Liputan6.com, Jakarta - Saat membahas masalah kesehatan mental seperti depresi dan anxiety, belajar bagaimana menjadi bahagia dengan mengatasi emosi negatif dan trauma masa lalu dimulai dengan mempraktikkan merawat dan mencintai diri sendiri.
Baca Juga
Advertisement
Kebanyakan orang berurusan dengan banyak hal negatif saat tumbuh dewasa. Orang lain seringkali tak menyadari dampak buruk yang diakibatkan oleh kecaman, kritik, atau frustasi mereka terhadap hidup yang kemudian mereka lampiaskan pada anak-anak.
Berikut adalah 6 cara Anda dapat membingkai ulang emosi negatif yang disebabkan oleh depresi, kecemasan, atau trauma masa kecil yang akan membantu Anda berlatih merawat diri dan belajar bagaimana menjadi bahagia. Melansir dari Yourtango, ini dia.
Â
1. Ketahui saat Anda memiliki obrolan negatif
Itu bisa semudah memerhatikan bagaimana perasaan Anda. Jika Anda merasa marah, bosan, menjadi korban, Anda anak memiliki obrolan negatif.
Lalu, perhatikan tubuh Anda. Di bagian mana Anda merasa tegang? Rahang mengepal, gigi bergemerutuk, bahu dan punggung mengencang? Tubuh Anda tak pernah berbohong dan itu akan selalu mengungkapkan pikiran Anda.
Â
Advertisement
2. Pelajari bagaimana Anda bisa
Fokuslah pada bidang itu dan kemudian bertanya pada diri sendiri, "Apa yang telah saya katakan pada diri sendiri?"
Lakukan ini saat Anda melepaskan ketegangan. Cara terbaik untuk berhubungan dengan ketegangan Anda adalah menulis tentang itu.
Ketika Anda fokus pada rahang Anda yang terasa kaku, bertanyalah pada diri sendiri, "Apa yang telah saya pikirkan?" Otak Anda mungkin bekerja "Saya marah karena tidak mendapatkan promosi di tempat kerja atau diabaikan karena sesuatu."
Tuliskan hal tersebut di kertas, kemudian robek sekuat tenaga, bakar, atau kubur kertas tersebut. Pembuangan seperti itu adalah cara yang bagus untuk melepaskan negativitas.
Â
3. Hadapi masalah secara langsung
Langkah selanjutnya adalah di mana segala sesuatu menjadi menarik karena melibatkan dua bagian. Bagian satu sebenarnya menghadapi hal negatif secara langsung.
Misalnya saat Anda merasa frustasi tak mendapat promosi, berilah sebuah pertanyaan pada diri Anda: Apakah itu benar?
Terserah Anda untuk datang dengan bukti yang valid. Dan jika Anda menemukan bukti yang benar, pertanyaan berikutnya adalah, "Mengapa saya memilih untuk mengarahkan hidup saya seperti itu?"
Â
Advertisement
4. Kenali saat Anda menjadi
Hidup dengan mentalitas korban sangat merusak karena Anda telah menetapkan jalan hidup untuk ketidakbahagiaan. Korban tak pernah bahagia dan sering melekat pada pemikiran "Celakalah aku." Ini bisa menjadi klaim mereka untuk terkenal.
Setelah proses "pembuangan otak" dan menghadapi kenyataan, yang Anda lakukan selanjutnya adalah "pergeseran otak." Anda harus benar-benar mengubah pikiran Anda ke arah yang positif, memilih narasi yang baru, dan mengangkat hidup Anda. Karena jika tidak, otak Anda akan kembali ke proses sebelumnya: mengorbankan diri sendiri.
Â
5. Buat jalur mental positif untuk diri sendiri
Jika lagu lama Anda adalah "Saya tak cukup baik," mulailah laggu baru Anda dengan, "Saya lebih dari cukup baik." Pikirkan hal-hal positif seperti kebaikan, kelembutan, kesabaran, kedermawanan, menjadi pendengar yang baik, dan lainnya.
Setiap orang memiliki kualitas positif. Ikuti itu dengan apa yang tampak dan terasa hidup lebih dari cukup baik dan berhati-hatilah saat Anda kembali ke pola lama dalam berpikir.
Â
Advertisement
6. Pastikan apa yang Anda visualisasikan adalah apa yang Anda pikirkan
Langkah sangat penting selanjutnya adalah bertanya pada diri sendiri apakah Anda benar-benar menginginkan kehidupan positif baru ini dan jika demikian, mengapa? Sangat penting untuk memiliki motivasi positif agar Anda terus bergerak.
Jika niat Anda untuk berubah tidak solid, Anda hanya akan melakukan upaya setengah hati dan kemudian mengatakan prosesnya tidak berhasil.