Liputan6.com, Jakarta - Dunia akan menikmati Gerhana Matahari Cincin dan Gerhana Matahari Sebagian pada Minggu 21 Juni 2020. Agar tidak merusak kesehatan mata, simak cara aman melihatnya.
Gerhana Matahari Cincin bisa diamati di Kongo, Sudan Selatan, Ethiopia, Yaman, Oman, Pakistan, India, China, dan Samudera Pasifik. Juga bisa terlihat di sedikit wilayah Aftrika pada bagian utara dan timur, Samudera Hindia, sebagian negara Eropa, Australia bagian Utara, dan Samudera Pasifik.
Sedangkan Indonesia, tak seluruh wilayah bisa menyaksikan fenomena ini. Itu pun berupa Gerhana Matahari Sebagian.
Advertisement
"Akan terjadi Gerhana Matahari Cincin pada 21 Juni 2020, tapi tak terlihat dari wilayah Indonesia. Indonesia hanya bisa menyaksikan Gerhana Matahari Sebagian dari wilayah utara Indonesia," kata Peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Rhorom Priyatikanto, seperti dikutip dari Antara, Jumat 19 Juni 2020.
Melansir informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), di Indonesia, ada 31 provinsi yang bisa menyaksikan Gerhana Matahari Sebagian. Aceh akan mengalami gerhana lebih dulu. Di Sabang, Aceh bisa terjadi pada pukul 13.16 WIB. Waktu puncak fenomena Gerhana Matahari Sebagian ini akan berbeda-beda di setiap daerahnya.
Gerhana Matahari Cincin terjadi ketika Bulan terlalu jauh dari Bumi, sehingga tidak sepenuhnya menutupi Matahari. Ini menghasilkan cincin cahaya di sekitar Bulan yang gelap. Korona Matahari tidak terlihat selama Gerhana Cincin.
Lalu bagaimana cara melihat Gerhana Matahari Sebagian bagi yang berada di Indonesia dan tetap bisa melihat Gerhana Matahari Cincin? Simak penuturannya:
Video Pilihan
Alat Lihat Gerhana Matahari
Peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Rhorom Priyatikanto menuturkan, gerhana matahari bisa dilihat menggunakan filter khusus yang dapat menepis 99,999 persen cahaya matahari yang membahayakan mata. Kacamata las juga dapat dipakai untuk mengamati gerhana matahari.
"Yang paling aman adalah melihatnya dari layar HP (handphone) atau komputer dengan cara mencari pengamat yang melakukan video streaming, melalui YouTube misalnya," tutur Rhorom yang juga merupakan Peneliti Astronomi dan Astrofisika pada Pusat Sains Antariksa Lapan itu.
Dia menegaskan, agar aman saat mengamati gerhana matahari, maka dapat menggunakan beragam peralatan.
Peralatan itu seperti kamera pinhole atau kamera lubang jarum, kacamata matahari, binokular atau teleskop, dan kamera DSLR.
Cara tidak aman melihat gerhana yaitu dengan melihat matahari secara langsung, melihat langsung melalui pantulan air dan cermin, dan melihat menggunakan kacamata biasa, kacamata baca, serta kacamata 3D.
Advertisement
Livestreaming
Karena Gerhana Matahari Cincin tidak bisa diamati di Indonesia, lihat saja livestreaming dari negara-negara yang dilintasi fenomena tersebut. Berikut pilihannya:
1. Saluran YouTube TimeandDate.com
Saluran YouTube TimeandDate.com menggelar livestreaming di saluran YouTube mereka mulai 05:00 UTC atau sekitar pukul 12.00 WIB. (Klik di sini)
2. Saluran YouTube Slooh
Saluran YouTube Slooh menggelar livestreaming sejak pukul 05.00 UTC atau pukul 12.00 WIB dan berakhir pada 08.45 UTC atau sekitar jam 15.45 WIB. (Klik di sini)
Slooh sendiri merupakan layanan teleskop robotik yang memantau Gerhana Matahari Cincin dari wilayah Timur Tengah dan India.
3. Saluran YouTube Sirsa, India
Saluran YouTube Sirsa akan menayangkan livestreaming Gerhana Matahari Cincin dari Sirsa, India. Daerah ini dilewati Gerhana Bulan Cincin total. (Klik di sini)
Fase Kemunculan Gerhana Matahari Cincin
Gerhana dimulai saat kontak pertama atau kontak awal terjadi, yaitu ketika piringan bulan, yang ditampilkan berupa lingkaran abu-abu, mulai menutupi piringan matahari, yang ditampilkan berupa lingkaran berwarna kuning.
Seiring berjalannya waktu, piringan matahari yang tergerhanai akan semakin besar hingga akhirnya seluruh Bulan mulai menutupi piringan Matahari.
Waktu saat peristiwa ini terjadi disebut Kontak Kedua dan akan berakhir saat seluruh piringan bulan terakhir kali menutupi piringan matahari, yaitu saat kontak ketiga.
Setelah kontak ketiga dilalui, piringan matahari yang tampak tergerhanai akan semakin kecil hingga akhirnya bulan terakhir kali menutupi piringan matahari, yaitu saat kontak keempat atau kontak akhir.
Lama waktu dari kontak kedua hingga kontak ketiga di atas tersebut disebut sebagai durasi cincin atau fase cincin, yang lama waktunya bervariasi dari satu kota ke kota lainnya.
Sementara waktu dari kontak awal hingga kontak akhir disebut sebagai durasi gerhana dan lama waktunya juga bervariasi dari satu kota ke kota lainnya.
Berbeda dengan durasi cincin yang hanya ada di lokasi yang terlewati jalur cincin, durasi gerhana akan ada di semua lokasi, baik yang terlewati antumbra Bulan maupun yang hanya terkena penumbranya.
Advertisement
Jadwal di 31 Provinsi Indonesia
1. Aceh, mulai 13.16 WIB, puncak gerhana 14.40 WIB, dan gerhana berakhir 15.48 WIB.
2. Sumatera Utara, mulai 13.37 WIB, puncak gerhana 14.48 WIB, dan gerhana berakhir 15.48 WIB.
3. Sumatera Barat, mulai 14.03 WIB, puncak gerhana 14.54 WIB, dan gerhana berakhir 15.37 WIB.
4. Riau, mulai 13.53 WIB, puncak gerhana 14.57 WIB, dan gerhana berakhir 15.50 WIB.
5. Bengkulu, mulai 14.29 WIB, puncak gerhana 14.59 WIB, dan gerhana berakhir 15.21 WIB.
6. Jambi, mulai 14.16 WIB, puncak gerhana 15.00 WIB, dan gerhana berakhir 15.44 WIB.
7. Kepulauan Riau, mulai 14.00 WIB, puncak gerhana 15.06 WIB, dan gerhana berakhir 16.12 WIB.
8. Sumatera Selatan, mulai 14.31 WIB, puncak gerhana 15.04 WIB, dan gerhana berakhir 15.36 WIB.
9. Lampung, mulai 14.41 WIB, puncak gerhana 15.07 WIB, dan gerhana berakhir 15.33 WIB.
10. Bangka Belitung, mulai 14.25 WIB, puncak gerhana 15.10 WIB, dan gerhana berakhir 15.51 WIB.
11. Indramayu Jawa Barat, mulai 15.11 WIB, puncak gerhana 15.14 WIB, dan gerhana berakhir 15.16 WIB.
12. Jawa Tengah, mulai 14.59 WIB, puncak gerhana 15.18 WIB, dan gerhana berakhir 15.38 WIB.
13. Jawa Timur, mulai 14.57 WIB, puncak gerhana 15.21 WIB, dan gerhana berakhir 15.48 WIB.
14. Kalimantan Barat, mulai 14.13 WIB, puncak gerhana 15.17 WIB, dan gerhana berakhir 16.14 WIB.
15. Kalimantan Tengah, mulai 14.26 WIB, puncak gerhana 15.22 WIB, dan gerhana berakhir 16.14 WIB.
16. Kalimantan Selatan, mulai 15.32 WITA, puncak gerhana 16.25 WITA, dan gerhana berakhir 17.11 WITA.
17. Kalimantan Timur, mulai 15.20 WITA, puncak gerhana 16.26 WITA, dan gerhana berakhir 17.23 WITA.
18. Kalimantan Utara, mulai 15.15 WITA, puncak gerhana 16.25 WITA, dan gerhana berakhir 17.25 WITA.
19. Bali, mulai 16.03 WITA, puncak gerhana 16.24 WITA, dan gerhana berakhir 16.44 WITA.
20. Nusa Tenggara Barat, mulai 15.59 WITA, puncak gerhana 16.27 WITA, gerhana berakhir 16.56 WITA.
21. Nusa Tenggara Timur, mulai 15.53 WITA, puncak gerhana 16.27 WITA, dan gerhana berakhir 17.10 WITA.
22. Sulawesi Barat, mulai 15.31 WITA, puncak gerhana 16.29 WITA, dan gerhana berakhir 17.20 WITA.
23. Sulawesi Selatan, mulai 15.35 WITA, puncak gerhana 16.30 WITA, dan gerhana berakhir 17.19 WITA.
24. Sulawesi Tengah, mulai 15.26 WITA, puncak gerhana 16.30 WITA, dan gerhana berakhir 17.25 WITA.
25. Sulawesi Tenggara, mulai 15.38 WITA, puncak gerhana 16.32 WITA, dan gerhana berakhir 17.18 WITA.
26. Gorontalo, mulai 15.28 WITA, puncak gerhana 16.31 WITA, dan gerhana berakhir 17.26 WITA.
27. Sulawesi Utara, mulai 15.24 WITA, puncak gerhana 16.32 WITA, dan gerhana berakhir 17.31 WITA.
28. Maluku Utara, mulai 16.29 WIT, puncak gerhana 17.34 WIT, dan gerhana berakhir 18.30 WIT.
29. Maluku, mulai 16.39 WIT, puncak gerhana 17.35 WIT, dan gerhana berakhir 18.26 WIT.
30. Papua Barat, mulai 16.34 WIT, puncak gerhana 17.36 WIT.
31. Papua, mulai 16.36 WIT, puncak gerhana 17.37 WIT.
(Devira Prastiwi, Agustin Setyo Wardani, Rita Ayuningtyas)