Simak Hoaks Terbaru Seputar Vaksin Covid-19

Berikut hoaks terbaru seputar vaksin Covid-19

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 22 Mar 2021, 07:00 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2021, 07:00 WIB
FOTO: Ribuan Tenaga Kesehatan Jalani Vaksinasi Dosis Pertama Secara Massal
Vaksinator menyuntikkan vaksin COVID-19 dosis pertama produksi Sinovac kepada tenaga kesehatan saat vaksinasi massal di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Kegiatan yang digelar Kemenkes dan Pemprov DKI Jakarta tersebut sebagai upaya percepatan vaksinasi COVID-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta- Hoaks seputar vaksin Covid-19 masih beredar di dunia maya, ini telah dibuktikan Cek Fakta Liputan6.com berdasarkan hasil penelusurannya.

Hoaks seputar vaksin Covid-19 pun beragam, kondisi ini harus diwaspadai agar tidak menjadi korban karena mempercayai informasi palsu.

Berikut hoaks terbaru seputar vaksin Covid-19:

1. Vaksin Sinovac Kedaluwarsa Lebih Cepat dari 2 Tahun, Diproduksi Sebelum Pandemi

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim vaksin Covid-19 Sinovac diproduksi sebelum pandemi karena kedaluwarsa lebih cepat dari 2 tahun. Informasi tersebut diunggah akun Facebook Sugeng Tanggap Warsa, pada 15 Maret 2021.

Klaim vaksin Sinovac diproduksi sebelum pandemi karena kedaluwarsa lebih cepat dari 2 tahun yang diunggah akun Facebook Sugeng Tanggap Warsa, berupa tangkapan layar yang berisi keterangan sebagai berikut:

cek fakta liputan6.com menelusuri klaim vaksin kadaluarsa

Kemudian unggahan tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

"Hebat ya.... Udah bikin anti virus duluan"

Benarkah vaksin Sinovac diproduksi sebelum pandemi karena kedaluwarsa lebih cepat dari 2 tahun? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com klaim vaksin Sinovac diproduksi sebelum pandemi karena kedaluwarsa lebih cepat dari 2 tahun tidak benar.

Masa kedaluwarsa vaksin Sinovac dari pabrik memang 2 tahun. Namun, BPOM menetapkan 6 bulan karena uji klinis yang baru dilakukan selama 6 bulan.

 

2. Pemilik Rekening BRI yang Telah Divaksin Dapat Bantuan Rp 1,5 juta

Cek Fakta Liputan6.com mendapat informasi pemilik rekening BRI yang telah divaksin mendapat bantuan langsung sebesar Rp 1,5 juta dari pemerintah, informasi tersebut diunggah akun Facebook Chaidir Wahyudi, pada 17 Maret 2021.

Berikut informasi pemilik rekening BRI yang telah divaksin dapat bantuan langsung Rp 1,5 juta dari pemerintah:

"Alhamdulillah

Beruntunglah Bagi Masyarakat Yg Sudah DI VAKSIN dan Mempunyai No Rekening & Kartu ATM BRI ,

Sesuai dengan Kepres No. 13/Kepres/RI/XII/2020, bahwa semua WNI yang sudah divaksin dan mempunyai No Rekening & Kartu ATM BRI , akan menerima bantuan langsung tunai sebesar Rp. 1.500.000,- per bulan per Kartu Keluarga (KK) hingga pandemi covid 19 dinyatakan tuntas.

SYARAT2:

1. Foto Copy KK

2. Foto Copy Buku Tabungan

3. Foto Copy KTP Kepala Keluarga

4. Masing-masing rangkap 2Dana sudah dapat dicairkan langsung mulai 09 maret 2021 s/d 17 Mei 2021, dengan membawa syarat tersebut ke Bank BRI Terdekat .

Hal ini merupakan komitmen terbaru dari Menteri Keuangan RI & Menteri Kesehatan RI, diperkuat pidato Presiden RI di depan semua Kepala Daerah Indonesia.

Selain itu, beliau juga mempertegas akan memperbarui APBN 2021 untuk direvisi "Bantuan Langsung Tunai"

.Alhamdulillah, ternyata benar, rezeki itu datangnya tak diduga-duga.

Mari kita semua senantiasa bersyukur,...

_____________

Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, tulisan di atas dapat digolongkan dalam :

A. Cerpen

B. Cerita rakyat

C. Cerita khayal

D. Kesambet

E. Kesurupan

Pilih jawaban yang kamu anggap benar......😇😆🤭"

Benarkah informasi pemilik rekening BRI yang telah divaksin mendapat bantuan langsung sebesar Rp 1,5 juta dari pemerintah? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, informasi pemilik rekening BRI yang telah divaksin mendapat bantuan langsung sebesar Rp 1,5 juta dari pemerintah tidak benar.

Informasi tersebut telah dibantah pihak BRI dan KPCPEN, meski parodi informasi tersebut masuk kategori hoaks karena dapat menyesatkan. 

 

3.  Vaksin Covid-19 Paling Aman dari Artikel New York Times

Beredar di aplikasi percakapan Whatsapp pesan berantai artikel terkait peringkat keamanan vaksin covid-19 yang diklaim dari New York Times. Pesan berantai itu ramai dibagikan sejak awal bulan lalu.

Dalam pesan berantai menyebutkan ada empat vaksin covid-19 asal China yang diklaim paling aman sejauh ini. Selain itu disebutkan pula China sudah mengekspor 500 juta dosis vaksin covid-19 ke seluruh dunia.

Berikut pesan berantai itu selengkapnya:

"Vaksin Covid 19 dari China menduduki 4 ranking teratas vaksin paling aman dari semua vaksin yg sdh beredar. Ini laporan dari NEW YORK TIMES. Jadi Vaksin dari China BUKAN ABAL - ABAL

Report by The New York Times on Feb 5, 2021.In the safety ranking, the top four are all Chinese vaccines:

1. Sinopharm (China)

2. Sinovac (China)

3. Kexing (China)

4. Can Sino (China)

5. AstraZeneca (UK)

6. Pfizer (United States and Germany)

7. Modena (United States) 8. Johnson & Johnson (United States)

9. Novavax (United States)

10. Satellite 5 (Russia) Sinopharm has two vaccines, ranking first and second respectively.

China has exported more than 500 million doses of vaccines to more than 50 countries around the world, and it is estimated that hundreds of millions of people have been vaccinated. And China's vaccine accident rate is lower and safer.

As reported by Western media, many wealthy people in Britain fly to the UAE to vaccinate Chinese national medicine.

https://www.nytimes.com/2021/02/05/opinion/covid-vaccines-china-russia.html"

atau dalam Bahasa Indonesia:

"Laporan oleh The New York Times pada 5 Februari 2021.

Dalam peringkat keamanan, empat teratas adalah semua vaksin China:

1. Sinopharm (Cina)

2. Sinovac (Cina)

3. Kexing (Cina)

4. Bisa Sino (China)

5. AstraZeneca (Inggris)

6. Pfizer (Amerika Serikat dan Jerman)

7. Modena (Amerika Serikat)

8. Johnson & Johnson (Amerika Serikat)

9. Novavax (Amerika Serikat)

10. Satelit 5 (Rusia) Sinopharm memiliki dua vaksin, peringkat pertama dan kedua masing-masing.

China telah mengekspor lebih dari 500 juta dosis vaksin ke lebih dari 50 negara di seluruh dunia, dan diperkirakan ratusan juta orang telah divaksinasi. Dan tingkat kecelakaan vaksin China lebih rendah dan lebih aman. Seperti dilansir media Barat, banyak orang kaya di Inggris terbang ke UEA untuk memvaksinasi pengobatan nasional Tiongkok.

https://www.nytimes.com/2021/02/05/opinion/covid-vaccines-china-russia.html"

Lalu benarkah isi pesan berantai terkait peringkat keamanan vaksin covid-19 merupakan artikel dari New York Times? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, pesan berantai terkait peringkat keamanan vaksin covid-19 yang disebut merupakan artikel dari New York Times adalah tidak benar.

 

4. Masyarakat Umum Jawa Barat Bisa Divaksin Covid-19 Mulai 18 Maret 2021 di Kantor Gubernur

Beredar di aplikasi percakapan Whatsapp pesan berantai terkait program vaksinasi covid-19 yang diadakan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Pesan berantai tersebut ramai dibagikan sejak awal pekan ini.

Dalam pesan berantai yang beredar disebutkan bahwa semua warga ber-KTP Jawa Barat boleh datang dan langsung mendapat vaksin covid-19. Berikut isi pesan berantai tersebut selengkapnya:

*Kabar Gembira*Vaksin utk Warga Jawa Barat

Hari ini 16-3-2021 diumumkan oleh Gubernur bahwa mulai hari Kamis 18-3-2021 dibuka untuk umum dan KTP Jawa Barat dari jam 06.00-11.00 WIB.

Gedung pakuan tempat tinggal gubernur jl.cicendo gubernuran. Per hari 1000 vaksin."

Lalu benarkah Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil membuka program vaksinasi covid-19 untuk semua warga yang ber-KTP Jawa Barat mulai Kamis (18/3/2021)? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, pesan berantai yang menyebut Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil membuka program vaksinasi covid-19 untuk semua warga yang ber-KTP Jawa Barat mulai Kamis (18/3/2021) adalah hoaks.

 

5. Grafik Kadar Antibodi usai Divaksin Covid-19

Beredar di aplikasi percakapan Whatsapp pesan berantai berisi informasi soal kadar antibodi setelah divaksin covid-19. Pesan berantai itu ramai dibagikan sejak pekan kemarin.

Dalam pesan berantai tersebut terdapat grafik yang diklaim sebagai antibodi seseorang setelah menerima vaksin covid-19. Selain itu pesan berantai juga dilengkapi narasi:

"Ini grafik antibody setelah vaksin, hari ke 7 mulai kelihatan, puncak hari ke 10 kemudian turun sampai hari ke 28 sudah kecil sekali, kemudian di suntik hasilnya antibody jadi melonjak.

7 hari setelah vaccine anti body menurun jadi kalau bisa jangan keluar dulu. Itu sebabya orang bisa kena covid beberapa hari sebelum vaksin ke 2 karena antibody sudah mendekat nol."

Lalu benarkah pesan berantai berisi informasi soal kadar antibodi setelah divaksin covid-19? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, pesan berantai berisi informasi soal kadar antibodi setelah divaksin covid-19 adalah tidak benar.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Berikut

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya