6 Pejabat Pemerintahan yang Ditembak Mati di Depan Publik

Berikut enam kasus penembakan pejabat pemerintahan di depan publik.

oleh Azwar Anas diperbarui 20 Des 2016, 12:36 WIB
Diterbitkan 20 Des 2016, 12:36 WIB
Penembakan Dubes Rusia
Penembakan Dubes Rusia

Liputan6.com, Jakarta Dunia sedang digemparkan dengan aksi penembakan Dubes Rusia, Andrey Karlov, di sebuah galeri seni di Ankara. Ia ditembak mati di depan pengunjung galeri seni.

Namun tahukah Anda, penembakan pejabat publik seperti yang terjadi di Ankara bukan yang pertama kali. Banyak sekali kasus-kasus penembakan dengan sasaran pejabat pemerintahan. Motifnya pun beragam. Berikut enam kasus penembakan pejabat pemerintahan di depan publik.

 Perdana Menteri Swedia, Olof Palme

Saat itu Olof Palme usai menonton film bersama istrinya di sebuah gedung bioskop di Kota Stockholm, Swedia. Di perjalanan pulang, saat ia berjalan kaki sembari bersenda gurau dengan istrinya, seorang pria mengadang dengan pistol jenis revolver di tanganya.

Perdana Menteri Swedia, Olof Palme

Olof ditembak hingga tewas. Sementara istrinya, Lisbet, yang juga menjadi sasaran tembak, menderita luka serius hingga kritis. Syukur, nyawanya masih bisa diselamatkan.

Penembak diketahui bernama Christer Petterson, seorang pecandu narkoba dari Swedia. Motif pelaku hingga kini belum diketahui secara pasti. Perdana Mentari Swedia, Olof Palme, ditembak mati pada 28-2-1986.

Presiden Mesir, Anwar Sadat

Anwar Sadat duduk di bangku kehormatan untuk  menonton parade militer dalam peringatan Perang Yom Kippur. Namun rupanya, hari itu menjadi hari terakhir Anwar Sadat menghirup udara.

Presiden Mesir, Anwar SadatIa ditembak oleh 4 pria bersenjata dari jarak dekat. Dua jam kemudian, Anwar Sadat dinyatakan tewas. Penembakan itu telah direncanakan dengan matang.

Pelakunya teridentifikasi sebagai jihadis yang menolak Perjanjian Camp David antara Israel dan Kairo. Setelah Sadat wafat pada 6-10-1981, tampuk kepemimpinan diserahkan kepada Hosni Mubarak.


Presiden Amerika Serikat, Abraham Linclon

Presiden Amerika Serikat ke-16 itu ditembak mati saat sedang menyaksikan pertunjukan teater pada 14-4-1865. Ia ditembak oleh salah satu kelompok pro-perbudakan yang menyusup sebagai pemain teater, John Wilkes Booth.

Presiden Amerika Serikat, Abraham LinclonLincoln dikenal seabgai presiden yang getol menghapus sistem perbudakan di Amerika Serikat. Pada tahun 1852 ia menyampaikan pidato Proklamasi Emansipasi sebagai tanda penghapusan perbudakan.

Akibat kebjikan itu, Amerika terbelah dua. Negara-negara bagian Utara (yang anti-perbudakan) dan Selatan (yang pro-perbudakan). Hal itu pula yang membuat Amerika terjerembab dalam perang sipil selama 4 tahun.

Linclon berhasil menghapus sistem perbudakan Amerika meski nyawa menjadi taruhannya. Linclon tercatat sebagai presiden pertama yang dibunuh menyusul Presiden Amerika Serikat ke-35 John F. Kennedy.

Hakim untuk El Chapo, Vicente Bermudez

Ia adalah hakim yang memimpin persidangan Joaquin El Chapo Guzman, salah gembong narkoba terbesar di dunia yang kini tengah dipenjara. Bermudez ditembak dari jarak dekat saat ia keluar rumah untuk jogging.

Meski polisi tidak punya cukup bukti untuk mengkaitkan kasus penembakan dengan keputusan persidangan, mereka yakin El Chapo ada di balik penembakan itu.

El Chapo Sean Penn\'e verdiği gizli röportajdan yakalandı

El Chapo merupakan pemimpin kartel narkoba paling ditakuti. Ia tercatat berkali-kali kabur dari jeruji besi penjara.

Pada 2001, El Chapo kabur dari penjara Meksiko dan menjadi buronan selama 10 tahun. Lalu akhrinya tertangkap. Tahun 2014 ia kembali kabur melalui terowongan sepanjang 1,6 kilometer yang digalinya dari kamar mandi selnya di Altiplano.

Detik-detik penembakan Hakim Bermudez terekam CCTV rumahnya di Metepec, Meksiko. Ia tewas pada 17-10-2016.

Dubes Rusia untuk Turki, Andrey Karlov

Baru hari ini, 20-12-2016 Duta Besar Rusia Untuk Turki, Andrey Karlov, ditembak mati saat sedang berpidato membuka pameran galeri di Ankara, Turki.

Turki, Ankara

Karlov ditembak dari jarak dekat sebanyak 8 kali. Pelakunya diketahui bernama Mevlut Mert Altintas, petugas polisi nonaktif di Ankara yang berusia 22 tahun.

Mevult menembak sembari menerikkan kalimat, "Jangan lupakan Aleppo! Jangan lupakan Suriah!". Kuat dugaan, motif penembakan terkait dengan konflik Aleppo dan Suriah.


(War)

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.

 

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya