Unik, Perilaku 5 Hewan Ini Ternyata Terpengaruh oleh Siklus Bulan Purnama

Tahukah kamu? Ternyata terdapat hewan yang dipengaruhi oleh siklus bulan.

oleh Hani Safanja diperbarui 08 Nov 2022, 19:04 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2022, 19:04 WIB
Gerhana Bulan Total di Jakarta
Foto fenomena gerhana bulan total di kota Jakarta, Sabtu (28/7). Gerhana bulan total "Micro Blood Moon" tersebut merupakan yang terlama pada abad ini dengan total waktu termasuk fase penumbra dan parsial selama enam jam lebih. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Meskipun banyak kejadian yang berhubungan dengan bulan sebagian besar masih berupa mitos, tetapi terdapat beberapa pola perilaku hewan yang aneh yang dikaitkan dengan siklus bulan.

Melansir dari Live Science, beberapa hewan dapat terpengaruh oleh bulan purnama dan siklus bulan. Nyatanya, Bulan Purnama memengaruhi psikologis hewan dengan kadar yang signifikan. Dampak ini dapat berupa perubahan perilaku dan emosi pada hewan peliharaan.

Beberapa contohnya, yakni anjing dan serigala yang diketahui melolong selama fase bulan purnama, sementara burung menjadi gelisah dan menjadi bingung.

Di balik fakta ini, bulan dan bumi memiliki tarikan magnet yang sangat kuat satu sama lain. Hal ini memungkinkan tarikan magnetik bulan untuk mempengaruhi badan air yang besar di bumi. Tarikan magnetik ini begitu kuat sehingga menciptakan arus laut, yang pada gilirannya menyebabkan terbentuknya pasang surut.

Mengutip dari penjelasan Animal Behavior College, ketika kita melihat efek bulan di bumi, banyak orang mulai percaya bahwa tarikan magnetik ini juga dapat mempengaruhi hewan dan manusia.

Berdasarkan penjelasan yang dilampirkan oleh salah satu dokter hewan yang dinaungi, penelitiannya menunjukkan bahwa ada peningkatan 23 persen dan 28 persen dalam jumlah kucing dan anjing, di ruang gawat darurat selama puncak tiga malam bulan purnama.

Namun ternyata, tidak hanya hewan peliharaan yang mengalami perubahan demikian, tetapi hewan lain juga dapat terpengaruh. 

1. Perubahan Perilaku Buang Air Musang

Musang Bulan
Musang Bulan (Sumber: Wikimedia Commons)

Musang Eropa cenderung lebih sering mengangkat kaki mereka saat buang air kecil selama fase bulan baru daripada saat fase bulan purnama. Musang menggunakan gerakan ini untuk menandai wilayahnya, terutama ketika mereka bersiap-siap untuk kawin.

Mengutip dari Live Science, fase bulan baru tampaknya menjadi waktu yang tepat untuk kawin bagi musang, dengan para ilmuwan menyarankan bahwa kegelapan yang meningkat memberikan perlindungan bagi pasangan musang dari predator yang mengintai.

Pasangan musang bisa memakan waktu hingga 90 menit untuk kawin, dan tentunya waktu ini membuat mereka menjadi target yang lebih rentan. Jadi, meskipun pola kencing mungkin tampak seperti kebiasaan yang unik, tampaknya pola ini memiliki alasan ilmiah sebagai pertahanan diri.

2. Karang Mengalami Seks yang Lebih Tinggi

Lima Hal Ini Membuat Laut Indonesia Terancam
Kaya akan ikan yang beragam, terumbu karang, rumput laut dan lainnya merupakan suatu anugerah yang dapat kita banggakan dan syukuri.

Pada malam yang diterangi cahaya bulan setiap bulan Desember, karang di lepas pantai Australia di saat yang bersamaan melakukan pelepasan sel telur dan sperma yang paling masif di Bumi.

Sementara berbagai faktor lingkungan kemungkinan bekerja sama untuk memicu peristiwa tersebut, termasuk suhu, salinitas, dan ketersediaan makanan, para peneliti telah menemukan bahwa tingkat cahaya bulan tampaknya memainkan peran utama.

Diyakini bahwa perilaku seks masif para karang selalu terjadi pada atau dekat bulan purnama. Dengan menyesuaikan proses pembuahan, karang meningkatkan kemungkinan sperma yang mengambang bebas akan bersentuhan dan membuahi sel telur.

Ratusan spesies karang melakukan hal ini di seluruh dunia, tetapi peristiwa di Australia adalah yang terbesar, terlihat dari pantai sebagai gumpalan merah muda bergelombang.

3. Hewan Peliharaan Sering Terluka

Kucing
Kucing adalah salah satu hewan peliharaan yang menggemaskan/Pixabay.

Kucing dan anjing tampaknya lebih sering menemukan lebih banyak kenakalan dan terluka selama bulan purnama. Satu studi yang menyelidiki korelasi ini yakni berdasarkan penelitian Live Science menemukan peningkatan 23 persen kunjungan kucing dan 28 persen peningkatan kunjungan anjing ke ruang gawat darurat pada malam-malam ketika bulan purnama.

Para peneliti tidak dapat menentukan mengapa tepatnya perilaku hewan peliharaan menjadi lebih genting selama waktu ini, tetapi mereka yakin bahwa hal ini diakibatkan hewan peliharaan menghabiskan lebih banyak waktu di luar pada malam hari ketika bulan lebih terang.

4. Singa Membunuh di Siang Hari

Ilustrasi Singa.
Ilustrasi Singa. Photo by: Robertgreene674 on Pixabay

Singa dikenal berburu paling baik pada malam hari, tetapi kadang-kadang singa akan membunuh pada siang hari, terutama setelah bulan purnama. Penelitian telah menunjukkan bahwa singa mengkonsumsi lebih sedikit makanan selama malam bulan purnama, yang mungkin dikarenakan mangsa kurang aktif selama waktu-waktu ini.

Untuk menebus perburuan malam yang lambat, singa-singa harus menemukan bahan bakar ekstra pada siang hari setelah malam yang sangat terang.

Studi lain, yang diterbitkan pada tahun 2011 dalam jurnal PLOS ONE, menemukan bahwa singa Afrika lebih mungkin menyerang dan membunuh manusia pada hari-hari setelah bulan purnama.

Fenomena ini kemungkinan disebabkan oleh kesenjangan kegelapan antara matahari terbenam dan bulan terbit yang terjadi pada hari-hari setelah bulan purnama.

Selama malam yang gelap ini, lebih banyak orang yang kemungkinan masih berada di luar rumah, yang membuat para peneliti menduga menjadi penyebab terjadinya pertemuan singa-manusia.

5. Kalajengking Berwarna Biru di Bawah Sinar Bulan

Kalajengking Berwarna Biru
Kalajengking Berwarna Biru (Dok: National Geographic)

Sinar UV dari cahaya bulan bereaksi dengan protein dalam kalajengking yang membuat mereka bersinar dalam gelap.

Hewan berkaki delapan ini bereaksi terhadap cahaya layaknya reaksi tubuh manusia yang memerah ketika terpapar dengan sinar matahari. Kalajengking cenderung lebih aktif selama fase bulan baru, dan mencari perlindungan di akhir siklus bulan.

Akan tetapi, para peneliti masih belum yakin mengapa hal ini terjadi. Di sisi lain, beberapa peneliti berpendapat bahwa perubahan ini terkait dengan mangsa yang mungkin lebih tersedia selama malam yang lebih gelap.

Infografis Journal_Apa Penyebab Terjadinya Perceraian? (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Journal_Apa Penyebab Terjadinya Perceraian? (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya