FEUI Adakan Kelas Kreatif Writing Bersama Liputan6 dan Gramedia

“Creative Writing: Artikel Yang Menembus Era Media 2.0”. Begitulah bunyi baliho yang dipasang di depan Student Center FEUI.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 15 Mar 2014, 12:33 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2014, 12:33 WIB
FEUI Adakan Kelas Kreatif Writing Bersama Liputan6 dan Gramedia
“Creative Writing: Artikel Yang Menembus Era Media 2.0”. Begitulah bunyi baliho yang dipasang di depan Student Center FEUI.

Citizen6, Depok “Creative Writing: Artikel Yang Menembus Era Media 2.0”. Begitulah bunyi baliho yang dipasang di depan Student Center Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Acara yang didukung oleh Liputan6.com dan Gramedia itu diselenggarakan hari ini, Kamis, 13 Maret 2014. Diadakan oleh Badan Otonom Economica, workshop tersebut mengundang tiga pembicara yang telah cakap di bidang masing-masing. Maggie Tijoakin, penulis dari “Selama Kita Tersesat Di Luar Angkasa”, Iwan Triono, Wakil Redaksi Liputan 6, dan Karmin Winata dari KMKONLINE dan Citizen 6.

Pukul 9 lebih beberapa menit training penulisan tersebut dimulai. MC membuka acara lalu dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua BOE. Pada setiap pergantian pembicara, MC akan memberikan kuis serta membagikan bingkisan (dalam hal ini cokelat) kepada peserta yang mampu menjawabnya. Selain itu, panitia juga memberikan doorprize di akhir acara bagi lima peserta yang beruntung. Perlu diketahui bahwa acara ini tidak hanya dihadiri oleh warga Universitas Indonesia saja, melainkan mahasiswa yang dari luar Provinsi pun turut hadir menimba ilmu.

Pembicara pertama yang membagikan ilmunya yaitu Pak Karmin Winata. Hari ini beliau membahas sumber-sumber berita, teknik wawancara sebagai salah satu metode mendapatkan informasi, dan tips bagi peserta yang ingin menembus era media 2.0.

Beliau menekankan perbedaan menjadi jurnalis untuk media cetak dengan media elektronik. Hal ini menarik antusiasme peserta yang kemudian penasaran dengan metode-metode agar tulisan mereka 'laku' di kalangan pengguna internet. Disebabkan oleh waktu yang sangat singkat dan materi yang banyak, Pak Karmin pun memperbolehkan peserta untuk berkonsultasi secara pribadi dengannya melalui email maupun media sosial lain.

Setelah MC memberikan kuis pertama, Mbak Maggie melanjutkan acara dengan materinya yaitu Narrative Journalism. Ia, yang seorang penulis, memberikan gambaran kepada peseta tentang perbedaan conventional journalism dengan materi yang ia bahas saat itu.

Tak lupa, Mbak Maggie dengan gaya bercerita yang mengasyikkan, memberikan contoh serta elemen-elemen dari Narrative Journalism agar para peserta paham. “Dua buku apa yang paling laris di dunia?” tanyanya pada peserta. Ada yang menjawab Harry Potter, ada pula yang menjawab Chicken Soup. Dengan santai Mbak Maggie menjawab, “Pertama yaitu Alkitab, dan kedua yaitu Al Quran.” Jawaban itu tentu menimbulkan tanda tanya di benak peserta. “Kenapa? Karena keduanya disajikan dalam bentuk cerita,” lanjut Mbak Maggie.

Disini ia menekankan bahwa, meskipun artikel disajikan dengan bentuk cerita, bukan berarti mudah dalam pembuatannya. Diperlukan riset yang mendalam agar tulisan narrative journalism tersebut tidak melenceng menjadi sebuah fiksi.

Pembicara terakhir, Mas Iwan, juga membahas materi yang tidak kalah serunya dengan Mbak Maggie dan Pak Karmin. Ia mencoba mengingatkan peserta melalui presentasinya bahwa menjadi jurnalis itu mudah dan tidak melulu hanya berkecimpung di dunia menulis. Tulisan itu perlu, namun media foto dan video pun berpotensi besar untuk menjadi modal peserta.

Asalkan setiap orang peka dengan peristiwa di sekitarnya dan mampu mengolah informasi yang ia dapat, maka menjadi jurnalis bukanlah perkara sulit. Mas Iwan sempat menyinggung seorang remaja di Yogyakarta yang menjadi ‘jurnalis dadakan’ untuk liputan 6 lantaran mengirimkan informasi mengenai kondisi disana saat terjadi bencana alam. Sebagai tambahan, ia juga menyertakan data statistik tentang media yang paling banyak dijadikan pusat informasi. Ia berkata bahwa internet memiliki potensi yang sangat besar dikemudian hari untuk menjadi sumber informasi pertama. Oleh karena itu, persiapan untuk menyambut era tersebut sebaiknya dilakukan sejak dini.

Pemberian bingkisan antara Liputan6.com ke Gramedia, dan Panitia Creative Writing ke Liputan6.com menandakan bahwa acara telah berakhir. Para pembicara terlebih dahulu keluar dari ruangan. Pada kurang lebih pukul 11.45, MC menutup acara sambil mengingatkan peserta untuk mengambil makan siang dan sertifikat yang telah disediakan oleh panitia di pintu masuk Student Center.

Penulis:

Putri Bayu

Baca Juga:

Di Era 2.0 Setiap Orang Adalah Jurnalis

Creative Writing: Tiga Kalimat itu Luar Biasa

Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya