Liputan6.com, Jakarta - Beredar di aplikasi percakapan Whatsapp terkait pangkalan militer China yang disebut berada di dekat wilayah Indonesia tepatnya di Laut Natuna. Kabar ini sempat ramai dibicarakan sejak tahun lalu namun kembali viral belakangan ini.
Selain di Whatsapp, kabar ini juga tersebar melalui media sosial, Twitter. Salah satunya yang diunggah @HmeEi7_IND pada 6 Mei 2019.
Advertisement
Baca Juga
Postingan itu telah mendapat lebih dari 1200 retweets dan lebih dari 1300 likes. Postingan itu disertai dengan narasi,
Advertisement
"Waduh Brooo!! Google Earth RILIS Gambar Pangkalan Militer China Dilaut Natuna! TERNYATA ADA HAL BESAR YANG PENGUASA TUTUPI DARI RAKYAT = POTENSI TERBESAR DALAM MEMAKSAKAN KEHENDAK UNTUK TETAP BERKUASA, TERKESAN ADA YANG INGIN MEREKA SELESAIKAN"
Sementara di Whatsapp narasi yang disampaikan sebagai berikut:
"Akhirnya KETAHUAN Kenapa CHINA Dukung Penuh Jokowi !”
Google Earth RILIS Gambar Proyek Pembangunan Pangkalan Militer China Dilaut Natuna, Tidak Jauh Dari Pulau Batam-Riau dan Tidak Jauh Dari Pontianak !
TERNYATA ADA HAL BESAR YANG DITUTUP-TUTUPI DARI RAKYAT !
POTENSI TERBESAR DALAM MEMAKSAKAN KEHENDAK UNTUK TETAP BERKUASA, TERKESAN ADA YANG INGIN Di SELESAIKAN !
https://t.co/jlFRUcn3WB
TOLONG DIVIRALKAN AGAR SEMUA BANGSA INDONESIA TAHU DAN SADAR BAHWA NKRI DIUJUNG TANDUK ... KALAU PANGKALAN MILITER CHINA SUDAH SELESAI ... DAN PELABUHAN JUGA BANDARA DIKUASAI ... LALU BANGSA INDONESIA BISA LARI KEMANA ... MUNGKIN AKAN DIBERANGUS ... !!!
Lihat Tweet @Unkwon_mouse: https://twitter.com/Unkwon_mouse/status/1125401766973984768?s=08"
Lalu benarkah China membangun pangkalan militer di Laut Natuna, dekat wilayah Indonesia?
Penelusuran fakta:
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri fakta dengan mengetik kata kunci "pangkalan militer China di Natuna" pada mesin pencarian Google.
Hasilnya ada beberapa artikel terkait seperti dari Cek Fakta Tempo.co dengan judul "[Fakta atau Hoaks] Benarkah Ini Foto Satelit Pangkalan Militer Cina di Laut Natuna Utara?" yang tayang 28 April 2020.
Berikut saduran isinya:
"Foto-foto yang diklaim sebagai citra satelit pangkalan militer Cina di Laut Natuna Utara beredar di media sosial. Menurut narasi yang menyertainya, foto-foto itu dirilis oleh Google Earth dan disebut sebagai gambar proyek pembangunan pangkalan militer Cina di Laut Natuna Utara yang tidak jauh dari Pulau Batam dan Pontianak.
Di Facebook, foto-foto itu diunggah salah satunya oleh akun Kopi Pahit Pribumi, yakni pada 25 April 2020. Akun ini menulis narasi sebagai berikut:
"Ngeriiii....!!!!Akhirnya ketahuan lagi !!!Kenapa China Dukung Penuh Jokowi.Google Earth Rilis Gambar Proyek Pembangunan Pangkalan Militer China Dilaut Natuna, Tidak Jauh Dari Pulau Batam-Riau dan Tidak Jauh Dari Pontianak.Ternyata Ada Hal Besar Yang Ditutup-tutupi Dari Rakyat Indonesia.Potensi Terbesar Dalam Memaksakan Kehendak Untuk Tetap Berkuasa, Terkesan Ada Yang Ingin Di Selesaikan.Viralkan....!!!Agar Semua Rakyat Indonesia Tahu Dan Sadar Bahwa NKRI Diujung Tanduk....Kalau Pangkalan Militer China Sdh Selesai.... Dan Pelabuhan Juga Bandara Dikuasai.... Lalu Rakyat Indionesia Tidak Akan Bisa Lari Kemana-mana....Kita Pasti Akan Diberangus Oleh Mereka..!!!"
Akun Kopi Pahit Pribumi juga mencantumkan tautan sumber gambar yang ia unggah. Tautan itu merujuk pada unggahan akun Twitter @HmEi7_IND dan artikel di situs Militermeter.com. Hingga artikel ini dimuat, unggahan akun Kopi Pahit Pribumi tersebut telah dibagikan lebih dari 350 kali.Apa benar foto-foto tersebut adalah citra satelit pangkalan militer Cina di Laut Natuna Utara?
PEMERIKSAAN FAKTA
Untuk memeriksa klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula memeriksa artikel di situs Militermeter.com yang tautannya diunggah oleh akun Kopi Pahit Pribumi. Menurut artikel tersebut, foto-foto satelit itu memperlihatkan pangkalan militer Cina di Kepulauan Spratly.
Berdasarkan petunjuk tersebut, Tempo menelusuri lokasi Kepulauan Spratly. Berdasarkan peta di situs resmi Perpustakaan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada, Kepulauan Spratly masih berada di dalam Laut Cina Selatan dan tidak berada di dalam Laut Natuna Utara.
Dilihat di Google Maps, kepulauan ini terletak di tengah Laut Cina Selatan. Negara yang terdekat dengan kepulauan ini adalah Filipina. Sementara dalam peta baru Indonesia yang fotonya pernah dimuat di Kumparan.com, Laut Natuna Utara berada di barat daya Kepulauan Spratly.
Tempo pun mencari pemberitaan tentang pembangunan pangkalan militer Cina di Kepulauan Spratly dengan mesin pencarian Google. Dilansir dari berita di Kompas.com pada 29 Maret 2017, Cina memang memiliki tiga pangkalan militer berskala besar yang telah selesai dibangun di Laut Cina Selatan.
Asia Maritim Transparency Initiative (AMTI), bagian dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) di Washington DC, Amerika Serikat, pernah merilis citra satelit pangkalan di Kepulauan Spratly tersebut. Pangkalan itu terletak di pulau karang Subi, Mischief, dan Fiery Cross.
Selain di Kepulauan Spratly, menurut AMTI, Cina memiliki pangkalan lain di Pulau Woody dan Kepulauan Paracel. Keduanya berada di utara Kepulauan Spratly. "Ini akan memungkinkan pesawat tempur militer Cina beroperasi ke hampir seluruh Laut Cina Selatan," kata AMTI.
Dilansir dari Tirto.id, sejak kepemimpinan Presiden Xi Jinping, Cina telah mereklamasi sekitar 1.290 hektare tanah di tujuh pulau karang di Kepulauan Spratly. Di atasnya dibangun pangkalan militer. Ada tiga pangkalan militer Cina di sana, yakni Yongshu di Fiery Cross, Zhubi di Subi, dan Meiji di Mischief.
Selain Cina, Kepulauan Spratly pun diperebutkan Filipina, Vietnam, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Filipina punya lapangan terbang Rancudo di Pulau Thitu, Vietnam memiliki distrik Truong Sa di salah satu pulau, sementara Malaysia membangun Layang-layang Resort di pulau karang Swallow.
Untuk memastikan hal itu, Tempo menelusuri lokasi Subi, Mischief, dan Fiery Cross di Google Earth. Hasilnya, foto-foto unggahan situs Militermeter.com memang merupakan citra satelit pulau karang yang berada di Kepulauan Spratly tersebut, yakni Subi dan Fiery Cross. Ada pula foto satelit Pulau Woody.
KESIMPULAN
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, narasi bahwa foto-foto di atas merupakan citra satelit pangkalan militer Cina di Laut Natuna Utara menyesatkan. Foto-foto itu memperlihatkan gambar satelit pangkalan militer Cina di Kepulauan Spratly, tepatnya di pulau karang Subi dan Fiery Cross, serta di Pulau Woody. Pulau-pulau tersebut berada di dalam Laut Cina Selatan, bukan di Laut Natuna Utara. (Zainal Ishaq)
Sementara artikel lain juga menulis soal kabar tersebut yakni dari Suara.com dengan judul "CEK FAKTA: Foto China Bangun Instalasi Senjata Militer di Natuna, Benarkah?" yang tayang 10 Januari 2020."
Berikut saduran isinya:
"Suara.com - Foto yang menerangkan China telah membangun persenjataan militer di Natuna viral di media sosial. Foto itu mulanya diunggah oleh akun Farida Lukmana ke Grup #2019 Kami Tetap Prabowo-Sandi (Kami Tetap Oposisi) pada Senin (6/1/2020).
Akun tersebut membagikan bidikan layar artikel berjudul "Ternyata Cina Telah Membangun Persenjataan Militer di Natuna, Dengan Senjata Mengerikan".
Foto itu lantas tambahi narasi sebagai berikut.
Pantas aja China berani memasuki wilayah kedaulatan rakyat Indonesia krn pulau NKRI kita uda dikuasai China dan pemimpin kepada negara aja gk bisa tegas krn uda ada pangkalan militer China membangun pangkalan militer di wilayah NKRI krn China udah kasih banyak pinjaman kepala pemerintahannya jadi tu satu persatu pulau dicaplok.
Beberapa saat setelah diunggah, postingan Farida Lukmana telah dibagikan sebanyak 24 kali.
Benarkah foto China telah bangun persenjataan militer di Natuna?
Penjelasan
Hasil penelusuran turnbackhoax.id --jaringan Suara.com, unggahan tersebut tidak benar.
Foto yang ditampilkan dalam unggahan Farida Lukmana memang menunjukkan pangkalan militer China, namun lokasinya tidak berada di Laut Natuna, Kepulauan Riau melainkan Kepulauan Spratly.
Sementara, berdasarkan penelusuran Google Maps, jarak Kepulauan Sprantly ke Natuna cukup jauh yakni 1.120 kilomenter atau setara dengan jarak Jakarta-Bali via Jalan Raya Pantura.
Dari artikel Kompas.com berjudul "Pangkalan Militer China di Laut China Selatan Siap Digunakan" pada 20 Maret 2017, diperoleh informasi bahwa foto tersebut diabadikan pada 9 Maret 2017 melalui satelit dan dirilis oleh Asia Maritim Transparency Initiative (AMTI), bagian dari Center for Strategic and International Studies (CSIS), Washington, Amerika Serikat.
Artikel juga menyebutkan, China memiliki tiga pangkalan militer berskala besar yang telah selesai dibangun di Laut China Selatan yang terdiri dari angkatan laut, udara, radar dan fasilitas pertahanan rudal.
Tak cukup sampai di situ, China juga memasang rudal HQ-9, membangun hanggar untuk 72 pesawat tempur dan beberapa bom yang lebih besar.
Kesimpulan
Unggahan Farida Lukmana adalah palsu alias hoaks. Faktanya, foto tersebut memang menunjukkan pangkalan militer China di Kepulauan Spratly, bukan di Laut Natuna.
Penggunggah foto sengaja memanipulasi informasi untuk menyesatkan. Dengan demikian, unggahan tersebut masuk dalam kategori False Context.
Kementerian Komunikasi dan informatika juga pernah memuat artikel yang berkaitan dengan judul "[DISINFORMASI] China Telah Membangun Pangkalan Militer di Natuna" yang tayang 9 Januari 2020.
Berikut isinya:
Penjelasan :
"Beredar di sosial media Facebook, sebuah unggahan yang menyebutkan China telah membangun pangkalan militer di wilayah NKRI. Unggahan tersebut disertai dengan sebuah hasil tangkapan layar pemberitaan terkait China telah membangun persenjataan militer di Natuna dengan senjata mengerikan.
Setelah ditelusuri, klaim tersebut tidak benar. Foto tersebut memang benar pangkalan militer China namun lokasinya di Kepulauan Spratly, salah satu gugusan pulau di Laut Tiongkok Selatan. Dilansir dari kompas.com foto tersebut pernah diunggah oleh kompas pada artikel dengan judul "Pangkalan Militer China di Laut China Selatan Siap Digunakan" yang diunggah pada 29 Maret 2017."
KATEGORI: DISINFORMASI
Advertisement
Kesimpulan:
Klaim yang menyebut China sedang membangun pangkalan militer di Laut Natuna adalah sebagian salah. Memang benar foto yang beredar adalah pangkalan militer China di Kepulauan Spratly yang terletak di dalam Laut China Selatan tetapi bukan di Laut Natuna.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement