Peduli Lingkungan, Prajurit Seskoal Buat Biopori

Lubang Resapan Biopori merupakan salah satu teknologi sederhana

oleh Liputan6 diperbarui 02 Sep 2014, 12:22 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2014, 12:22 WIB
Peduli Lingkungan, Prajurit Seskoal Buat Biopori
Lubang Resapan Biopori merupakan salah satu teknologi sederhana

Citizen6, Jakarta Para Prajurit di jajaran Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) yang dipimpin langsung Komandan Seskoal Laksamana Muda TNI Herry Setianegara, S.Sos, S.H, M.M didampingi Seklem Seskoal Kolonel Laut (S) Ir. Rusmali Anggawiria, Dirdik Seskoal Kolonel Laut (P) Drs. Barkah Suheryanto, M. Si (Han), Dirbin Seskoal Kolonel Laut (T) Aris Krisnadjaja, S.E dan Komandan Denma Seskoal Letkol Marinir Djuman Widyanto melaksanakan pembuatan Lubang Resapan Biopori (LRB) di lingkungan  Seskoal, Bumi Cipulir, Jakarta Selatan, Selasa (02/09).

Pembuatan LRB ini disamping merupakan bagian dalam pencanangan sejuta biopori untuk jajaran TNI, juga merupakan bentuk kepedulian Seskoal dalam pengurangan genangan air, sekaligus untuk mengatasi sampah organik yang menumpuk. Hal ini disebabkan apabila keberadaan sampah tersebut tidak segera diatasi dapat menimbulkan berbagai macam penyakit sekaligus dalam rangka membantu konservasi air bawah tanah.

Lubang Resapan Biopori  merupakan salah satu teknologi sederhana dan tepat guna yang cukup efektif terutama dalam hal mengurangi genangan air saat turun  hujan. Pembuatannya sangat sederhana dan dapat diterapkan di setiap pekarangan-pekarangan rumah maupun pekarangan kantor-kantor.

Lubang Resapan Biopori  berbentuk lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter lebih kurang 10 - 30 cm, dengan kedalaman sekitar   1 M atau tidak melebihi kedalaman muka air tanah. Lubang yang telah dibuat tersebut kemudian diisi dengan berbagai sampah organik yang berfungsi untuk menghidupkan mikroorganisme tanah seperti cacing. Manfaat  lubang resapan  ini selain untuk mengurangi genangan air secara cepat juga berguna untuk pembuatan pupuk kompos, karena sampah organik yang dimasukan ke dalam lubang tersebut setelah berumur  lebih kurang 45 hari dapat diangkat dan dimanfaatkan sebagai  pupuk organik.
by Faizal Ansyori

Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan artikel, foto atau video seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya keCitizen6@liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya