Citizen6, Jakarta Inspirasi Kartini agar perempuan layak mengenyam pendidikan sama seperti laki-laki terus disuarakan. Prinsip kesetaraan gender atau lebih populer dikenal emansipasi wanita selalu digagaskan kaum hawa. Kaum perempuan semakin berpeluang besar mendapatkan apa yang diinginkan.
Namun, kata "emansipasi pria" rasanya tidak pernah terdengar. Apakah pria sudah ditakdirkan mampu melakukan segalanya? Tidak juga. Bila perempuan dapat mengerjakan apa yang ditangani laki-laki, perempuan itu dianggap tangguh. Pandangan akan berbeda, bila laki-laki yang mengerjakan tugas-tugas perempuan.
Orang lain akan menganggap laki-laki itu aneh dan kemayu. Misal, seorang laki-laki memakai pakaian serba pink di tempat umum. Respons yang biasa terjadi, semua mata akan tertuju pada sang laki-laki. Gumaman kecil, seperti "Ih, cowok kok pake warna pink" akan terdengar."
Advertisement
Pandangan seperti ini membuat kaum lelaki enggan memakai pakaian warna pink. Diskriminasi kecil turut berpengaruh signifikan terhadap laki-laki. Mereka juga segan pergi ke salon, melakukan perawatan wajah, menonton drama Korea, dan mengidolakan aktor/penyanyi pria. Alasan takut dibilang homo menjadi pertimbangan.
Dari penjelasan di atas, apakah salah jika pria melakukan hal tersebut? Apakah akan menghilangkan kejantanannya? Apakah itu akan menurunkan kadar hormon testosteron? Laki-laki juga wajar melakukan hal tersebut tanpa memandang latar belakang seseorang.
Ditulis oleh Qudratullah Akrim
Mahasiswa Program Studi Ilmu Komputer
Institut Pertanian Bogor
Penasaran dengan kelanjutan artikelnya? Kamu bisa baca di sini.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.