Polisi akan Tindak Tegas Penyebar Hoaks Wabah PMK di Lombok Barat

Beberapa peternak enggan melakukan vaksinasi ternaknya karena takut setelah mendengar informasi yang tidak benar atau hoaks.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 26 Jul 2022, 19:00 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2022, 19:00 WIB
FOTO: Vaksinasi PMK untuk Hewan Ternak di Bogor
Petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kota Bogor menyuntikkan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) kepada sapi di salah satu peternakan warga di Mulya Sari, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (29/6/2022). Provinsi Jawa Barat mendapatkan jatah 120 ribu dosis vaksin untuk mencegah penularan PMK dari Kementerian Pertanian. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Polres Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai bagian dari Satuan Tugas Operasi Aman Nusa II mengancam, akan menindak tegas oknum penyebar berita bohong tentang vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) yang dapat merugikan peternak.

Kepala Bagian Operasi Polres Lombok Barat, Kompol Dhafid Shiddiq mengimbau, para peternak untuk tidak mudah terpengaruh hoaks tentang PMK.

"Kami akan menindak tegas bila ada oknum yang kedapatan melarang atau menakut-nakuti peternak menyebarkan informasi yang menyesatkan, seperti informasi ternak mati setelah mendapatkan vaksinasi," kata Dhafid dilansir dari Antara, Selasa (26/7/2022).

Selain itu, Dhafid juga meminta, para peternak untuk melaporkan bila menemukan informasi yang menyesatkan, sehingga aparat bisa menindaklanjuti dengan cepat.

Isu hoaks tentang vaksinasi yang dapat menyebabkan kematian hewan ternak merebak di Kecamatan Sekotong, dan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, NTB.

Kapolsek Sekotong, Iptu I Kadek Sumerta mengakui, beberapa peternak enggan melakukan vaksinasi ternaknya karena takut setelah mendengar informasi yang tidak benar.

"Informasi dari mulut ke mulut, yang menginformasikan hoaks PMK bahwa ternak bisa mengalami kematian bila mendapat vaksinasi. Tujuan oknum penyebar hoaks adalah dengan banyaknya ternak yang terjangkit, maka peternak menjual murah ternaknya," ucap Kadek.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Vaksinasi Ternak

FOTO: Penjualan Hewan Kurban di Tengah Wabah Virus PMK
Sejumlah hewan kurban yang dijual sedang memakan makanan di Cipulir, Jakarta, Selasa (28/6/2022). Menjelang Hari Raya Idul Adha, penjualan hewan kurban seperti sapi, kerbau, dan kambing kembali bergeliat meski sedang mewabah virus penyakit mulut dan kuku (PMK). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sementara, Kapolres Lombok Barat, AKBP Wirasto Adi Nugroho mengatakan, program vaksin PMK ternak merupakan program pemerintah bagi peternak secara gratis agar ternaknya tidak mudah terserang penyakit.

Namun tidak sedikit kendala yang dihadapi di lapangan terkait dengan keengganan peternak untuk melakukan vaksinasi karena mendengar isu-isu yang menyesatkan.

"PMK bisa dicegah, terutama bagi ternak yang masih sehat melalui vaksinasi. Demikian juga terkait kesembuhannya. Tercatat sampai dengan saat ini sudah banyak yang mengalami kesembuhan," kata Wirasto.

Ia juga menegaskan bahwa upaya penyembuhan itu terbukti dengan makin berkurangnya ternak yang sakit, sehingga aparat sedang menggenjot upaya pencegahan.

"Petugas sedang berupaya melakukan pencegahan untuk menekan kasus baru PMK melalui vaksinasi ternak, selain upaya-upaya lain, seperti penyekatan dan penyemprotan disinfektan," ujarnya.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya