Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang diklaim adanya bisnis hasil swab palsu di dalam bus beredar di media sosial. Video tersebut salah satunya disebarkan akun Facebook Meinanda Azalia pada 26 Juli 2021.
Akun Facebook Meinanda Azalia mengungah video berisi seorang petugas yang tengah membagikan hasil swab ke sejumlah penumpang di dalam bus.
"Bayar berapa itu bu?" tanya si perekam video.
Advertisement
"Rp 90 (ribu) pak," jawab si petugas.
Akun Facebook Meinanda Azalia kemudian mengaitkan video tersebut dengan kabar jual beli hasil swab palsu di dalam bus.
"Ibu Ini Sedang Jual Hasil Swab?Harga 90rb Untuk 24 Jam
Kondisi ada di dlm tol jd penumpang mau gak mau, suka tdk suka ya belilah
Mau turun ditol bagaimana ? Ini yg bikinIndonesia kacau balau gak rampung2 covidnya tanpa swab bisa naik bis ke luar kota, saling tular menular tanpa henti.
Hebat! Hebat! Hebat! Hebaaattt mereka mencari keuntungan utk diri sendiri...tdk peduli sikon pandemi negara... Ternyata semua jd ladang bisnis berkedok covid... mbaknya bilang tidak ikhlas gambarnya di viralkan.
Saya sebagai rakyat juga sama, tidak ikhlas melihat bisnis hasil swab palsu ini.ðŸ˜," tulis akun Facebook Meinanda Azalia.
Video yang disebarkan akun Facebook Meinanda Azalia telah 2.500 kali ditayangkan dan mendapat 52 komentar warganet.
Benarkah kabar tentang bisnis hasil swab palsu di dalam bus? Berikut penelusurannya.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar tentang bisnis hasil swab palsu di dalam bus. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "bisnis hasil swab palsu di dalam bus" di kolom pencarian Google Search.
Hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah kabar tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul "Viral Video Diduga Jual Surat Swab Covid-19 di dalam Bus, Ini Penjelasan Polri" yang dimuat situs Liputan6.com pada 27 Juli 2021.
Liputan6.com, Jakarta - Viral sebuah video di media sosial dengan narasi 'Jual Hasil Swab di Bus Harga Rp 90 Ribu'. Polri pun telah melakukan penelusuran terkait hal tersebur.
Kapolres Lampung Selatan AKBP Edwin menyampaikan, peristiwa yang terjadi tidaklah sesuai dengan narasi yang disampaikan dalam video tersebut.
"Itu video sepotong," tutur Edwin saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (27/7/2021).
Edwin menjelaskan, peristiwa itu terjadi di KM 33 Rest Area Kalianda, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan, Jumat 23 Juli 2021. Berdasarkan penyelidikan, seluruh prosedur surat hasil rapid antigen Covid-19 dijalankan sesuai aturan.
"Bahwa benar, klinik Assalam Medical Centre 3 pada hari Jumat melaksanakan pemeriksaan rapid antigen terhadap penumpang bus yang akan menyeberang ke Merak melalui pelabuhan Bakauheni," kata dia.
Menurut Edwin, klinik tersebut memang bekerjasama dengan Organisasi Angkutan Darat (Organda) dan pihak terkait lainnya untuk membuka jasa pelayanan swab antigen Covid-19 bagi para pelaku perjalanan, dengan biaya Rp 90 ribu.
"Setiap penumpang yang telah dilakukan rapid test langsung naik ke atas bus menunggu hasilnya, dan setelah hasilnya keluar dan dibuatkan surat keterangan, petugas rapid membagikan surat keterangan kepada para penumpang yang nonreaktif atau negatif, sambil meminta biaya pemeriksaan, dan apabila para penumpang ditemukan ada yang reaktif atau positif, maka penumpang tersebut dipanggil dan diarahkan oleh petugas agar tidak melanjutkan perjalanan," kata Edwin.
Edwin mengatakan, pihaknya akan memeriksa pengambil video tersebut. Penyidik pun telah mengantongi identitasnya untuk dimintai keterangan.
"Ini dia orang Jambi. Kita akan segera periksa," Edwin menandaskan.
Sementara, pihak kepolisian berencana memeriksa pembuat video yang berisi adanya bisnis hasil swab palsu di dalam bus. Informasi ini dikutip dari artikel "Polisi Akan Periksa Pembuat Video Jual Hasil Swab Rp 90 Ribu di Bus" yang dimuat situs Liputan6.com pada 27 Juli 2021.
Liputan6.com, Jakarta - Polisi akan memeriksa pembuat video viral dengan narasi 'Jual Hasil Swab di Bus Harga Rp 90 Ribu'. Peristiwa itu diketahui terjadi di KM 33 Rest Area Kalianda, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan, pada Jumat 23 Juli 2021.
"Nah ini yang sedang kita panggil. Ini kan warga Jambi nih, atas nama Khoironi. Kita mau panggil kenapa seperti ini," tutur Kapolres Lampung Selatan AKBP Edwin saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (27/7/2021).
Menurut Edwin, pemeriksaan di lapangan menunjukkan bahwa klinik Assalam Medical Centre 3 bekerja sama dengan Organisasi Angkutan Darat (Organda) dan pihak terkait lainnya memang membuka jasa pelayanan swab antigen Covid-19 di KM 33 Rest Area Kalianda dengan biaya Rp 90 ribu.
"Kalau yang bersangkutan menyatakan pada waktu itu 'Pak saya tidak dilakukan rapid antigen, tidak dicolok hidung saya', artinya kan yang bohong dari klinik itu. Sementara itu kita dapat keterangan dari klinik itu," jelas dia.
Edwin memastikan, pihaknya akan tetap melakukan pemeriksaan sesuai yang dibutuhkan penyidik. Hal tersebut demi mendapatkan informasi yang berimbang.
"Sementara yang ada, yang kita temukan faktanya seperti itu," Edwin menandaskan.
Â
Advertisement
Kesimpulan
Video yang diklaim adanya bisnis hasil swab palsu di dalam bus ternyata tidak benar. Faktanya, dalam video itu tidak ada indikasi jual beli hasil swab palsu. Peristiwa yang terjadi tidak sesuai dengan narasi yang disampaikan dalam video yang viral tersebut.
Â
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement