Selain Los Angeles, 5 Tempat ini Pernah Dilanda Kebakaran Hebat

Selain Los Angeles, ternyata ada 5 tempat yang pernah dilanda kebakaran hebat. Berikut daftarnya.

oleh Aqmarina Aulia Jami diperbarui 14 Jan 2025, 11:00 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2025, 11:00 WIB
Potret Kehancuran Kawasan Elite Pacific Palisades Pasca-Kebakaran Hutan Hebat
Sedikitnya lima orang tewas dalam kebakaran hutan hebat yang menghanguskan sejumlah kawasan di sekitar Los Angeles, kata para pejabat pada 8 Januari 2025. (AGUSTIN PAULLIER/AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Kebakaran hebat yang melanda kawasan Los Angeles, California, Amerika Serikat mengejutkan dunia. Bencana yang terjadi pada Selasa 7 Januari 2025 ini berpusat di distrik Pacific Palisades, menyebabkan kepanikan dan kerugian besar di wilayah tersebut dan sekitarnya.

Kebakaran ini dipicu oleh kombinasi cuaca panas yang ekstrem, angin kencang Santa Ana, dan kekeringan yang berkepanjangan, menjadikan kebakaran di Los Angeles ancaman besar yang terus berulang.

Api tidak hanya menghancurkan ribuan hektar lahan, tetapi juga memberikan dampak signifikan terhadap lingkungan, kesehatan masyarakat, serta aktivitas sehari-hari.

Kebakaran ini juga tercatat sebagai salah satu peristiwa terburuk dalam sejarah Amerika Serikat, dan proses evakuasi masih berlangsung untuk mengidentifikasi lebih lanjut korban-korban yang terdampak.

Dilansir dari Antara, lebih dari 10.000 bangunan dilaporkan rusak atau hancur. Hingga saat ini, jumlah korban tewas mencapai 16 orang, dengan total kerugian diperkirakan mencapai antara USD 135 miliar-USD 150 miliar (Rp2.184 triliun-Rp2.427 triliun).

Kebakaran yang terjadi di Los Angeles mengingatkan pada kebakaran terbesar di masa lampau. Berikut adalah lima sejarah kebakaran terbesar di dunia dikutip dari berbagai sumber pada Senin (13/1/2025).

Great Fire 1910

Kebakaran Besar tahun 1910, yang juga dikenal sebagai "Big Burn," melahap sekitar 3 juta acre hutan di wilayah utara Idaho dan barat Montana. Peristiwa ini memicu terbentuknya pola cuaca unik, termasuk badai petir yang kemudian menyalakan kebakaran baru di berbagai lokasi.

Sebanyak 87 petugas pemadam kebakaran kehilangan nyawa mereka saat berusaha mengendalikan api. Kebakaran tersebut tercatat sebagai salah satu bencana terburuk dalam sejarah Amerika Serikat, yang mendorong perubahan besar dalam kebijakan pengelolaan hutan secara nasional.

Setelah kejadian ini, Amerika Serikat mulai mengembangkan sistem yang lebih terorganisir untuk mencegah dan menangani kebakaran hutan. Beragam protokol keselamatan baru juga diterapkan demi melindungi para petugas pemadam kebakaran.

Kebakaran Chinchaga 1950

Kebakaran Chinchaga pada tahun 1950 melalap sekitar 4,2 juta acre di wilayah British Columbia dan Alberta, Kanada. Kebakaran ini berlangsung tanpa terkendali selama beberapa minggu sebelum akhirnya padam akibat turunnya hujan.

Asap dari peristiwa tersebut menciptakan fenomena "Great Smoke Pall," yang memengaruhi kualitas udara di bagian timur Amerika Utara hingga mencapai Eropa. Letak kebakaran yang terpencil menjadi salah satu kendala utama dalam proses pemadaman.

Catatan sejarah menunjukkan bahwa kebakaran ini dipicu oleh petir kering selama musim panas. Faktor geografis dan kondisi cuaca yang sulit semakin menyulitkan akses bagi tim pemadam kebakaran ke lokasi kejadian.

Black Dragon Fire 1987

Black Dragon Fire atau Kebakaran Daxing'anling 1987 menghanguskan 2,5 juta acre lahan di perbatasan China dan Rusia. Kebakaran berlangsung selama lebih dari satu bulan penuh.

Dalam kejadian ini, tercatat 191 korban jiwa dan ribuan orang kehilangan tempat tinggal. Hasil investigasi menunjukkan bahwa aktivitas manusia berkontribusi pada terjadinya kebakaran ini.

Kebakaran ini mendorong peningkatan kerja sama internasional dalam pencegahan dan penanganan kebakaran hutan, khususnya di wilayah perbatasan. Protokol penanganan bencana lintas negara dibentuk setelah kejadian ini.

Kebakaran Siberian Taiga 2003

Kebakaran hutan Siberian Taiga pada tahun 2003 tercatat sebagai kebakaran terbesar dalam sejarah dengan luas area terdampak mencapai 55 juta acre. Kebakaran ini melanda wilayah Siberia Timur, sebagian wilayah Rusia, China bagian timur laut, dan Mongolia utara.

Suhu tinggi tidak biasa dan kondisi kering menjadi faktor utama yang memperparah kebakaran ini. Emisi karbon yang dilepaskan dalam kebakaran ini setara dengan pengurangan karbon yang dijanjikan Uni Eropa dalam Protokol Kyoto.

Asap dari kebakaran ini mempengaruhi kualitas udara di kawasan sekitar dan berkontribusi pada penipisan lapisan ozon. Data menunjukkan peningkatan frekuensi dan intensitas kebakaran di wilayah Siberia yang berdampak pada pola iklim global.

Kebakaran Australia 2019-2020

Kebakaran di Australia selama periode 2019-2020, yang dikenal sebagai "Black Summer," melalap lebih dari 42 juta acre di berbagai wilayah, termasuk New South Wales dan Victoria.

Kondisi kekeringan ekstrem dan gelombang panas berkepanjangan menjadi faktor utama yang memicu bencana ini. Sekitar tiga miliar hewan terkena dampaknya, sementara ribuan rumah dan properti rusak atau hancur sepanjang kejadian tersebut.

Tragedi ini mendorong perubahan signifikan dalam strategi penanganan kebakaran dan praktik pengelolaan lahan di Australia. Pemerintah melakukan evaluasi mendalam terhadap sistem pencegahan dan respons kebakaran untuk meningkatkan kesiapsiagaan di masa depan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya