Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang adanya beras palsu di kalangan pedagang makanan beredar di media sosial. Kabar tersebut beredar lewat sebuah video yang diunggah sebuah akun Facebook  pada 7 Januari 2020.
Dalam video tersebut, seorang anggota Bintara Pembina Desa (Babinsa) TNI AD di Kendari, Sulawesi Tenggara yang menduga nasi dari sebuah warung makan menggunakan beras palsu.
Baca Juga
"Seorang anggota Babinsa TNI AD di Kendari mencurigai adanya peredaran beras yang diduga palsu atau plastik diwilayahnya yang dijual oleh para pedagang kami lima.
Advertisement
Pada tayangan video yang mulai beredar luas tersebut, anggota TNI yang tidak diketahui namanya mencoba meyakinkan pedagang kaki lima jika beras yang dijualnya adalah palsu.
Beras tersebut kemudian dikepal - kepal oleh anggota TNI lalu dibanting ke permukaan meja. Anehnya, beras tidak hancur atau rusak. Sebaliknya beras terlihat sedikit memantul ke atas layaknya plastik.
Anggota TNI yang merupakan salah satu dari anggota Kodim Kendari kemudian tidak menyalahkan pedagang nasi karena ketidak tahuannya jika beras yang digunakan adalah plastik"
Video yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 11 juta kali ditonton, 6 ribu komentar, dan disukai 74 ribu warganet.
Benarkah dalam video tersebut pemilik warung menggunakan beras palsu? Simak penelusurannya.
Â
Â
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri informasi tersebut dengan memasukkan kata kunci "anggota Babinsa TNI AD di Kendari beras palsu" di kolom pencarian Google Search.
Kemudian, ditemukan artikel dari Liputan6.com dengan judul "Akhir Video Viral Beras Palsu Oknum TNI"Â yang terbit pada Januari 2020 lalu.
Liputan6.com, Kendari - Seorang oknum anggota TNI di Kota Kendari, membuat heboh setelah videonya di sebuah warung makan tersebar, Selasa (7/1/2020) malam. Video berdurasi 02.03 menit itu, oknum anggota TNI bernama Kopda Harmin, sempat mempertanyakan nasi di warung karena menduga berasal dari beras palsu.
Dalam rekaman itu, Harmin yang mengenakan seragam lengkap, memperingatkan masyarakat agar berhati-hati saat makan di warung. Menurutnya, bisa jadi nasi yang digunakan pedagang itu dimasak menggunakan beras palsu.
Hanya bertahan sehari usai tersebar luas, oknum anggota TNI itu langsung mengakui kekeliruannya, Rabu (8/1/2020). Ternyata, nasi yang dia temukan, memiliki kandungan khusus yang bisa membuat melenting saat dibanting.
Klarifikasi oknum anggota TNI itu, disampaikan di Kantor BPOM Kendari. Disaksikan Kepala Balai POM, Firdaus Umar dan Plt Kadis Ketahanan Pangan Kota Kendari, Made Guyasa.
Made Guyasa menyatakan, beras dalam video merupakan beras resmi yang beredar di pasaran. Dia menambahkan, beras itu aman dikonsumsi berdasarkan pernyataan ahli Balitbang Kementan RI di Jakarta, Djoko Said Darmajati.
"Beras dalam video mengandung zat Amilopektin dan Amilosa diatas 25 persen," kata Made Guyasa.
Dia menjelaskan, semakin tinggi kandungan amilopektin dalam beras, maka nasi akan mudah melenting saat dibanting. Beras jenis ini, bisa dengan mudah ditemui di pasaran.
"Sejauh ini beras yang ditemui tidak mengandung boraks, formalin atau bahan berbahaya lain, sehingga aman dikonsumsi," katanya.
Kepala Balai POM Kendari, Firdaus Umar menambahkan, agar masyarakat bisa menjadi konsumen cerdas. Menurutnya, ada beberapa kasus penemuan makanan dan obat-obatan bermasalah, sehingga masyarakat harus cepat melaporkan pihak berwajib.
"Di Kantor Balai POM ada layanan cepat tanggap terkait obat dan makanan, silahkan lapor dan kami akan memproses," ujarnya.
Saat klarifikasi oknum anggota TNI, Kopda Harmin menyatakan permohonan maaf usai videonya mempertanyakan keaslian beras di warung makan tersebar luas. Dia menyatakan, sikapnya sebagai bentuk perlindungan kepada warganya karena posisinya sebagai Babinsa.
Video dugaan beras palsu, beredar sejak sejak Selasa (7/1/2020). Rekaman itu, berawal saat Kopda Harmin mampir ke warung makan bersama salah seorang rekannya.
Saat hendak makan, dia merasa janggal dengan nasi yang sudah disediakan pelayan di warung. Penyebabnya, nasi tak lembek dan tak berbau harum.
"Nasinya tidak berbau, juga keras dan lentur saat dikepal dan dibanting," ujarnya.
Saat itu, dia lalu mempertanyakan keaslian beras kepada pemilik warung. Pemilik warung, sempat menjawab namun belum bisa memastikan keaslian nasi yang dijualnya.
Dalam video yang direkam rekannya, oknum anggota TNI itu beberapa kali membanting nasi yang sudah dikepal berbentuk bulatan. Nasi tersebut, melenting sebanyak 2 kali.
Dia juga sempat mengomentari soal kondisi nasi dan maraknya beras palsu yang beredar. Tak hanya itu, Harmin yang bekerja sebagai Babinsa pada salah satu kecamatan di Kota Kendari juga menyelipkan pesan agar masyarakat waspada saat berbelanja di warung makan.Â
Pihak BPOM bersama Dinas Ketahanan Pangan Kota Kendari, langsung berkoordinasi dengan Kodim 1417 Kendari usai mendapatkan laporan. Tidak hanya itu, polisi turun tangan mengambil sampel beras kepada pedagang dalam video.
Tim gabungan yang diturunkan, menemukan beras yang dimaksud benar-benar asli dan aman dikonsumsi. Saat sampel beras diambil, tim berkoordinasi dengan Kodim1417 Kendari dan Polres Kendari.
"Setelah kami uji laboratorium BPOM, nasi tidak mengandung bahan formalin, boraks atau plastik," ujar Made Guyasa.
BPOM menyimpulkan, video sudah membuat keresahan masyarakat sehingga perlu diklarifikasi kepada instansi terkait sebelum disebarkan.
Komandan Kodim 1417 Kendari, Kol Inf Drs Alamsyah Msi menyatakan, maksud anggotanya terhadap video viral ini sebagai bentuk tanggungjawab terhadap keamanan masyarakat. Sehingga, masyarakat bisa mendapatkan informasi yang jelas soal dugaan penyebaran beras palsu yang akhir-akhir ini kerap meresahkan.
Â
Â
Advertisement
Kesimpulan
Video yang tersebar di Facebook terkait beras palsu yang dicurigai Babinsa TNI AD adalah tidak benar. Faktanya, beras dalam video tersebut mengandung zat amilopektin dan amilosa diatas 25 persen sehingga bisa melenting saat dibanting.
Â
Penulis: Geiska Vatikan Isdy
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement