Facebook Hapus Hoaks soal Covid-19 dengan Ciri-Ciri Seperti Ini

Pada Februari 2021, Facebook memperbarui kebijakan terkait hoaks atau informasi palsu seputar covid-19.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 15 Feb 2021, 15:00 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2021, 15:00 WIB
Ilustrasi Facebook
Ilustrasi Facebook. (Gambar oleh William Iven dari Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Pada Februari 2021, Facebook memperbarui kebijakan terkait hoaks atau informasi palsu seputar covid-19. Mereka sudah menghapus klaim-klaim salah tentang covid-19.

Dalam blog resminya, Facebook berusaha keras menjaga platform mereka dari hoaks covid-19. Bahkan, untuk memberantas hoaks, mereka bekerja sama dengan para pakar, seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hingga otoritas kesehatan pemerintah.

"Kami berupaya keras menghapus konten yang berkontribusi terhadap risiko bahaya di dunia nyata, termasuk melalui kebijakan kami yang melarang koordinasi bahaya, penjualan masker medis dan barang terkait, ujaran kebencian, perundungan (bullying) dan pelecehan, serta misinformasi yang berkontribusi terhadap risiko kekerasan atau bahaya fisik yang berpotensi terjadi," tulis Facebook.

Berikut ini ciri-ciri hoaks seputar covid-19 yang dihapus oleh Facebook:

1. Informasi palsu tentang adanya atau tingkat keseriusan covid-19, termasuk, tetapi tidak terbatas pada:

- Klaim bahwa covid-19 tidak ada, bukan pandemi, atau tidak lebih berbahaya bagi orang daripada demam atau flu biasa.

- Klaim bahwa perintah menjaga jarak fisik (social distancing) covid-19 dari pemerintah adalah sarana untuk memasang infrastruktur teknologi komunikasi nirkabel 5G atau bahwa gejala covid-19 sebenarnya adalah akibat dari teknologi nirkabel 5G.

- Klaim bahwa covid-19 tidak ada di negara atau lokasi di mana terdapat kasus terkonfirmasi sesuai dengan situs web Organisasi Kesehatan Dunia.

2. Informasi palsu tentang sarana mencegah covid-19, termasuk, tetapi tidak terbatas pada:

- Klaim bahwa sesuatu mencegah seseorang agar tidak terinfeksi covid-19 (misalnya vaksin yang ada, praktik diet, aromaterapi, dan minyak esensial). Ini tidak mencegah orang untuk berbicara tentang perilaku yang dapat membantu mencegah covid-19, termasuk mencuci tangan dengan sabun dan air, menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol, menjaga jarak sosial dan fisik, dan menahan diri untuk tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut seseorang.

- Misrepresentasi panduan pemerintah tentang cara mencegah penyebaran covid-19, termasuk konten yang salah menyatakan panduan pemerintah tentang menjaga jarak fisik (social distancing).

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Ciri Lainnya

Ilustrasi Facebook
Ilustrasi tentang Facebook. (Sumber Pixabay/geralt via Creative Commons)

3. Informasi palsu tentang bagaimana covid-19 ditularkan, termasuk, tetapi tidak terbatas pada:

- Klaim bahwa ada kelompok yang kebal atau tidak bisa mati karena covid-19 (misalnya anak-anak, orang dari ras tertentu), atau bahwa perlakuan atau kegiatan tertentu menjamin kekebalan. Ini tidak mencegah orang untuk berbicara tentang orang yang telah sembuh dari covid-19 yang sekarang kebal dari infeksi ulang.

- Klaim bahwa covid-19 tidak dapat ditularkan dalam iklim, kondisi cuaca, atau tempat tertentu.

- Klaim bahwa covid-19 ditularkan dari nyamuk.

- Klaim bahwa teknologi komunikasi nirkabel 5G menyebabkan penularan covid-19.

4. Informasi palsu tentang penyembuhan, perawatan, dan tes covid-19, termasuk, tetapi tidak terbatas pada:

- Klaim bahwa ada 'obat' untuk covid-19, sampai dan kecuali Organisasi Kesehatan Dunia atau organisasi kesehatan terkemuka lainnya mengonfirmasi obat tersebut. Ini tidak mencegah orang untuk mendiskusikan uji medis, studi, atau pengalaman anekdotal tentang penyembuhan atau perawatan untuk gejala covid-19 yang diketahui (misalnya demam, batuk, kesulitan bernapas).

- Klaim bahwa covid-19 bisa berhasil dites tanpa tes medis yang disetujui pemerintah, termasuk klaim bahwa menahan napas untuk jangka waktu tertentu membuktikan tidak adanya covid-19.

5. Informasi palsu tentang ketersediaan layanan penting, termasuk, tetapi tidak terbatas pada:

- Klaim bahwa berbagai layanan penting sekarang tidak tersedia atau segera akan tidak tersedia, kecuali otoritas pemerintah terkait telah mengonfirmasi informasi itu secara publik. Layanan penting termasuk, tetapi tidak terbatas pada, rumah sakit dan fasilitas medis lainnya, angkutan umum, toko bahan makanan, layanan utilitas (yaitu, gas, listrik, air, internet, telepon), infrastruktur transportasi (yaitu, jalan raya, terowongan, jembatan), layanan keamanan (yaitu, polisi, petugas pemadam kebakaran), layanan kesehatan darurat (yaitu, layanan darurat cepat tanggap, respons ambulans), dan penjara.

 

 

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya