Liputan6.com, Jakarta Polusi udara rupanya tidak hanya terjadi di Jakarta saja, di negara Tirai Bambu ini pun juga mengalaminya. Efek kurangnya udara bersih ini, ternyata dimanfaatkan oleh warga desa prefektur Qingyuan di kawasan utara Guangdong.
Baca Juga
Seperti yang dilansir Shanghaiist.com, Selasa (22/03/2016), mereka beramai-ramai menjadi pedagang kaki lima dadakan di kawasan pegunungan dengan menjual udara segar di dalam kantong plastik.
Bagi turis perkotaan udara segar ini sangat sulit ditemukan. NetEase melaporkan, penjual dadakan tersebut adalah warga dari desa Lianshan Zhuang dan Yao dan provinsi Guangdong memang memiliki kawasan hutan hijau hampir 85%. Harga udara segar dalam plastik itu pun dijual mulai dari harga 10-30 Yuan atau sekitar Rp 20.000 - Rp 60.000.
Advertisement
Bukan hanya ingin merasakan di kawasan pegunungan, para turis pun membawa pulang udara segar dengan plastik ke kota mereka.
Menjual udara segar bukan pertama kalinya terjadi di China, karena pada tahun 2014, orang di Kanada juga menjual udara segar dari pegunungan Albreta yang dijual dengan harga 400 Yuan atau seharga Rp 812.000/botol.
Bagaimana Anda berniat membelinya? Jika kita tak pandai menjaga kelestarian alam, bukan tidak mungkin udara segar di Jakarta menjadi langka. Lalu tak ada pilihan bagi kita selain membeli udara, sebagaimana kita membeli air dalam botol seperti sekarang ini.
Penulis:
Christyana Caroline
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.
Â