Begini Orang Cina Zaman Dulu Pulang Kampung Saat Imlek Tiba

Tak jauh berbeda dengan Indonesia, Imlek merupakan kesempatan bagi orang-orang di Cina berkumpul dengan keluarga

oleh Sulung Lahitani diperbarui 08 Feb 2016, 15:17 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2016, 15:17 WIB
Begini Orang Cina Zaman Dulu Pulang Kampung Saat Imlek Tiba
Tak jauh berbeda dengan Indonesia, Imlek merupakan kesempatan bagi orang-orang di Cina berkumpul dengan keluarga

Citizen6, Jakarta Tahun Baru Imlek di negara Cina biasa diikuti dengan Festival Musim Semi yang berlangsung selama 15 hari tanpa henti. Sebelum hari itu tiba, orang-orang akan melakukan perjalanan panjang menuju rumah mereka di pedesaan untuk berkumpul dengan keluarga.

Saat ini, membludaknya masyarakat yang pulang kampung di Cina dapat ditanggulangi dengan banyaknya pilihan transportasi serta infrastruktur yang bagus. 

Namun pernahkah Anda membayangkan, apa yang dialami orang-orang zaman dulu saat mereka semua pulang kampung? Dilansir dari Shanghaisst, Senin (08/02/2016), berikut foto-foto kuno yang menunjukkan perjuangan orang-orang di Cina saat pulang kampung sebelum Imlek.

Shanghaiist 

Menurut situs tersebut, foto-foto itu diambil pada tahun yang berbeda. Dari tahun 80-an, hingga 90-an. Saat itu puluhan ribu orang berbaris di luar Stasiun Kereta Api Guangzhou menunggu kereta mereka datang. Festival Musim Semi dapat disebut sebagai migrasi massal tahunan terbesar di dunia.

Shanghaiist 

Mudiknya orang-orang di Indonesia belum ada apa-apanya dibanding dengan apa yang terjadi di Cina. Hampir dua ribu orang berkumpul dan membentuk barisan mengular untuk dapat membeli tiket.

Tidak hanya ruang tunggu yang tak mampu menampung orang-orang yang akan pulang kampung, kamar mandi di stasiun pun diserbu oleh seluruh orang yang berada di stasiun tersebut.

Shanghaiist 

Pada masa itu, ruang tunggu stasiun belum memiliki gerai-gerai makanan maupun kafe yang dapat membuat Anda nyaman saat menunggu kereta. Bisa dibayangkan betapa stresnya orang-orang tersebut.

Pada saat itu, jumlah penumpang kereta jauh melebihi jumlah bangku yang tersedia. Agar bisa menampung lebih banyak penumpang, kereta api terpaksa menggunakan gerbong boks untuk mengantar orang-orang ke seluruh negeri.

Shanghaiist 

Di dalam kereta, keadaannya tidak jauh lebih baik daripada di stasiun kereta api. Penumpang menumpuk barang-barang yang mereka bawa di manapun ruang yang tersedia.

Setiap tahun, peristiwa tersebut kembali terulang. Namun untunglah dengan bergantinya zaman, infrastruktur dan sarana transportasi makin baik. Orang-orang pun memiliki banyak pilihan saat mesti pulang kampung. (sul)

Shanghaiist 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya