Hoaks dalam Bentuk Video Lebih Bahaya Ketimbang Foto dan Teks

Salah satu video hoaks yang menjadi buah bibir adalah wawancara Najwa Shihab dengan Menteri BUMN, Erick Thohir.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 29 Jan 2021, 21:00 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2021, 21:00 WIB
Ismail Fahmi
Ismail Fahmi ketika menjadi narasumber di Virtual Class.

Liputan6.com, Jakarta - Founder Drone Emprit, Ismail Fahmi, yang sangat aktif di media sosial, menyebut hoaks dalam bentuk video lebih membahayakan daripada foto ataupun kata-kata. Terlebih, video yang memiliki durasi sangat pendek.

Ismail Fahmi mengatakan ini dalam 'Virtual Class: Tips Menangkal Hoaks Vaksin Covid-19 di Media Sosial', yang diadakan Liputan6.com pada Jumat (29/1/2021).

"Kalau videonya pendek, itu sangat mudah dimanipulasi. Dalam bentuk video ini bisa 25 kali lebih berbahaya dari foto atau kata-kata dari segi interaksinya," katanya.

Salah satu video hoaks yang menjadi buah bibir adalah wawancara Najwa Shihab dengan Menteri BUMN, Erick Thohir. Video itu pun menjadi bahan hoaks vaksin covid-19 buatan China, Sinovac, berisi chip yang bisa melacak keberadaan manusia.

Video itu, dalam catatan Drone Emprit berada beberapa akun media sosial. Video yang diklaim vaksin covid-19 berisi chip dibagikan ulang hingga 759 kali dan dilihat lebih dari 20 ribu kali.

Dalam penjelasannya, Ismail Fahmi menjelaskan, video vaksin covid-19 berisi chip berasal dari luar negeri. Masuk ke Indonesia karena mendapat momentum saat Erick Thohir menjelaskan penggunaan barcode dalam acara Mata Najwa.

"Isu chip ini berasal dari luar negeri dan dapat momentum saat Erick Thohir menyebut vaksin bakal ada barcode. Dia bilang barcode, bukan chip. Lagian barcode itu ada di kemasannya," ucap Ismail Fahmi.

Mereka yang percaya dengan hoaks vaksin berisi chip, kata Ismail Fahmi, sudah terbungkus teori konspirasi. Padahal, chip tidak mungkin berada di cairan vaksin karena ukurannya yang besar.

"Hoaks ini merupakan bungkus dari teori konspirasi. Mereka lupa kalau chip itu ukurannya besar. Hal yang dianggap kita tidak mungkin, vaksin berisi chip, bisa menjadi mungkin untuk yang percaya," katanya mengakhiri.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya