Liputan6.com, Jakarta - Dengan mengumpulkan setiap penelitian terpercaya, tim peneliti internasional telah memastikan bahwa pria di Eropa, Amerika Utara, Australia, dan Selandia Baru, memproduksi kurang dari setengah sperma yang diproduksi generasi sebelumnya pada usia yang sama. Ini tidak akan menyebabkan manusia punah, tapi mungkin cukup mengganggu.
Baca Juga
Advertisement
Gagasan bahwa kesuburan pria menurun telah menjadi berita utama pada tahun 1992 akibat sebuah penelitian di Denmark. Namun, di tahun-tahun berikutnya, banyak penelitian menerbitkan hasil yang bertentangan.
Dalam jurnal Human Reproduction Update, sebuah tim internasional telah mengumpulkan 185 studi dari 42.935 pria. Dari semuanya, terbukti selama 1973-2011 di negara-negara Barat, jumlah sperma pria telah menurun sebesar 59 persen dan konsentrasi sperma sebesar 52 persen.
Semakin banyak pria yang memproduksi sperma kurang dari jumlah sebelumnya. Hal ini membuat mereka menuju ambang batas infertilitas.
"Penelitian ini adalah panggilan mendesak untuk menyelidiki penyebab penurunan tajam jumlah sperma serta tujuan pencegahannya," ujar Dr Hagai Levine dari Universitas Ibrani Yerusalem seperti dikutip dari Iflscience.
Banyak teori dikemukakan akan penyebab penurunan jumlah sperma tersebut, misalnya obesitas, hormon yang mengganggu, kebiasaan orang tua merokok selama kehamilan, dan paparan terhadap polusi.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6