Liputan6.com, Jakarta - Saat seseorang mengungkapkan mereka menyukai kucing, mereka memercayai bahwa memiliki kucing sebagai teman bisa dipercaya dan kehadirannya selalu menghibur mereka di saat kesepian. Namun, adakah alasan secara sains mengenai hubungan antara manusia dan kucing?
Melansir Medical News Today Jumat (30/12/2022), para ahli genetika, ahli penyakit menular, psikolog, dan lainnya telah mengajukan beberapa teori mengapa kucing memiliki hubungan yang begitu kuat dengan beberapa manusia, serta efek yang mungkin ditimbulkan kucing terhadap kesehatan manusia.
Baca Juga
Berdasarkan analisis DNA, nenek moyang kucing domestik saat ini adalah kucing liar Afrika, dengan nama latin Felis silvestris lybica, yang hidup di Fertile Crescent, persimpangan Mesopotamia kuno, Mesir, Levant, dan Persia.
Advertisement
Meskipun tampaknya hubungan kita dengan kucing dimulai sekitar 9.500 tahun yang lalu di Near East (Timur Dekat), bukti paling awal dari hubungan timbal balik antara kucing dan manusia berasal dari 5.300 tahun yang lalu di desa pertaninan Quanhucun, Tiongkok.
Eva-Maria Geigl merupakan Pusat Nasional Prancis untuk Direktur Penelitian Ilmiah CNRS di Institut Jacques Monod Epigenomics dan kelompok Paleogenomics di Paris, Prancis. Kepada Medical News Today, ia mengatakan kucing didomestikasi sebagai komensal, mereka mendekati pemukiman manusia karena adanya makanan, yaitu tikus.
Mereka kemudian beradaptasi dengan lingkungan manusia yang spesifik ini, mewakili keuntungan evolusioner bagi mereka. Manusia memiliki kepentingan nyata untuk memiliki kucing di sekitar mereka. Mereka senang dengan kucing-kucing yang memangsa hewan-hewan pengerat yang menghancurkan makanan mereka.
Daya Tarik Kucing yang Disukai Manusia
Patricia Pendry dari Washington State University telah mengamati interaksi manusia dengan hewan. Ia menerbitkan studinya yang menggambarkan ikatan yang sangat kuat seseorang secara emosional terhadap kucing mereka.
Ia berpendapat bahwa perilaku kucing yang tak terduga membuat manusia menganggap mereka sebagai sesuatu yang 'istimewa' saat respons tersebut terjadi. Sebab respons tersebut cenderung membutuhkan waktu lebih lama untuk muncul, manusia terpikat oleh keinginan untuk mengetahui apa yang akan dilakukan kucing tersebut.
Beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa kucing selalu membuat manusia gemas, karena fitur wajah yang mereka miliki hampir sama dengan apa yang dimiliki bayi manusia. Secara naluriah, manusia merespons saat melihat mata yang besar dan perilaku yang menyenangkan.
Â
Advertisement
'Membaca' Perilaku Kucing
Kucing memiliki reputasi yang tidak selaras karena menjadi makhluk yang misterius dan suka menyendiri, karena cara mereka dalam mengekspresikan perasaan mereka yang unik dan terkadang halus.
Wajah kucing mungkin tampak menarik, meskipun sebenarnya wajah mereka itu tetap dan sering kali tanpa ekspresi. Demikian juga vokalisasi kucing, yang jenisnya banyak, mulai dari mengeong sampai mendesis, suara unik yang mereka keluarkan saat melihat burung, dan yowl yang menandakan perkelahian.
Orang sering kali berasumsi bahwa dengkuran atau "purring" adalah tanda pasti kebahagiaan kucing, tetapi hal ini tidak selamanya begitu. Kucing yang sedang tertekan juga bisa mendengkur. Beberapa ahli berpendapat kucing mungkin menggunakan suara yang menenangkan untuk menghibur diri mereka saat merasa sulit.
Di samping itu, ada juga hipotesis yang mengungkapkan dengkuran kucing bisa bersifat menyembuhkan. Dengkuran terjadi pada saat menghirup dan menghembuskan napas, menghasilkan dengungan berkisar 20 hingga 150 Hz, tetapi masih belum jelas bagaimana mereka melakukannya.
Sensor Kumis Kucing
Meskipun terbuat dari keratin atau substansi yang sama dengan rambut, kumis kucing jauh lebih dari sekadar rambut. Kumis merupakan organ sentuh khusus, setiap lembarnya memiliki 100 hingga 200 sel saraf yang memberikan informasi kepada kucing tentang segala sesuatu yang disentuhnya.
Kumis mereka juga dapat menandakan suasana hati kucing. Ketika kucing sedang rileks, kumis mereka akan menonjol keluar dari sisi wajahnya. Akan tetapi, saat mereka senang atau bersemangat kumis akan mengarah ke depan dengan lengkungan kecil yang kencang. Kumis tersebut akan bergerak kembali ke wajahnya saat mereka merasa khawatir.
Advertisement