Liputan6.com, Jakarta - Banjir besar menerjang Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Selasa, 4 Maret 2025. Beberapa wilayah terdampak parah, terutama di Bekasi Timur, dengan ketinggian air mencapai 300 sentimeter atau 3 meter.
Ribuan warga terpaksa mengungsi akibat bencana ini, yang diperparah oleh meluapnya Kali Bekasi dan curah hujan tinggi di Bogor.
Advertisement
Baca Juga
Gang Mawar di Bekasi Timur menjadi salah satu lokasi yang paling parah terdampak, dengan 100 kepala keluarga (KK) atau sekitar 400 jiwa terpaksa dievakuasi ke rumah warga sekitar. Kondisi ini bahkan disebut lebih parah dibanding banjir tahun 2016 dan 2020 oleh beberapa warga.
Advertisement
Selain Gang Mawar, Gang Semar dan Kampung Lengkak juga terendam, meskipun dengan ketinggian air yang lebih rendah. Di Bekasi Utara, 47 KK (360 jiwa) di Kampung Lebak mengungsi di Mushola Jumiatur Khoir.
Bencana ini merupakan bagian dari banjir yang lebih luas di Kota Bekasi, melanda 20 titik di 7 kecamatan. PLN terpaksa melakukan pemadaman listrik di beberapa wilayah terdampak untuk alasan keselamatan.
Walikota Bekasi, Tri Adhianto, dalam rapat koordinasi pengendalian banjir Jabodetabek via zoom menyatakan bahwa masih banyaknya patahan tanggul di sepanjang aliran Kali Bekasi menjadi penyebab utama meluapnya air dan dampak banjir yang luar biasa.
Pemerintah Kota Bekasi telah meminta evakuasi warga sejak malam sebelumnya, namun hingga saat ini belum ada data resmi mengenai korban jiwa dan jumlah kendaraan yang terendam.
Banjir Bekasi Timur: Dampak dan Upaya Penanganan
Banjir di Bekasi Timur mengakibatkan lumpuhnya jalan utama, termasuk area perkantoran dan pemerintahan. Ketinggian air yang mencapai 3 meter di beberapa titik menyebabkan akses jalan terputus dan aktivitas warga lumpuh total.
Selain di Bekasi Timur, banjir juga melanda Pondok Gede Permai dan Jatiasih, dengan ketinggian air mencapai 4 meter di beberapa lokasi. Tim SAR gabungan dikerahkan untuk mengevakuasi warga.
Tujuh kecamatan di Kota Bekasi terdampak banjir, yaitu Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Medan Satria, Jatiasih, Pondok Gede, dan Rawalumbu. Sebanyak 140 unit rumah terendam dengan ketinggian air hingga 3 meter.
BPBD Kota Bekasi telah mengerahkan bantuan logistik dan perahu karet untuk evakuasi warga. PLN Kota Bekasi juga telah memadamkan listrik di beberapa wilayah terdampak untuk mencegah korban jiwa akibat sengatan listrik.
Di Kabupaten Bekasi, tujuh kecamatan juga terendam banjir dengan ketinggian air bervariasi antara 20 hingga 150 sentimeter. Cibarusah, Serang Baru, Setu, Cikarang Utara, Cibitung, Tambun Utara, dan Bojongmangu menjadi wilayah yang terdampak.
Hujan deras dan kiriman air dari Bogor, ditambah sistem drainase yang buruk, menjadi penyebab utama banjir di Kabupaten Bekasi. Sejumlah warga terpaksa dievakuasi karena air telah memasuki rumah-rumah mereka.
Advertisement
Upaya Rehabilitasi Sungai dan Koordinasi dengan BWCC
Pemerintah Kota Bekasi memprioritaskan rehabilitasi sungai untuk mengatasi masalah banjir yang semakin sering terjadi. Koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BWCC) terus dilakukan untuk mencari solusi jangka panjang.
Walikota Tri Adhianto menegaskan pentingnya rehabilitasi sungai dan koordinasi yang intensif dengan BWCC untuk mengantisipasi curah hujan tinggi di Kabupaten Bogor yang berdampak pada Kali Bekasi.
"Memang upaya yang harus terus kita lakukan adalah memang merehabilitasi untuk sungai-sungai yang kita miliki dan untuk itu saya kira kami terus berkoordinasi dengan BWCC untuk terus berkoordinasi dan melakukan langkah-langkah terkait dengan memang begitu rentannya Kali Bekasi terkait dengan curah hujan yang ada di Kabupaten Bogor," kata Tri Adhianto.
BPBD Kota Bekasi mengimbau masyarakat yang tinggal di dekat Daerah Aliran Sungai (DAS) untuk selalu waspada dan memantau informasi tinggi muka air melalui media sosial BPBD atau pos-pos pemantauan. Meskipun situasi banjir cukup parah, Kasie Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Bekasi, Wiratma Puspita, memastikan bahwa di wilayah Kota Bekasi aman dan tidak ada tanggul yang jebol.
Meskipun upaya evakuasi dan pendistribusian bantuan terus dilakukan, pemerintah daerah masih belum mendapatkan data resmi mengenai jumlah korban jiwa, kendaraan yang terendam, dan warga yang masih bertahan di rumah mereka.
Banjir di Bekasi menjadi pengingat penting akan perlunya pengelolaan sumber daya air yang lebih baik dan antisipasi bencana yang lebih matang untuk mencegah dampak yang lebih buruk di masa mendatang.
