Liputan6.com, Jakarta Pandemi membuat segalanya serba terbatas, termasuk jumlah kunjungan di berbagai tempat seperti panti jompo mulai ditiadakan. Langkah ini diterapkan untuk menghindari penyebaran virus COVID-19 masuk di kawasan lansia. Mengingat, daya tahan tubuh mereka rentan terpapar virus corona yang membahayakan jiwa.
Baca Juga
Advertisement
Tentu, ini akan meninggalkan kerinduan bagi sang anak yang ingin menjenguk orangtuanya di panti jompo. Tak putus asa, MJ Ryan memikirkan cara untuk tetap bertemu ibunya di masa pandemi dengan melamar pekerjaan paruh waktu sebagai tukang cuci di panti jompo tersebut.Â
Â
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Didikan ibunya
Sebelumnya, sang ibu pernah tinggal di panti jompo di Massachusetts yang dibekali teknologi komunikasi untuk berbincang dengan orang disayanginya. Nyatanya, keterlibatan teknologi semakin membuat Nyonya Theresa semakin stres.Â
Meskipun pandemi global mencabut haknya dalam berkunjung, berbekal didikan dari ibunya yang mengajarkan nilai kehidupan, selalu ada cara untuk bangkit dari masalah.
Dia terus-menerus memikirkan alternatif lain untuk melepas kerinduan bersama sang ibu. Tambah lagi, kondisi kesehatan ibunya yang berusia 90 tahun,Theresa yang semakin menurun. Membuatnya khawatir dan ingin segera merawat ibunya yang juga menderita demensia.
Melansir dari Littlethings, dia memohon kepada staf panti jompo untuk memberikan kesempatan yang memungkinkan dia untuk melihat ibu yang dicintainya. Beruntung, pihak pengelola panti menawarkan pekerjaan paruh waktu sebagai pencuci pakaian para lansia pada Kamis (22/10/2020).
Â
Â
Â
Â
Advertisement
Kebersamaannya dengan sang ibu
Tak berpikir panjang, MJ pun langsung mengambil tawaran tersebut karena memang hal itu yang dicari sebagai binatu sekaligus seorang perawat profesional bagi sang ibu.Â
Rasa senangnya tergambarkan melalui momen swafoto yang diabadikan bersama Theresa. Dia sangat bersyukur dapat melihat keadaan ibunya hari demi hari.Â
Dan berkat pedoman yang dia pegang menghantarkan ke pelukan ibu kandungnya yang dirindukan.
PenulisÂ
Ignatia IvaniÂ
Universitas Multimedia NusantaraÂ