Kisah Haru Pemilik Warung yang Berikan Lauk pada Mahasiswa Miskin

Seorang mahasiswa miskin hanya makan nasi selama kuliah, tapi ia selalu diberikan lauk oleh pemilik warung makan yang baik hati secara cuma-cuma.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Mar 2018, 18:00 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2018, 18:00 WIB
Kisah Penjual Makanan yang Membantu Mahasiswa Miskin, Berakhir Mengharukan
Kisah haru seorang mahasiswa miskin yang hanya makan nasi selama kuliah namun ia selalu diberikan lauk oleh pemilik warung makan yang baik hati secara cuma-cuma, berakhir mengharukan (Sumber foto: youtube)

Liputan6.com, Jakarta Tidak semua orang yang melanjutkan sekolah ke jenjang perguruan tinggi berasal dari keluarga mampu. Kenyataannya, banyak mahasiswa yang memiliki tekad kuat untuk melanjutkan pendidikan meskipun dengan kondisi ekonomi pas-pasan. Mereka rela melakukan apa pun untuk tetap belajar dan bertahan hidup.

Salah satu kisah mengharukan baru-baru ini viral di situs berbagi video YouYube dengan akun bernama info kisah nyata. Video yang hanya menampilkan kata-kata cerita tersebut telah ditonton sebanyak empat juta kali dan disukai lebih dari 20 ribu penonton.

Video tersebut menampilkan cerita seorang mahasiswa yang hanya memesan nasi putih selama kuliah. Namun, sang penjual nasi membantu anak tersebut dengan menyelipkan daging cincang di dalam nasi. Berikut kisahnya.

Mahasiswa itu Hanya Membeli Nasi Tanpa Lauk

Seorang mahasiswa tiap hari hampir memesan nasi putih ketika hendak makan di sebuah warung. Tak ada pesanan lauk atau kuah, pemuda itu hanya meminta diambilkan nasi putih saja lalu memakannya.

Begitu selesai makan, mahasiswa itu kembali memberanikan diri untuk meminta kuah. Sang pemilik warung makan pun tak sungkan dan memberikannya secara gratis.

Namun sang pemuda tak tinggal diam, diketahui kuah yang ia dapatkan secara gratis. Ia kembali memesan satu piring nasi. Nasi itu ia pesan bukan untuk dimakan lagi, melainkan sebagai bekal ia untuk makan siang saat berada di kampus.

Si penjual merenung sejenak, anak itu mungkin berasal dari keluarga tak mampu. Lalu secara diam-diam ia menaruh sesendok penuh daging cincang ke bawah kotak makanan. Ia bahkan menambahkan sebutir telur kecap, baru kemudian menutupnya dengan sekotak penuh nasi putih.

Pemilik Warung Makan Selalu Memberinya Lauk dengan Meletakan Dibawah Nasi

Si nyonya pemilik buffet tahu suaminya bermaksud membantu anak itu. Namun, ia bingung, kenapa tidak meletakkan begitu saja dagingnya itu di atas nasi, malah menyembunyikannya di bawah?

Lauk itu sengaja ia sembunyikan di balik balutan nasi, supaya sang anak tak mengira bahwa ia sedang bersedekah, sekaligus menjaga perasaan dirinya. Mata anak itu berkaca-kaca dan meneteskan air mata, tapi tidak diketahui oleh pasutri yang baik hati itu.

Sejak itu, anak itu hampir selalu datang setiap senja, ia selalu makan semangkuk di warung, dan semangkuk untuk dibawa pulang. Tentu saja, di bawah mangkuk nasi yang dibawa pulang itu selalu terpendam rahasia yang tidak sama setiap hari. Sampai akhirnya anak itu lulus dan dua dekade berikutnya tidak pernah terlihat lagi sosok bayangan anak itu di warung prasmanan tersebut.

20 Tahun Kemudian Warung Makan Akan Dibongkar Paksa

Dua puluh tahun kemudian, warung prasmanan itu mendapat pemberitahuan dari pemda yang akan membongkar paksa bangunan ilegal di wilayah tersebut. Melihat kenyataan itu, pasutri itu pun tak kuasa menahan tangisnya mengingat pengangguran yang akan dijalaninya di masa tua.

Tepat pada saat itu, seorang tokoh elite dari perusahaan besar datang berkunjung. Seorang perwakilan dari perusahaan membawa kabar bahwa direkturnya meminta pasutri membuka kantin prasmanan di dalam gedung perkantoran yang akan segera digunakan. Peralatan dan bahan-bahan yang dibutuhkan semuanya disiapkan oleh perusahaan, mereka hanya tinggal membuat masakannya dan keuntungan dibagi dua.

Hal itu tentu membuat pasutri bertanya-tanya dan sekaligus kebingungan merasa diperlakukan begitu baik oleh perusahaan itu. Namun, perwakilan perusahaan itu lagi-lagi menjelaskan bahwa kedua pasutri itu telah berjasa besar kepada pimpinanya tersebut.

"Ia sangat suka dengan telur kecap dan daging cincang masakan kalian, lainnya kalian bicarakan saja nanti saat bertemu."

Mahasiswa yang Setiap Hari Memesan Nasi itu, Kini Menjadi Orang Hebat

Berkat usaha kerasnya selama dua dekade ini, si anak yang setiap hari makan nasi putih di warung suami istri itu 20 tahun silam, sekarang telah mendirikan kerajaan bisnisnya sendiri. Semuanya berkat dorongan dan bantuan secara diam-diam dari pasutri itu. Jika tidak, ia tidak akan pernah bisa menyelesaikan studinya.

Ketika suami istri itu mohon pamit, sang direktur berdiri dan membungkukkan badan memberi hormat pada pasutri ini sambil mengatakan, “Semangat ya! Sampai jumpa besok! Kelak perusahaan mengandalkan bantuan kalian lo!”

Satu tindakan empati dari lubuk hati yang tulus, bisa membawa kehangatan dan sentuhan yang tak terhingga. Apabila berniat baik untuk membantu orang lain, kita juga harus memahami cara yang bijak, di samping memberikan perhatian yang sesuai dan layak, jangan lupa juga harus menghormati perasaan orang yang dibantu.

Cerita yang Mengajarkan Kita agar Selalu Mengahargai Orang Lain

Kita harus bersyukur dan tahu berterima kasih ketika menerima bantuan dari orang lain. Jangan menganggap remeh pengaruh kita terhadap lingkungan sekitar. Dengan menunjukkan perhatian dan dorongan yang tulus pada waktu yang tepat, sekilas tampak terlihat seperti bantuan yang sepele, tapi bisa memancarkan kekuatan positif yang kuat.

 

Penulis:

Latif Munawar

Universitas Moestopo (Beragama) Jakarta

Jadilah bagian dari Komunitas Campus CJ Liputan6.com dengan berbagi informasi & berita terkini melalui e-mail: campuscj6@gmail.com serta follow official Instagram @campuscj6 untuk update informasi kegiatan-kegiatan offline kami.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya