Liputan6.com, Jakarta - Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hanya 40 persen bayi berusia 0-6 bulan yang diberi ASI eksklusif. Sisannya diberikan makanan pendamping ASI buatan sendiri atau susu formula.
Makanan formula menjadi pilihan banyak ibu baru karena berbagai alasan. Beberapa ibu mungkin tidak menghasilkan ASI yang cukup atau lainnya tidak bisa menyusui karena suatu penyakit.
Advertisement
Baca Juga
Sedangkan makanan atau susu formula kerap kali dikaitkan pada dampak buruk bagi kesehatan bayi, membuat ibu bertanya-tanya, apakah ini benar-benar pilihan terbaik untuk bayi saya?
Terlepas dari itu, banyak ilmuan yang juga mempertanyakan dan merisaukan hal yang sama. Sehingga sebuah penelitian diadakan untuk menjawab segala kekhawatiran para ibu, dan hasil penelitian cukup mengejutkan, bahwa susu formula adalah pilihan aman, bergizi dan kaya manfaat bagi bayi Anda.
Melansir dari Fatherly, Senin (18/7/2022), berikut informasi lengkap mengenai fakta susu formula bayi yang perlu Anda ketahui.
1. Terkadang susu formula menjadi suatu kebutuhan
Ada kalanya pemberian susu formula itu penting. Terkadang seorang ibu tidak mampu menghasilkan ASI yang cukup untuk bayinya, atau mungkin terkait masalah kesehatan yang melatarbelakangi hal tersebut, dan para ibu pekerja yang pada akhirnya butuh bantuan susu formula untuk asupan sang bayi.
“Para ibu tak perlu ragu untuk memberikan susu formula jika itu yang dianjurkan dokter adalah cara terbaik untuk membantu bayinya,” kata Abrahms, ketua American Academy of Pediatrics Committee on Nutrition.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
2. Bayi yang diberi susu formula tidak kekurangan nutrisi
Memang benar ada perbedaan antara ASI dan susu formula, tetapi tidak ada hubungannya dengan anak jumlah nutrisi yang diterima anak. Faktanya, kandungan protein, energi, vitamin, dan mineral susu formula bayi telah diatur secara ketat sejak tahun 1980-an.
Setiap susu formula yang dijual wajib memenuhi kebutuhan nutrisi yang sama untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang bayi.
“formula modern dirancang untuk memastikan pertumbuhan yang memadai,” jelas Abrahms, ketua American Academy of Pediatrics Committee on Nutrition. “Tidak ada kekhawatiran tentang itu,” kata Abrahms lebih lanjut.
ASI memang memberikan dukungan kekebalan yang tidak dapat direplikasi dengan susu formula, itulah sebabnya mengapa dokter anak mengatakan bahwa ASI adalah yang terbaik untuk bayi. Tapi itu tidak berarti susu formula adalah pilihan yang buruk.
Sebuah penelitian menjelaskan bahwa susu formula memiliki dampak sangat kecil bahkan jauh dari kata bahaya pada peningkatan risiko penyakit menular, alergi atau kondisi medis lainnya.
Advertisement
3. Susu formula tidak selalu menyebabkan obesitas
Ada beberapa mitos yang menghubungkan susu formula dengan risiko obesitas pada anak-anak, tetapi itu bukan karena apa yang ada dan terkandung di dalam susu formula, melainkan masalah pengasuhan anak. Memberi susu formula secara berlebihan atau tanpa takaran yang dianjuran memungkinkan jadi penyebab utama terjadinya obesitas pada anak.
Biasanya ibu muda suka mengganti asupan makan bayi dengan susu karena dianggap praktis dan mudah. Namun, anjuran konsumsi yang tidak sesuai dapat menimbulkan masalah tersebut.
“Beberapa di antaranya dapat dibatasi efeknya karena berhati-hati terhadap pemberian susu formula berlebih,” kata Abrahms. “Namun, tidak dapat dipastikan bahwa bayi yang diberi susu formula akan mengalami obesitas,” tegas Abrahms.
4. Susu formula tidak membuat ikatan antara ibu dan bayi hilang
Faktanya, ada banyak waktu bagi ibu atau pun ayah untuk menjalin ikatan dengan bayi yang diberi susu formula. Bahkan susu formula membantu kedekatan antara bayi dan ayah, sebab tak hanya ibu yang bisa menyusui bayi, tetapi ayah termasuk di dalamnya.
Selain itu, hubungan anak dan orang tua tidak terjadi akibat kontak kulit ke kulit. Jadi, ayah dan ibu tidak perlu telanjang dada untuk membangun kontak dengan bayi mereka.
Catat, Ini Makanan Bernutrisi Terbaik untuk Ibu Menyusui
Menyusui merupakan salah satu fase terpenting dalam hidup seorang ibu. Karena itu, ibu menyusui dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi agar proses tersebut menjadi lancar dan menyehatkan.
Menyusui tidak hanya sehat untuk bayi Anda saja, namun juga baik untuk kesehatan sang ibu. Menyusui berperan penting untuk menurunkan potensi mengalami gangguan kesehatan tertentu, dan bisa mempererat hubungan Anda dengan bayi Anda. Selain itu, ASI juga kaya akan nutrisi yang vital untuk pertumbuhan bayi.
Hal itulah yang menjadi alasan ASI disebut sebagai “standar emas” untuk nutrisi bayi. Diperlukan banyak energi untuk memproduksi ASI. Karena itu, penting bagi Anda untuk mengonsumsi makanan bergizi agar produksi ASI bertambah.
Makan makanan sehat setelah melahirkan bermanfaat untuk membuat Anda menjadi lebih baik secara fisik atau mental. Melansir Healthline, Jumat (24/6/2022), sebuah penelitian yang diterbitkan Nutrients pada tahun 2016 menunjukkan kandungan ASI terdiri dari 87% air, 3,8% lemak, 1% protein, dan 7% karbohidrat yang menyediakan 60 sampai 75 kcal/100 ml.
Kandungan kalori dan komposisi dari ASI sendiri bermacam-macam. Ketika Anda sedang berada di periode menyusui, ASI berubah sesuai dengan yang dibutuhkan bayi.
Pada awal menyusui, ASI lebih encer dan bermanfaat untuk meredakan rasa haus bayi. Selanjutnya ASI akan lebih kental, lebih kaya akan lemak, dan lebih bergizi.
Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2005 menunjukkan bahwa ASI mempunyai kandungan lemak 2 sampai 3 kali lebih banyak daripada saat awal menyusui, bahkan ASI mengandung 7 sampai 11 kalori lebih banyak. Maka dari itu, penting bagi Anda untuk memberikan ASI untuk bayi Anda.
Advertisement
Makanan Sehat untuk Ibu Menyusui
Terdapat sebagian nutrisi vital untuk mendukung perkembangan bayi Anda. Nutrisi itu mencakup kalsium, folat, yodium, zat besi, asam lemak omega 3, protein, vitamin A, C, dan D, serta zinc. Beberapa pilihan makanan bergizi yang sebaiknya Anda konsumsi saat menyusui antara lain:
1. Ikan dan Makanan Laut
Ibu menyusui membutuhkan asupan protein yang cukup. Asupan gizi ini penting untuk mendukung produksi ASI dan pemulihan jaringan tubuh setelah melahirkan. Untuk mencukupi asupan protein, ibu menyusui bisa mengonsumsi ikan seperti salmon, tongkol, dan sarden, setidaknya 2 porsi seminggu.
Kandungan nutrisi dalam ikan seperti salmon dan tongkol baik untuk perkembangan sistem saraf dan otak bayi serta membantu mengurangi stres pascamelahirkan pada ibu.
2. Daging Sapi dan Telur
Daging sapi adalah makanan yang kaya zat besi. Kadar zat besi dibutuhkan ibu menyusui untuk menggantikan energi yang hilang. Tubuh ibu yang berenergi dan sehat dapat menjaga kualitas dan kuantitas ASI.
Sementara telur mengandung banyak nutrisi penting untuk tubuh, seperti vitamin B12. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa B12 bisa meningkatkan suasana hati, energi, dan memori ibu.
3. Kacang-kacangan
Kacang-kacangan seperti almond dan chia seed kaya akan nutrisi penting yang bermanfaat untuk kesehatan ibu dan bayi. Nutrisi yang terdapat dalam kacang-kacangan antara lain protein, asam lemak esensial, zat besi, kalsium, zinc, serat, vitamin B, vitamin E, dan vitamin K.
Selain itu, kacang-kacangan dan biji-bijian juga disebut sebagai makanan yang dapat meningkatkan produksi ASI.
4. Gandum Utuh dan Beras Merah
Ibu menyusui membutuhkan asupan energi yang cukup dari makanan. Sumber energi ini bisa diperoleh dari karbohidrat yang terdapat dalam nasi, roti, kentang, ubi, dan gandum utuh dan beras merah yang kaya akan serat.
Tak hanya mengandung karbohidrat dan serat, gandum utuh kaya akan folat yang baik untuk ibu menyusui dan bayi.
5. Buah dan Sayur
Buah dan sayur merupakan sumber vitamin dan mineral yang baik bagi tubuh ibu menyusui dan bayinya. Selain itu, buah dan sayur juga mengandung serat yang baik untuk pencernaan, sehingga Busui bisa terhindar dari sembelit.
6. Produk Susu
Produk susu seperti keju, yoghurt, keju cottage, dan krim keju direkomendasikan untuk dikonsumsi ibu menyusui. Disarankan untuk memperbanyak konsumsi produk susu tanpa lemak yang diperkaya dengan vitamin A dan D, untuk membantu meningkatkan kualitas dan produksi ASI serta tumbuh kembang bayi.
Advertisement