Cek Fakta: Salah, Kode CVD Bukan Diagnosis Positif COVID-19

Beredar klaim bahwa kode CVD adalah diagnosis untuk pasien positif COVID-19. Benarkah?

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 18 Jun 2020, 11:19 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2020, 21:14 WIB
Gambar Tangkapan Layar Kabar Hoaks Tentang Virus Corona
Gambar Tangkapan Layar Kabar Hoaks Tentang Virus Corona

Liputan6.com, Jakarta - Klaim tentang kode CVD sebagai diagnosis pasien positif virus Corona COVID-19 beredar di media sosial. Klaim ini disebarkan akun Facebook Nanda Faturachman pada 5 Juni 2020.

Akun Facebook Nanda Faturachman mengunggah foto rekam medis seorang pasien. Dalam gambar tersebut terdapat kolom diagnosa utama, yakni CVD. Akun Facebook Nanda Faturachman kemudian mengkaitkan CVD ini dengan diagnosis positif COVID-19.

"Kebusukan RSBokap gw sakitnya apa di diagnosa nya covid

Intinya yg meninggal di RS langsung di vonis covidAngka kematian covid yg meningkat mungkin bukan karena covid melaikan data asal dari RS," tulis akun Facebook Nanda Faturachman.

Konten yang disebarkan akun Facebook Nanda Faturachman telah 402 kali dibagikan dan mendapat 723 komentar warganet.

 

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim tentang kode CVD sebagai diagnosis pasien positif virus Corona COVID-19. Penelusuran dilakukan dengan menghubungi dokter Spesialis Paru dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, dr Erlang Samoedro.

Dokter Erlang mengungkapkan bahwa kode CVD bukan diagnosis untuk pasien positif virus Corona COVID-19.

"Bukan. CVD itu cerebrovascular disease atau yang sering disebut stroke," ungkap dr Erlang kepada Liputan6.com, Selasa (16/6/2020).

Dikutip dari situs Liputan6.com, cerebrovascular disease (CVD) atau stroke terjadi karena suplai darah ke otak terhambat. Penyakit stroke lebih berisiko pada orang yang telah lanjut usia. Namun, penyakit stroke bisa menghampiri siapa pun di segala usia. Terlebih bagi mereka dengan riwayat keluarga yang memiliki hipertensi dan stroke juga berisiko tinggi.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) melaporkan bahwa stroke menjadi penyebab kematian 140.000 orang Amerika setiap tahunnya. Bukan penyakit yang bisa dianggap sepele, maka penting untuk melakukan gaya hidup sehat untuk mencegah munculnya penyakit stroke.

 

Kode untuk pasien COVID-19

Kode terkait pasien COVID-19 telah diumumkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Tidak ada kode CVD dalam daftar tersebut. 

Kode untuk COVID-19 (WHO)

 

 

Kesimpulan

Klaim tentang kode CVD sebagai diagnosa pasien positif virus corona COVID-19 ternyata tidak benar. Kode CVD bukan diagnosis untuk pasien COVID-19.

CVD adalah singkatan cerebrovascular disease atau yang biasa disebut stroke. Penyakit ini terjadi karena suplai darah ke otak terhambat.

Banner Cek Fakta: Salah
Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya