Pecinta Bola Keranjang, Yuk Gabung di Komunitas Korfball

Di Indonesia, korfball mulai dipertandingkan dari PON I 9–12 September 1948. Memiliki sejarah panjang, akankah korfball menjadi populer?

oleh Mulyono Sri Hutomo diperbarui 07 Des 2016, 09:31 WIB
Diterbitkan 07 Des 2016, 09:31 WIB
Komunitas Korfball Indonesia
Ilustrasi permainan korftball. Foto: sportyverse

Liputan6.com, Jakarta Sepakbola merupakan olahraga yang digemari masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Permainan yang beranggotakan sebelas orang ini mempunyai aturan main dengan menggiring bola ke gawang lawan untuk mencetak skor. Tapi siapa sangka, ternyata permainan bola tidak hanya ditendang atau menggunakan kaki saja, namun ada juga yang menggunakan tangan.

Seperti yang banyak diketahui masyarakat Indonesia, permainan bola yang menggunakan tangan adala basket dan bola voli. Namun terdapat olahraga unik lain yang menggunakan bola dan teknik passing yang mungkin masih asing di telinga Anda: korfball.

Olahraga korfball yang permainannya menggunakan bola dan tangan ini telah lama dimainkan di Eropa, terutama di Belanda. Berbeda dengan voli dan basket, korfball hanya menggunakan teknik passing dengan tangan dalam permainannya. Kemudian menggunakan keranjang sebagai gawang untuk mencetak skor.

Di Indonesia, olahraga korfball telah memiliki sejarah panjang. Korfball mulai dipertandingkan pada Pekan Olahraga Nasional I 1948 di Solo, Jawa Tengah. Simak wawancara singkat Liputan6.com bersama Lisa Rudianita Legawati, Ketua Umum Persatuan Korfball Seluruh Indonesia, yang ditemui di daerah Ragunan, Jakarta Selatan, berikut ini:

Apakah olahraga korfball itu?

Korfball itu kalau di Indonesia dikenal sebagai bola keranjang. Olahraga ini bisa dibilang hampir sama dengan basket. Namun yang membedakan yakni dalam komposisi pemainnya. Yakni, terdiri dari empat orang perempuan dan empat orang laki-laki dalam satu tim, jadi dalam satu tim ada delapan orang. Olahraga ini tidak ada dribble namun hanya passing. Untuk tiangnya sendiri menggunakan keranjang dan tidak ada papan pantul, dengan tinggi tiang tiga setengah meter.

Korfball sudah ada sejak jaman Belanda. Mulai PON I hingga IV olahraga ini dipertandingkan, akhirnya mati suri hingga tahun 1985 yang diawali dengan pertandingan-pertandingan internasional seperti World Championship, tahun 90-an Asia Ocenaia di Australia. Sehingga tahun 90-an ada Kejurnas. Hingga akhirnya di tahun 1998 kita benar-benar vakum hingga tahun 2011. 2011 kita hidupkan lagi dan kita perbaiki lagi organisasi PKSI dan kita hidupkan kembali. Kita masuk ke KONI di bulan Maret 2015.

Kejuaraan terakhir yang kami ikuti adalah International Korfball Tournament di Stadskanaal, Belanda pada November 2016 lalu.

Apakah sudah ada federasi atau organisasinya di Indonesia?

Kalau di Indonesia sendiri ada Persatuan Korfball Seluruh Indonesia, dan untuk internasionalnya ada International Korfball Federation yang berpusat di Belanda.

Aturan Pertandingan Korfball

Bagaimana aturan permainan korfball?

Untuk aturan permainannya. Laki-laki menjaga laki-laki, perempuan menjaga perempuan. Kemudian untuk bola tidak dapat di drible namun di passing. Apabila musuh sudah mau mengangkat bola untuk shoot, kita angkat tangan yang disebut dengan defence, musuh sudah tidak bisa shoot. Seperti itu. Permainannya simple, tidak mengenal usia, tidak mengenal tinggi badan. Yang penting kita lincah untuk cetak poin ke keranjang. Kemudian lama permainan 2 x 25 menit.

Lisa Rudianita Legawati, Ketua Umum Persatuan Korfball Seluruh Indonesia. Foto: Lydia Viera Arumdhita - Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Bisa dibilang korfball belum populer di Indonesia, apa penyebabnya?

Olahraga ini di Indonesia belum sepopuler basket, futsal karena kurangnya sosialisasi di masyarakat, dan ini adalah tugas kami dari PKSI pusat untuk memasyarakatkan olahraga korfball di Indonesia. Dan alhamdulillah saat ini kita sudah ada dua belas pengurus provinsi (pengprov). Dari Pengprov yang sudah ada kami harap bisa terus menyebar ke provinsi lain di Indonesia.

Kita juga akan melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah, kemudian menjadikan korfball sebagai ekstrakulikuler ataupun mata pelajaran di sekolah-sekolah.

Kemudian kita sudah mengadakan beberapa kali Kejurnas untuk senior. Dan tahun lalu kita sudah mulai Kejurnas Remaja yang pertama. Tahun ini pada bulan Desember kita akan melakukan Kejurnas Remaja yang kedua. Tahun depan juga kami akan mengikuti PON Remaja di Jawa Tengah. Dan tahun ini pula kami sudah melakukan eksibisi PON di Jawa Barat untuk olahraga korfball.

Harapan kami olahraga ini banyak peminatnya dan menjadi olahraga favorit seperti olahraga yang lainnya. Simak kelanjutan artikel dengan mengeklik tautan berikut ini.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya yang sedang populer: Menakjubkan, Saudara Kembar Rayakan Ulangtahun Mereka yang Ke-100. Yuk, berbagi di Forum Liputan6.

 Penulis:
Lydia Viera Arumdhita - Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya