Cek Fakta: Tidak Benar Video Ratusan Santri Terkapar Usai Disuntik Vaksin Covid-19

Beredar video yang diklaim ratusan santri terkapar usai disuntik vaksin Covid-19. Benarkah?

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 12 Jan 2021, 15:17 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2021, 15:00 WIB
Gambar Tangkapan Layar Video yang Diklaim Ratusan Santri Terkapar Usai Disuntik Vaksin Covid-19 (sumber: Facebook)
Gambar Tangkapan Layar Video yang Diklaim Ratusan Santri Terkapar Usai Disuntik Vaksin Covid-19 (sumber: Facebook)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang diklaim ratusan santri terkapar usai disuntik vaksin virus corona Covid-19 beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan akun Facebook Rizki Berkah pada 10 Januari 2021.

Dalam video tersebut tampak beberapa santri lemas. Mereka terlihat digendong dan dibawa ke suatu ruangan. Di ruangan tersebut mereka terbaring lemas. Para santri tersebut disebutkan dalam video berasal dari Pondok Pesantren Madinatul Ulum, Jember.

Akun Facebook Rizki Berkah kemudian mengklaim bahwa ratusan santri tersebut terkapar usai disuntik vaksin Covid-19.

"Akibat vaksin hampir 100 anak santri terkapar, harus ditelusuri, jangan2 ini Suntik vaksin covid-19," tulis akun Facebook Rizki Berkah.

Konten yang disebarkan akun Facebook Rizki Berkah telah 14 kali ditonton warganet.

Benarkah ratusan santri dalam video tersebut terkapar usai disuntik vaksin virus corona Covid-19? Berikut penelusurannya.

 

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang diklaim ratusan santri terkapar usai disuntik vaksin Covid-19.

Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "santri madinatul ulum jember divaksin" ke kolom pencarian Google Search. Hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah kabar bahwa ratusan santri terkapar usai disuntik vaksin Covid-19.

Satu di antaranya artikel berjudul "Pesantren di Jember ini Bantah Santrinya Jadi Korban Vaksin Covid-19" yang dimuat situs nu.or.id pada 11 Januari 2021.

Jember, NU Online

Video pemberitaan tentang puluhan santri Pondok Pesantren Madinatul Ulum, Desa Cangkring Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember Jawa Timur, yang bergelimpangan dan sebagian tampak digotong sedang viral di media sosial sejak dua hari terakhir ini.

Video tersebut adalah berita yang disiarkan oleh salah satu stasiun televisi swasta di Jember. Dalam berita berdurasi 2.04 menit itu diinformasikan bahwa puluhan santri di pesantren tersebut mengalami kejang-kejang, pusing, mual setelah disuntik vaksin difteri.

Masyarakat menjadi heboh karena kasus tersebut dihubung-hubungkan dengan vaksin anti virus Corona yang saat ini sedang gencar-gencarnya disosialisasikan oleh pemerintah.

Masyarakat yakin berita tersebut ada kaitannya dengan vaksin anti Corona karena semua santri yang disuntik vaksin itu menggunakan masker.

Namun hal tersebut dibantah oleh Pengasuh Pondok Pesantren Madinatul Ulum, Desa Cangkring Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember, KH Lutfi Ahmad. Menurutnya, video itu adalah vaksinasi difteri yang dilakukan oleh petugas medis Puskesmas Jenggawah, Kabupaten Jember di pesantren yang diasuhnya pada tanggal 28 Februari 2018.

"Jadi sama sekali tidak ada hubungannya dengan vaksin Covid-19 yang lagi marak saat ini," ujarnya kepada NU Online di Jember, Ahad (10/1) malam.

Menurutnya, ide penyuntikan vaksin difteri untuk santrinya itu berasal dari Puskesmas Jenggawah. Kata Kiai Lutfi, sapaan akrabnya, santrinya sehat-sehat selalu waktu itu, tidak terindikasi penyakit apapun. Karena itu, awalnya ia mengaku kurang setuju meski akhirnya mengiyakan tawaran Puskesmas Jenggawah tersebut.

"Tidak apa-apa, cuma ini ada program dari pemerintah, gratis," kata Kiai Lutfi menirukan ucapan petugas Puskesmas Jenggawah waktu itu.

Setelah itu lalu dilakukan penyuntikan vaksin difteri. Jumlah santri yang rencananya bakal divaksin adalah 400 orang.

Namun hari itu petugas Puskesmas hanya mampu menvaksin 200 santri, itu pun hingga petang. Setelah semua santri shalat isya berjamaah, tiba-tiba 72 dari 200 santri itu, mengalami kejang-kejang, muntah-muntah, pusing, dan sering buang air besar.

Sebagian dari mereka langsung dibawa ke Puskesmas dan sebagian lagi di klinik pesantren. Namun kapasitas Puskesmas tidak mampu menampung semua santri yang kejang-kejang itu. Akhirnya semuanya dibawa ke rumah sakit dr. Soebandi, Patrang Jember.

"Setelah 3 hari dirawat, sebagian besar sembuh. Di hari ke empat dan ke lima, yang lain menyusul sembuh, tapi ada juga yang sampai lebih enam hari tidak sembuh-sembuh, masih muntah dan kejang-kejang," urainya.

Setelah itu, Kiai Lutfi memutuskan untuk tidak melanjutkan vaksinasi itu guna menjaga kemungkinan munculnya korban lagi di kalangan santrinya.

"Akhirnya saya batalkan vaksinasi itu," pungkasnya.

Liputan6.com kemudian menemukan video serupa yang diunggah oleh Channel YouTube Jember 1TV pada 28 Februari 2018. Video berdurasi 2 menit 4 detik itu berjudul "Puluhan Santri Pingsan Usai Imunisasi Difteri".

Gambar Tangkapan Layar Video dari Channel YouTube Jember 1TV

"Puluhan santri pondok pesantren di Kecamatan Jenggawah Jember pingsan karena dehidrasi usai disuntik vaksin difteri, orangtua santri panik hingga berdatangan ke pondok pesantren tersebut," tulis Channel YouTube Jember 1TV.

 

Kesimpulan

Video yang diklaim ratusan santri terkapar usai disuntik vaksin Covid-19 ternyata tidak benar. Faktanya, video tersebut merupakan peristiwa ratusan santri yang mengalami gangguan kesehatan usai disuntik vaksin difteri pada Februari 2018 silam.

 

Banner Cek Fakta: Salah
Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya