Tingkatkan Produksi Padi, UB Malang Manfaatkan Gelombang Suara

Dengan pembukaan stomata yang optimal akan memaksimalkan penyerapan nutrisi padi saat dilakukan pemberian pupuk misalnya pupuk daun.

oleh Karmin Winarta diperbarui 02 Jun 2017, 08:30 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2017, 08:30 WIB
Tingkatkan Produksi Padi, UB Malang Manfaatkan Gelombang Suara
Foto: Istimewa

Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini lima mahasiswa FTP Universitas Brawijaya Malang berhasil menciptakan alat untuk meningkatkan produksi padi dengan penggunaan gelombang suara. Kelima mahasiswa ini ialah Chorima Ulfa, Wahyu Intan, Istifar Yogi dan Hidayat Yogo dengan ketua Novemi Inka dan dosen pembimbing Endrika Widyastuti S.Pt., M.Sc., M.P.

Penggunaan gelombang suara ini biasa dikenal dengan sebutan teknologi sonic bloom. Teknologi ini merupakan teknologi yang memanfaatkan gelombang suara berfrekuensi 3500 – 5000 Hz untuk merangsang pembukaan stomata secara optimal.

Dengan pembukaan stomata yang optimal akan memaksimalkan penyerapan nutrisi padi saat dilakukan pemberian pupuk misalnya pupuk daun.

Penyerapan nutrisi yang maksimal akan membantu pertumbuhan padi sehingga bulir padi yang dihasilkan menjadi lebih berisi serta pertumbuhan tanaman padi menjadi maksimal sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi padi.

Dalam penggunaannya MS.BLOOM (Automatic Sonic Bloom) (red: nama alat) menggunakan panel surya sebagai sumber energi sehingga bersifat ramah lingkungan. Energi tersebut kemudian akan disimpan pada aki dan digunakan oleh komponen - komponen dalam alat untuk menghasilkan suara yang berfrekuensi.

Tak hanya ramah lingkungan, MS.BLOOM masih memiliki berbagai kelebihan lain yang bisa ditawarkan seperti penggunaan alat yang bersifat otomatis dan mudah dalam pengoperasiannya hanya dengan menekan tombol “on/off” sehingga tidak dibutuhkan pengawasan secara intensif dari para petani.

Kemudahan penggunaan alat ini karena MS. BLOOM dilengkapi sensor suhu serta sensor hujan. Sensor ini akan mendeteksi cuaca atau kondisi lingkungan. Jika kondisi tidak mendukung maka MS.BLOOM akan mati.

Kalau dipaksakan untuk hidup maka saat hujan turun, penyerapan air pada stomata akan berlebih dan menyebabkan kerusakan padi. Saat ini, MS.BLOOM dalam tahap pengujian pengusiran hama dengan fokus utama adalah tikus. Tikus dipilih karena tikus termasuk kedalam golongan hama yang paling banyak merugikan petani.

Dengan berbagai kelebihan yang ada, diharapkan alat ini mampu menjadi solusi untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi padi di Indonesia.

Mengingat, beras merupakan pangan pokok sebagian besar rakyat Indonesia. Ketika pemenuhan produksi padi dapat terlaksana, Indonesia akan menjadi negara mandiri / swasembada pangan serta dapat mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Inillah salah satu tujuan dari pembuatan MS. BLOOM selain untuk mensejahterakan petani serta membantu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia.

Pengirim:

Choirima Ulfa

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya