Industri Digital Didapuk Jadi Tumpuan untuk Hadapi Resesi Ekonomi 2023

Industri digital diharapkan mampu menjadi tumpuan bagi berbagai sektor dalam menghadapi resesi ekonomi 2023.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Des 2022, 11:45 WIB
Diterbitkan 02 Des 2022, 11:45 WIB
Indonesia Bersiap Alami Resesi
Pejalan kaki melintasi pedestrian Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (23//9/2020). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan ekonomi nasional resesi pada kuartal III-2020. Kondisi ini akan berdampak pada pelemahan daya beli masyarakat hingga PHK. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Kondisi perekonomian global tahun 2023 diprediksi tidak baik-baik saja, sejumlah pihak menyebutkan akan ada resesi global yang membuat negara seperti Indonesia perlu waspada juga.

Sejumlah industri pun harus melakukan mitigasi, termasuk industri telekomunikasi yang selama pandemi menjadi tulang punggung untuk mendukung aktivitas masyarakat di dalam rumah.

Founder IndoTelko Forum, Doni Ismanto Darwin, menjelaskan tentang tantangan krisis ekonomi global masih akan ada di 2023.

Hal ini dipicu perang antara Rusia-Ukraina yang tidak berkesudahan, konflik negara adikuasi, hingga persoalan supply dan demand yang menimbulkan tekanan bagi ekonomi dunia.

"Perekonomian Indonesia 50 persen ditopang oleh konsumsi rumah tangga, ini menjadikan sektor telekomunikasi masih diuntungkan tahun depan, karena konektivitas dan layanan digital jadi kebutuhan pokok selama pandemi sampai saat ini," kata Doni, dalam diskusi, beberapa waktu lalu.

Namun, ada tantangan yang dihadapi operator telekomunikasi. Mulai dari kebutuhan belanja modal yang tinggi karena harus investasi di jaringan, terutama 5G.

Meski begitu, pertumbuhan yang dirasakan sektor telekomunikasi akan berdampak positif ke industri pendukung, seperti ke pemain aplikasi.

Doni memandang, digitalisasi pun jadi penopang bagi tiap usaha dalam adaptasinya menghadapi pandemi. Tanpa layanan telekomunikasi, tidak ada konektivitas yang merupakan kunci digitalisasi.

Ia pun memprediksi, pada 2023, akan lebih banyak digitalisasi yang dilakukan di berbagai sektor.

Industri Digital Jadi Kunci

Gudang Digital UMKM
Inovasi teknologi logistik dan pergudangan digita Shipper di Medan

Industri digital dianggap bisa menjadi solusi menghadapi resesi global yang diramalkan terjadi pada 2023. Industri digital dinilai akan mampu jadi tumpuan harapan bagi sektor-sektor lainnya.

Dikatakan oleh Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kominfo Ismail, saat ini aktivitas ekonomi masyarakat begitu tergantung pada ekonomi digital.

Pasalnya, ruang digital bisa menjadi alternatif dan efektivitas efisiensi dalam berbagi macam aktivitas ekonomi. Mulai dari produksi, marketing, pembiayaan, hingga distribusi.

Menurut Ismail, dulu industri digital hanya menjadi nilai tambah bagi industi telekomunikasi. Namun kini justru menjadi pelaku utama.

Oleh karena itu, menurutnya, operator perlu berpindah ke layar platform, aplikasi, hingga konten. Tidak cukup hanya dengan mengandalkan jualan layanan data.

Operator Masuki Industri Digital

Direktur Utama Telkomsel Hendri Mulya Syam
Direktur Utama Telkomsel Hendri Mulya Syam dalam pengumuman logo baru Telkomsel (Liputan6.com/ Agustin Setyo W).

Hal ini sejalan dengan upaya industri telekomunikasi menyikapi kondisi ekonomi di masa mendatang, yakni dengan berinovasi menghadirkan layanan yang memenuhi kebutuhan masyarakat.

Direktur Utama Telkomsel Hendri Mulya Syam mengatakan, Telkomsel memastikan seluruh roadmap perusahaan menyediakan layanan yang dibutuhkan pelanggan.

Selain memperkuat layanan konektivitas, Telkomsel menghadirkan paket internet sesuai kebutuhan, hingga menghadirkan sejumlah aplikasi yang menjadi solusi bagi masyarakat.

Salah satunya aplikasi Kuncie, platform berbasis edukasi. Telkomsel juga fokus mengembangkan layanan health tech, hingga layanan digital sektor pangan TelkomselDFE untuk smartfarming.

Fokus Tingkatkan Jaringan untuk Dukung Digitalisasi

Jaringan HP 4G dan 5G
Ilustrasi Foto Jaringan Telpon Seluler atau HP 4G dan 5G. (iSrockphoto)

Sementara, CEO dan Presdir XL Axiata Dian Siswarini menyebut, perusahaan fokus ke tiga pilar utama.

"Pertama pada penawaran layanan konvergen untuk keluarga dan UMKM, mengembangkan infrastruktur jaringan di luar pulau Jawa, dan meningkatkan layanan digital dan personal sesuai kebutuhan pelanggan," tutur Dian.

Begitu juga dengan Presdir dan CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha yang menyebut perusahaan akan mengembangkan layanan 5G di sejumlah kota untuk mendukung percepatan digitalisasi.

Vikram juga menyebut pentingnya literasi digital, terutama bagi kaum muda, agar bisa menggunakan teknologi secara positif.

Dalam hal ini, Indosat Ooredoo Hutchison punya ID Camp yang bertujuan mempersiapkan talenta digital yang nantinya diharapkan bisa berkiprah secara global, termasuk mendorong kiprah perempuan dalam pembangunan ekonomi nasional.

 

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia
Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya