Liputan6.com, Jakarta - Satu dari enam orang lansia sering merasa kebingungan dengan istilah-istilah digital. Sebuah studi terhadap 2.000 orang berusia di atas 65 tahun mengungkapkan bahwa istilah seperti hyperlink, phishing, dan The Cloud adalah beberapa konsep yang membingungkan mereka.
Istilah-istilah seperti prosesor, malware, dan USB-C juga masuk dalam daftar 20 besar istilah yang membingungkan. Selain itu, istilah cookie, alamat IP, dan smishing juga mengecoh para lansia. Bahkan, ada sekitar 11 persen lansia mengaku bahwa bahasa asing lebih mudah dipahami ketimbang istilah digital.
Advertisement
Baca Juga
Dilansir dari primepublishers.com, sebuah survei mengungkap bahwa orang berusia di atas 65 tahun hanya menghabiskan lima setengah jam seminggu untuk menjelajahi ruang digital dan 78 persen dari mereka merasa tertinggal karena kurangnya pengetahuan digital.
Lansia yang kesulitan memahami istilah-istilah digital umumnya merasakan frustrasi. Mirisnya, 16 persen dari mereka merasa hanya menjadi beban jika meminta bantuan kepada anak muda yang lebih paham dengan istilah teknologi.
"Sangat memprihatinkan mengetahui bahwa para lansia merasa menjadi beban ketika meminta bantuan dalam menavigasi ruang digital," ujar Victoria Johnson, Juru Bicara BT Group.
Meski demikian, banyak lansia yang masih berharap untuk lebih berpengetahuan di bidang komputasi. Para lansia merasa ada terlalu banyak hal yang perlu dipelajari dan membutuhkan bantuan dalam menavigasi teknologi.
Â
Solusi
Teknologi itu ibarat pisau bermata dua, satu sisi mendatang manfaat tetapi di sisi lain dapat mendatangkan ancaman.
Tak bisa dipungkiri, dampak negatif tentang dunia online juga ikut mengiringi, seperti penipuan, masalah privasi, kemiskinan kredibilitas informasi, dan ancaman bagi generasi tua.
Mengatasi permasalahan lansia dalam memahami dunia digital, BT Group berkolaborasi dengan AbilityNet dan leksikografer Susie Dent untuk menciptakan Kamus Digital.
Kehadiran Kamus Digital ditujukkan untuk membantu para lansia memahami dunia online. Kamus ini berisi 21 kata yang sering salah dimengerti dalam dunia internet.
"Kami ingin menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dengan membantu mereka memaksimalkan kehidupan di dunia digital," tutur Juru Bicara BT Group.
Memang benar kehadiran teknologi yang semakin canggih menawarkan berbagai kemudahan bagi manusia untuk menjalankan kehidupannya. Namun perlu dicatat, semuanya akan menjadi lebih mudah jika kita mengerti bahasa digital.
Â
Advertisement
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.