dengan ketentuan yang berlaku," kata Sahala, di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Sabtu (7/12).

Namun saat ini, pemberhentian tersebut hanya bersifat sementara hingga Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan dilaksanakan 45 hari terhitung dari Senin, 9 Desember 2019 mendatang.

Selengkapnya, baca di tautan ini.

 

9 Desember 2019: DPR Minta Garuda Diaudit

DPR meminta pemerintah untuk melakukan audit secara menyeluruh PT Garuda Indonesia (Persero).

‎Anggota Komisi VI DPR Marwan Jafar mengatakan, terkuaknya penyelundupan Harley dan Brompton harus menjadi momen Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melakukan pembenahan terhadap Garuda Indonesia, baik di sisi operasional maupun kinerja keuangan.

Selengkapnya, baca di tautan ini.

 

11 Desember 2019: Petinggi Garuda Laporkan Akun Twitter

Terkuak informasi bahwa Vice President Cabin Crew PT Garuda Indonesia Roni Eka Mirsa melaporkan akun media sosial @digeeembok ke polisi pada 6 Desember 2019. Akun tersebut dilaporkan ke polisi lantaran menuding Roni Eka sebagai germo.

Selengkapnya, baca di tautan ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya