Fenomena Matahari Cincin Minggu 21 Juni, Indonesia Hanya Lihat Gerhana Sebagian

Gerhana matahari cincin yang akan terjadi itu bisa disaksikan di negara Arab Saudi, Pakistan, India, Tiongkok, dan Taiwan.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Jun 2020, 10:50 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2020, 10:50 WIB
Ilustrasi Gerhana Matahari Cincin.
Ilustrasi Gerhana Matahari Cincin. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia hanya bisa melihat gerhana matahari sebagian saat negara lain menyaksikan gerhana matahari cincin pada Minggu, 21 Juni 2020 mendatang.

Hal ini disampaikan oleh Peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Rhorom Priyatikanto.

"Akan terjadi gerhana matahari cincin pada 21 Juni 2020, tapi tak terlihat dari wilayah Indonesia. Indonesia hanya bisa menyaksikan gerhana matahari sebagian dari wilayah utara Indonesia," ujar Rhorom, seperti dikutip dari Antara, Jumat (19/6/2020).

Dia mengatakan, gerhana matahari cincin yang akan terjadi itu bisa disaksikan di negara Arab Saudi, Pakistan, India, Tiongkok, dan Taiwan.

"Gerhana matahari sebagian di Indonesia bisa diamati sekitar pukul 15.00 WIB," ucap Rhorom.

Dia memaparkan, di Sumatera, gerhana berlangsung pukul 14.30-15.30 WIB, sedangkan di Sulawesi sekitar 30 menit setelahnya.

"Wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, kepulauan Maluku dapat menyaksikan gerhana matahari sebagian," kata Rhorom.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Cara Lihat Gerhana Matahari

Gerhana Matahari Cincin Curi Perhatian Pengunjung Planetarium
Pengunjung mengamati gerhana matahari cincin menggunakan teleskop di Planetarium Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (26/12/2019). Planetarium menyediakan sekitar 10 teleskop dan kacamata khusus agar pengunjung bisa menyaksikan gerhana matahari cincin dengan aman. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menurut Rhorom, gerhana matahari bisa dilihat menggunakan filter khusus yang dapat menepis 99,999 persen cahaya matahari yang membahayakan mata. Kacamata las juga dapat dipakai untuk mengamati gerhana matahari.

"Yang paling aman adalah melihatnya dari layar HP (handphone) atau komputer dengan cara mencari pengamat yang melakukan video streaming, melalui YouTube misalnya," tutur Rhorom yang juga merupakan Peneliti Astronomi dan Astrofisika pada Pusat Sains Antariksa Lapan itu.

Dia menegaskan, agar aman saat mengamati gerhana matahari, maka dapat menggunakan beragam peralatan.

Peralatan itu seperti kamera pinhole atau kamera lubang jarum, kacamata matahari, binokular atau teleskop, dan kamera DSLR.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya