Gunung Merapi Masih Berstatus Siaga, Masyarakat Diimbau untuk Waspada

Status gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta hari ini Kamis (2/6/2022) masih berada di level III (siaga).

oleh Camelia diperbarui 02 Jun 2022, 13:10 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2022, 11:38 WIB
Memantau aktivitas Merapi
Petugas dari komunitas Siaga Merapi memantau aktivitas gunung merapi dari Lapangan Stiper, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Kamis (19/11/2020). Status Gunung Merapi sudah dinaikkan pada 5 November 2020 lalu dari waspada level II menjadi siaga level III. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Kabar terkini terkait Gunung Merapi masih terus menyita perhatian publik. Dari data yang dilansir melalui laman MAGMA Indonesia (Multiplatform Application for Geohazard Mitigation and Assessment in Indonesia) status gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta hari ini Kamis (2/6/2022) masih berada di level III (siaga).

Dilihat melalui pengamatan visual Gunung api terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-II. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas sedang tinggi sekitar 10-20 meter dari puncak. Sementara itu cuaca cerah hingga berawan, angin lemah ke arah barat. Suhu udara sekitar 16.3-18°C. Kelembaban 68-94%. Tekanan udara 654-688 mmHg.

Untuk status kegempaan, telah terjadi 29 kali gempa Guguran dengan amplitudo 3-12 mm dan lama gempa 52.1-134 detik. 9 kali gempa Hybrid/Fase Banyak dengan amplitudo 3-12 mm, S-P 0.5-0.7 detik dan lama gempa 5-8.8 detik dan juga 2 kali gempa Vulkanik Dangkal dengan amplitudo 11-18 mm dengan lama gempa 6.6-9 detik.

Dari data tersebut diketahui bahwa potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. 

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Masyarakat pun diimbau agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Masyarakat juga diharapkan agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Gunung Merapi Sempat Luncurkan Awan Panas Guguran Tiga Kali pada 26 Mei 2022

Gunung Merapi
Gunung Merapi, Senin malam (7/3/2022), meluncurkan awan panas guguran dengan jarak luncur 2.000 meter (2 km) ke arah barat daya. (Liputan6.com/ BPPTKG)

Luncuran awan panas guguran sebanyak tiga kali keluar dari Gunung Merapi yang berada di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada Kamis (26/5/2022).

Jarak luncur awan panas maksimum sejauh 2 kilometer ke arah barat daya. Luncuran awan panas guguran Gunung Merapi pertama terjadi pada pukul 11.26 WIB ke arah barat daya sejauh 1,8 km.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, menerangkan, luncuran awan panas guguran Merapi itu Tercatat di seismogram dengan amplitudo 30 mm dan durasi 146 detik.

Seperti dilansir Antara, awan panas guguran kedua terpantau meluncur sejauh 2 km pada pukul 16.43 WIB ke arah barat daya, amplitudo maksimum 50 mm, serta durasi 189 detik.

Kemudian, awan panas guguran kembali terpantau keluar dari Gunung Merapi pada pukul 17.27 WIB ke arah barat daya sejauh 1.600 meter dengan amplitudo maksimum 21 mm, serta durasi 146 detik.

Sementara itu, pada periode pengamatan pukul 12.00 sampai 18.00 WIB, BPPTKG juga mencatat dua kali gempa awan panas guguran di Gunung Merapi dengan amplitudo 21-50 mm selama 146.4-189,1 detik, 17 gempa guguran dengan amplitudo 3-21 mm selama 18,1-223,1 detik.

Berikutnya, lima gempa fase banyak dengan amplitudo 3-18 mm, selama 5,8-9,6 detik, dan satu kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 35 mm selama 11,6 detik. Hingga kini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.

Dampak Lawan dan Awan Panas Guguran

Ilustrasi - Erupsi Gunung Merapi. (Foto: Liputan6.com/Wisnu Wardhana)
Ilustrasi - Erupsi Gunung Merapi. (Foto: Liputan6.com/Wisnu Wardhana)

Guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong (sejauh maksimal lima kilometer) serta Sungai Bedog, Krasak, Bebeng (sejauh maksimal tujuh kilometer).

Selain itu, guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area di sektor tenggara yang meliputi Sungai Woro (sejauh maksimal tiga kilometer) dan Sungai Gendol (sejauh lima kilometer).

Apabila gunung api itu mengalami letusan eksplosif maka lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung, demikian Hanik Humaida.

Infografis Potensi Letusan Gunung Merapi Lebih Hebat dari 2006? (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Potensi Letusan Gunung Merapi Lebih Hebat dari 2006? (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya