6 Informasi Salah soal Posisi Tidur Bayi yang Sudah Beredar di Masyarakat

Ketika menjadi orang tua baru, ada banyak informasi palsu yang beredar di masyarakat mengenai cara mengurus bayi, termasuk posisi tidur.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 11 Agu 2020, 09:41 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2020, 18:00 WIB
Ilustrasi Bayi
Ilustrasi bayi. (Bola.com/Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Menjadi orang tua untuk pasangan yang baru memiliki momongan adalah hal baru. Dalam momen ini ada banyak informasi palsu yang beredar di masyarakat mengenai cara mengurus bayi, termasuk posisi tidur.

Sebagai orang tua baru, Anda pasti bingung tentang cara mengurus bayi yang baik dan benar. Seperti halnya posisi tidur bayi yang banyak mengandung informasi salah.

Mungkin Anda pernah mendengar ada beberapa posisi bayi yang bisa membuat kematian mendadak. Mengutip dari CNN, ada enam informasi salah mengenai posisi tidur bayi.

1. Bayi tidur nyenyak di ruangan sepi

Faktanya, bayi malah susah tidur jika ruangannya hening total. Sebabnya, bayi sudah terbiasa 'bising' saat berada di dalam rahim.

Dalam artikelnya, CNN menyebutkan, selama sembilan bulan berada di dalam rahim, bayi bisa tidur di antara desakan darah yang mengalir melalui plasenta.

 

Bayi Tidur Mandiri

Bayi Meninggal
Ilustrasi Foto Kematian Bayi (iStockphoto)

2. Tidak boleh membangunkan bayi yang sedang tidur

Jelas kalau ini informasi yang salah. Anda harus membangunkan bayi yang tertidur dengan beberapa teknik sederhana. Cara sederhana biasanya bisa menenangkan si bayi.

Anda harus membangunkan bayi secara perlahan, misalnya dengan gelitik leher atau telapak kakinya.

3. Orang tua harus mengajarkan bayi tidur di kamarnya sendiri

Perlu Anda ingat, bayi tak bisa mandiri begitu saja. Butuh proses dan waktu yang lama untuk membuat si kecil belajar mandiri. American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar bayi tidur di kamar orang tua selama setidaknya enam bulan lamanya.

Bayi juga disarankan untuk tidur dalam posisi terlentang atau bertumpu pada punggung. Posisi ini bisa mengurangi sudden infant death syndrom (SIDS).

 

Tidak Boleh Dibedong

Ilustrasi Bayi
Ilustrasi bayi. (Bola.com/Pixabay)

4. Bayi tidur tidak boleh dalam kondisi dibedong

Sebagian orang menganggap kalau bayi tidak boleh tidur dalam keadaan dibedong dianggap menganggu pernapasan. Namun faktanya tidak demikian.

Tanpa pembungkus seperti bedong, bayi bisa mengibaskan lengannya. Bayi juga bisa memukul wajahnya sendiri dan gampang kaget bila tidur di malam hari.

5. Memberi sereal beras sebelum tidur

Banyak orang Indonesia percaya kalau memberikan sereal beras dapat membantu bayi tidur nyenyak sepanjang malam. Namun, belum ada bukti ilmiah yang mengkonfirmasi hal tersebut.

Alih-alih membuat tidur lebih nyenyak, pemberian sereal terlalu dini justru tidak aman untuk bayi.

 

Posisi Miring

20160316-Ilustrasi-Bayi-Kembar-iStockphoto
Ilustrasi Bayi Kembar (iStockphoto)

6. Bayi tidak boleh tidur posisi miring

Faktanya, untuk mengurangi risiko SIDS, bayi harus selalu ditidurkan secara terlentang, bukan tengkurap atau dalam posisi miring.

Mengutip Parents, ahli kesehatan anak Andrew Adesman mengatakan, posisi tidur paling aman untuk bayi adalah terlentang. "Sayangnya beberapa dokter anak masih memberikan informasi yang salah kepada orang tua," kata dia.

Tentang Cek Fakta

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya