Mengenal Istilah Parasocial Relationship Beserta Cirinya

Suka menghayal bisa menjalin hubungan dengan karakter fiksi, apakah kamu termasuk parasocial relationship?

oleh Sefan Angeline Reba diperbarui 11 Nov 2022, 13:43 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2022, 13:43 WIB
Jin BTS
Jin BTS. (dok. Instagram @jin/https://www.instagram.com/p/CaRUbThhIr7/)

Liputan6.com, Jakarta Seiring perkembangannya teknologi, semakin banyak orang yang dengan mudah berinteraksi dengan teman sebayanya. Bahkan, tak ada yang mustahil jika kita juga bisa berinteraksi dengan sosok idola yang kita kagumi.

Istilah akrab dengan idol hingga bisa terhubung langsung melalui media sosial dapat dikatakan sebagai parasocial relationship. Namun, bukan berarti kalian terikat dalam hubungan yang serius dengan mereka.

Dilansir Verywellmind, hubungan parasosial adalah hubungan sepihak yang melibatkan pengguna media dengan public figure atau sosok yang dikagumi. Pengguna media sosial dapat membentuk hubungan parasosial dengan selebriti, musisi, karakter fiksi dan animasi, bahkan influencer media sosial yang mereka temui melalui media masa.

Lantas, apakah parasocial relationship sama halnya dengan menjadi penggemar biasa? Penggemar adalah seseorang yang mengagumi atau tertarik pada seorang individu atau suatu hal, seperti film atau olahraga. Seorang penggemar dapat menunjukkan antusiasme dan kesetiaannya kepada seseorang dan pekerjaannya.

Sedangkan, seorang public figure dapat menginspirasi penggemarnya untuk menciptakan hal atau karya yang bermakna. Namun, tidak sama seperti seseorang dalam hubungan parasosial, yang mana mereka sebagai penggemar merasa memiliki hubungan dengan idolanya.

Awal Mula Parasocial Relationship

Ilustrasi konser, fans, penggemar
Ilustrasi konser, fans, penggemar. (Photo by Joey Thompson on Unsplash)

Pada tahun 1956, sosiolog Donald Horton dan Richard Wohl mengembangkan istilah hubungan parasosial yang merujuk pada hubungan sepihak antara penonton dan tokoh media dan juga memperkenalkan konsep interaksi parasosial.

Interaksi parasosial terjadi secara eksklusif saat berinteraksi dengan tokoh yang dikagumi melalui media dan secara psikologis menyerupai interaksi tatap muka di kehidupan nyata.

Hubungan parasosial berkembang dari waktu ke waktu melalui beberapa situasi, seperti menonton acara TV dan mendengarkan radio. Selama pengalaman ini berlangsung, konsumen media membayangkan bahwa mereka berinteraksi dengan tokoh media. Seiring waktu, konsep parasosial telah diperluas oleh psikolog Gayle Stever untuk memasukkan keterikatan parasosial.

Berdasarkan teori keterikatan yang dicetuskan oleh Bowlby, yang menggambarkan ikatan mendalam yang terbentuk antara pengasuh dan anak-anak serta antara pasangan romantis, ia juga menjelaskan bahwa keterikatan parasosial terjadi ketika seorang tokoh media menjadi sumber kenyamanan dan tempat berlindung bagi para konsumen media.

Dampak Parasocial Relationship

ilustrasi bermain hp ghost touch
Ilustrasi/Copyright unsplash/Chad Madden

Penelitian telah menunjukkan bahwa hubungan parasosial dapat berdampak pada pengguna media dalam beberapa cara. Dalam penelitian Liebers dan Schramm, menunjukkan bahwa jika seseorang memiliki hubungan parasosial dengan tokoh media, tokoh tersebut dapat mempengaruhi segala aspek, mulai dari pandangan politik, gaya hidup mereka, hingga kepercayaan mereka.

Pengaruh ini mungkin bisa berdampak baik atau buruk tergantung pada apakah hubungan parasosial dengan tokoh media itu positif atau negatif. Dilansir melalui Women’s Health, hubungan parasosial bisa menjadi sehat dalam arti bahwa orang ini menginspirasi, mendorong, dan membantu kalian merasa terhubung dengan orang lain.

"Tidak seperti orang yang benar-benar memiliki hubungan dengan kalian dalam kehidupan nyata, orang ini (tokoh media) tidak akan pernah jahat atau menolak kalian,” ungkap Prof. Sally Theran, dikutip melalui Women’s Health pada Jumat (11/11/2022).

Ia juga menambahkan bahwa hubungan parasosial menjadi cara yang bagus untuk terhubung dengan seorang yang dikagumi, apalagi untuk remaja dan dewasa muda yang masih mencoba mencari tahu mereka lebih dalam.

Bisa Menjadi Tidak Sehat

Cemas
Simak disini mengenai pentingnya kesehatan otak bagi generasi milenial dan gen z! (pexels.com/Pixabay)

Ada potensi hubungan parasosial menjadi tidak sehat. Ada berbagai macam cara orang terlibat dalam kehidupan selebriti. Hubungan parasosial dapat mengganggu hubungan di kehidupan nyata seseorang, terutama jika mereka menggantikan interaksi sosial dengan hubugan kehubungan nyata.

Mereka dapat terlibat dalam kecemasan, kesepian, bahkan isolasi sosial, terutama jika mereka melibatkan media sosial. Menurut Theran, setiap jenis tokoh memiliki jebakan, dan ketika seorang penggemar mengangkat seorang selebriti atau tokoh masyarakat ke standar yang tinggi melalui hubungan parasosial, maka mereka akan mengembangkan citra fantasi mereka.

Perlu diingat bahwa tokoh media juga manusia biasa, yang mana hanya dibedakan dengan cara menunjukkan citra dan berusaha membuat diri mereka semenarik mungkin. Hal tersebut memungkinkan mereka yang berada dalam hubungan parasosial untuk menciptakan "ekpektasi yang berlebih" dari selebritas mereka.

Apakah Media Sosial Mengubah Hubungan Parasosial?

Ilustrasi Instagram, main media sosial Instagram
Ilustrasi Instagram, main media sosial Instagram. (Photo by Kate Torline on Unsplash)

Sampai saat ini, sebagian besar sejarah dan studi tentang fenomena parasosial telah difokuskan pada film dan TV. Meskipun demikian, media baru, terutama media sosial, tentu saja telah mengubah sifat hubungan parasosial.

Yang menarik adalah apakah kemampuan untuk berkomunikasi secara langsung dan mungkin dihubungi oleh tokoh media online dapat membuat hubungan parasosial lebih intim?

Misalnya, jika seorang penggemar bertukar pesan langsung atau merespon suatu cuitan dengan aktor favorit mereka melalui Twitter, hubungan tersebut dapat mengambil dimensi sosial.

Para ahli telah mengusulkan bahwa dalam keadaan seperti ini hubungan antara penggemar dan tokoh, tetap dianggap parasosial karena terlepas dari pengakuan sosial oleh tokoh media, pengguna media masih tidak memiliki akses langsung ke mereka.

Infografis Mekanisme Virtual Police Awasi Pengguna Media Sosial. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Mekanisme Virtual Police Awasi Pengguna Media Sosial. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya