Cek Fakta: Benarkah Muncul Virus Baru yang Lebih Mematikan dari Corona di Afrika?

Beredar kabar kemunculan virus baru lebih berbahaya dari virus corona di Afrika. Benarkah?

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 18 Mei 2020, 14:49 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2020, 14:48 WIB
Gambar Tangkapan Layar Berita Tentang Temuan Virus Baru di Afrika
Gambar Tangkapan Layar Berita Tentang Temuan Virus Baru di Afrika

Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang kemunculan virus baru di Afrika yang lebih mematikan dari virus corona beredar di media sosial. Kabar ini disebarkan situs ramadhan-sehat2.blogspot.com dengan judul artikel "Belum Habis Corona, Muncul Virus Baru di Afrika Lebih Mematikan, 48 Jam Terinfeksi Lalu Tewas".

Dalam artikel tersebut juga terdapat foto sejumlah petugas yang tengah mengevakuasi jenazah. Ketiga petugas medis tersebut tampak menggunakan hazmat.

Berikut isinya:

Belum reda momok ketakutan terhadap virus corona kini konon muncul lagi jenis virus baru yang jauh lebih mematikan.

Kalau virus corona butuh 14 hari untuk membunuh korban yang terinfeksi, jenis virus baru ini cukup 48 jam atau 2 hari untuk mencabut nyawa penderitanya.

Seperti dikutip dari The Guardian, pada Selasa (11/2/2020), virus mematikan itu muncul di Nigeria Afrika.

Saat ini penyakit itu masih dianggap misterius dan belum diketahui asal usulnya.Kemunculan penyakit itu adalah di wilayah Negara Bagian Bunue, dan hingga kini korban yang terkena penyakit ini dalam jumlah yang mengkhawatirkan.

Menurut beberapa sumber menyebut sudah ada 15 orang meninggal dunia akibat penyakit misterius ini.

Penyakit ini hanya butuh waktu sebelum 48 jam untuk membunuh penderitanya. Kemudian 100 orang juga dilaporkan terinfeksi dengan penyakit ini.

Konon katanya penyakit ini memiliki mobilitas yang lebih mematikan dari pada virus corona dilihat dari bagaimana penyakit ini membunuh penderitanya.

Virus ini hanya butuh waktu setidaknya kurang dari 48 jam atau dua hari setelah terinfeksi untuk membunuhpenderitanya.

Hal itu diungkapkan oleh perwakilan dari distrik di Negara Bagian Benue.Dibandingkan dengan virus corona, penyakit itu butuh waktu selama 14 hari pada masa inkubasi.Jadi setidaknya diperlukan waktu lebih dari dua minggu sejak seseorang tersebut dinyatakan terkena virus corona.

Menurut menteri kesehatan Nigeria Osague Enharie mengatakan penyakit itu bukanlah Ebola atau Lassa yang memang terkenal menyebar di Afrika.

Namun, penyakit ini juga bukan diidentifikasi sebagai virus corona karena gejala yang muncul berbeda.

Gejala yang ditunjukkan penyakit ini adalah muntah, radang dan diare.Berbeda dengan virus corona yang ditandai dengan demam dan flu sebelum akhirnya dinyatakan terinfeksi virus corona.

Osague mengumumkan pada Pusat Pengendalian Penyakit Nigeria (NCDC) tentang situasi penyakit ini.

Operasi tanggap darurat telah dilaksanakan di daerah yang terkena penyakit tersebut. Namun, penyakit ini juga belum diketahui asal muasalnya dari mana.

Hanya saja ada dugaan bahwa penyebab utama penyakit ini adalah berasal dari bahan kimia, namun sampai saat ini masih menyisakan misteri.

Sayangnya penyakit misterius ini sedikit terendus karena kalah heboh dari virus corona yang sudah menjadi pandemi internasional.

Pemerintah setempat kini melakukan antisipasi dengan memberi tahu warga Nigeria siapa saja yang menemukan gejala seperti penyakit ini diminta segera menghubungi agen kesehatan.

Benarkah klaim tersebut? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com berikut ini: 

Penelusuran Fakta

Gambar Tangkapan Layar Penelusuran dengan Google Reverse Image
Gambar Tangkapan Layar Penelusuran dengan Google Reverse Image

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar tentang kemunculan virus baru di Afrika yang lebih mematikan dari virus corona.

Penelusuran dilakukan dengan mengunggah gambar yang dimuat situs ramadhan-sehat2.blogspot.com ke situs pencari Google Reverse Image.

Hasilnya terdapat beberapa artikel yang juga mengunggah gambar tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul "Ebola outbreak: West Africa death toll nears 7,000" yang dimuat situs bbc.com pada 29 November 2014 lalu. Foto tersebut merupakan peristiwa evakuasi korban virus Ebola di Afrika pada 2014 lalu.

Gambar Tangkapan Layar Foto dari Situs bbc.com

Penelusuran selanjutnya dilakukan menggunakan situs pencari Google Search dengan memasukkan kata kunci "virus baru di afrika". Hasilnya terdapat beberapa artikel yang menjelaskan mengenai virus baru yang muncul di Afrika.

Satu di antaranya artikel berjudul "Bukan COVID-2019, Ada Virus Baru Tewaskan 15 Orang Nigeria" yang dimuat situs cnbcindonesia.com pada 15 Februari 2020 lalu.

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupanya penyakit COVID-19 atau virus corona bukan satu-satunya penyakit yang hadir dalam beberapa waktu terakhir. Sebuah wabah penyakit misterius dikabarkan menyerang Nigeria. Pemerintah mengumumkan ratusan orang sudah terinfeksi.

Sebagaimana dilaporkan The Independent, virus ini awalnya terdeteksi di Beneu, sebelah tenggara ibu kota Abuja sejak Januari lalu. Mereka yang tertular bahkan bisa meninggal hanya dalam waktu 48 jam setelah terinfeksi.

Hingga kini, sebanyak 15 orang meninggal dalam waktu kurang dari seminggu. Wabah penyakit ini disebut pemerintah sebagai "epidemi aneh", dimana penderitanya akan mengalami muntah, bengkak, dan diare.

"Saat viral 3 Februari lalu, jumlah penderita meningkat menjadi 104 orang," kata Senator Nigeria Abba Moro, dalam sebuah surat kabar Daily Post, menambahkan korban wabah ini bisa meninggal dalam waktu 48 jam setelah tertular, dan mendesak adanya bantuan ahli untuk mencari tahu soal penyakit ini.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Nigeria Osagie Ehanire meyakini penyakit tersebut bukan berasal dari virus Ebola atau Lassa. Keduanya merupakan virus yang berpotensi fatal yang menyebar di Afrika Barat.

Ia pun meyakini, virus ini bukan corona yang kini mewabah di China. Corona sendiri berpusat di Wuhan, Provinsi Hubei, China, dan telah menewaskan 1000 orang lebih.

Menurutnya Pusat Kontrol Penyakit di Nigeria (NDCD) tengah menginvestigasi soal ini. Pemerintah, menurut BBC, mencurigai bahan kimia yang digunakan untuk menangkap ikan, mungkin bertanggung jawab pada penyakit ini.

Kesimpulan

Kemunculan virus baru di Afrika ternyata benar. Virus ini awalnya terdeteksi di Beneu, sebelah tenggara ibu kota Abuja, Nigeria. Pusat Kontrol Penyakit di Nigeria (NDCD) tengah menginvestigasi temuan virus ini. Namun, belum terbukti apakah tingkat kematian yang diakibatkannya lebih tinggi dari COVID-19.

Namun, foto yang digunakan dalam artikel "Belum Habis Corona, Muncul Virus Baru di Afrika Lebih Mematikan, 48 Jam Terinfeksi Lalu Tewas" bukan menggambarkan peristiwa kemunculan virus baru tersebut. Foto tersebut adalah peristiwa evakuasi korban virus Ebola pada 2014 silam.

banner cek fakta (Sebagian Salah)
banner cek fakta

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya