Mengenal 5 Tahapan Duka Manusia, Apa Saja?

Mulai dari penyangkalan hingga penerimaan, ada 5 proses kedukaan yang akan dialami oleh seseorang.

oleh Bella Zoditama diperbarui 14 Mei 2023, 19:03 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2023, 19:03 WIB
Ilustrasi merenung, berpikir, diri sendiri, sedih
Ilustrasi mengalami kedukaan (Image by mindandi on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Dalam hidup, kita memang tidak selalu mendapatkan apa yang kita mau. Tidak hanya rasa bahagia, ada kalanya rasa kedukaan pun terkadang menghampiri dan harus dirasakan. Entah kehilangan pekerjaan, teman kerja yang resign, tanaman yang dirawat tiba-tiba mati, diputuskan kekasih, hingga orang terdekat meninggal dunia. Biasanya, setiap orang akan merasakan duka dengan cara yang berbeda-beda.

Walaupun prosesnya menjadi pengalaman yang sangat pribadi, tapi sering kali ada kesamaan yang mungkin akan dialami oleh orang-orang. Saat menghadapi situasi ini, mereka bisa merasakan kesedihan yang begitu mendalam sampai tidak bisa diungkapkan kata-kata. Oleh karena itu, sangatlah wajar jika mereka akan menangis, marah, menarik diri, atau bahkan merasa sedih selama beberapa waktu.

Dalam upaya untuk lebih memahami emosi seseorang dalam proses berduka, banyak ahli atau peneliti kesehatan mental yang mempelajarinya. Salah satunya adalah Elisabeth Kübler-Ross, seorang psikiater Swiss-Amerika. Dia menciptakan model Kübler-Ross, sebuah teori lima tahap kesedihan dan kehilangan atau dikenal juga dengan 5 stages of grief.

Dalam bukunya On Death and Dying pada tahun 1969, Kübler-Ross menjelaskan kesedihan berasal dari berbagai bentuk dan alasan yang berbeda. Setiap orang, baik dari semua lapisan masyarakat dan lintas budaya, pasti pernah mengalami kehilangan dan kesedihan. 

Lalu, seperti apa lima tahapan kesedihan yang diungkapkan oleh Kübler-Ross? Melansir dari Psychcentral, Jumat (12/5/2023), ini tahapan dalam stages of grief itu.

1. Denial (Penyangkalan)

Kata-kata Sedih tentang Kehidupan Bikin Nangis
Ilustrasi sedih. Credit: pexels.com/Sarah

Bagi sebagian orang, denial atau penyangkalan menjadi respons pertama terhadap kehilangan. Perasaan ini menjadi mekanisme pertahanan yang paling umum dalam menahan rasa terkejut dari situasi yang menyakitkan. Sebagai bentuk reaksi langsung, pada awalnya Anda mungkin akan meragukan realita kehilangan yang ada.

Beberapa bentuk dari jenis penyangkalan ini, seperti:

  • Jika Anda menghadapi kematian seseorang yang Anda cintai, Anda mungkin akan membayangkan ada seseorang yang akan menelpon kalau itu hanya berita bohong.
  • Saat kehilangan pekerjaan, Anda akan berpikir kalau mantan atasan akan memberikan posisi itu kembali karena merasa mereka telah melakukan kesalahan dalam memecat Anda.
  • Waktu diputuskan kekasih dan berujung pada perpisahan, Anda mungkin meyakinkan diri sendiri bahwa pasangan Anda akan kembali dan menyesal dengan keputusan tersebut.

Tahap pertama kesedihan menjadi reaksi alami yang membantu Anda dalam memproses kehilangan. Dengan merasakan perasaan ini, Anda akan merasakan gejolak emosi dan menjadi bagian dari perjalanan kedukaan selanjutnya.

2. Anger (Marah)

Marah - Vania
Ilustrasi Marah/https://unsplash.com/Julien l

Setelah proses penyangkalan berakhir, menurut Kübler-Ross, rasa sakit terhadap kehilangan kemudian dialihkan dengan ekspresi anger atau marah. Anda mungkin merasa sangat marah hingga dapat mengejutkan orang-orang terdekat di sekitar.

Pada tahapan ini, pertanyaan-pertanyaan seperti "Mengapa harus saya?" atau "Apa yang harus saya lakukan selanjutnya?" mungkin akan muncul. Bahkan, Anda mungkin juga akan merasa marah pada orang-orang yang telah mencampakkan Anda seperti pasangan atau atasan.

Kemarahan menjadi cara dalam berhubungan kembali dengan dunia luar setelah Anda mengisolasi diri selama tahap pertama (denial). Kemarahan juga bukan menjadi satu-satunya emosi yang dialami selama tahapan ini. Ada juga rasa cemas, tidak sabar, rasa sedih, menjadi beberapa cara dalam mengatasi kehilangan Anda.

3. Bargaining (Tawar-menawar)

Marah atau Merasa Emosional
Ilustrasi Perasaan Emosional Credit: pexels.com/Yuris

Tahapan ketiga dalam 5 stages of grief adalah bargaining atau tawar-menawar. Di sini, Anda mungkin berpikir akan bersedia melakukan apa saja dan mengorbankan sesuatunya jika hidup bisa kembali seperti sedia kala. Khususnya, sebelum rasa berduka itu muncul.

Selama tahap bargaining, Anda akan menemukan diri Anda berpikir tentang "Seandainya saja" atau "Bagaimana jika" sebagai upaya untuk mencegah perasaan sedih tersebut.

Rasa bersalah menjadi salah satu emosi yang menyertai selama di tahap ini. Sebab, Anda mungkin secara tidak sengaja akan mencoba berbagai cara untuk mendapatkan kembali semua kehilangan tersebut. Namun, hal ini juga bisa membantu Anda untuk sembuh dan menghadapi kenyataan bahwa kehilangan itu memang nyata.

4. Depression (Depresi)

6 Alasan Anda Tidak Merasa Lapar di Pagi Hari
Ilustrasi seseorang alami gangguan depresi dan kecemasan. (dok Alex Green/pexels.com)

Sama seperti semua tahap kesedihan lainnya, depresi sering dialami oleh orang yang berduka dengan cara yang berbeda. Dalam hal ini, depresi tidak dikategorikan sebagai masalah kesehatan mental, melainkan sebuah respons alami terhadap kesedihan.

Selama mengalami tahapan depresi, Anda mulai menghadapi kenyataan saat ini serta kehilangan yang tidak dapat terhindari. Biasanya, Anda akan merasakan kesedihan dan keputusasaan yang begitu intens. Di tahap ini, biasanya Anda akan merasakan:

  • Kelelahan
  • Selalu merasa bingung dan terganggu
  • Tidak merasa lapar atau ingin makan
  • Sulit untuk bangun pagi
  • Tidak bisa menikmati semua hal yang dilakukan

Ini semua bersifat sementara dan menjadi respons langsung terhadap proses berduka Anda. Tahap ini pun terasa penting karena merupakan bagian dari perjalanan untuk sembuh.

5. Acceptance (Penerimaan)

Ilustrasi orang percaya diri, cerdas, sukses, tersenyum
Ilustrasi orang percaya diri, cerdas, sukses, tersenyum. (Photo by ThisisEngineering RAEng on Unsplash)

Sampailah juga di tahap terakhir stages of grief yaitu acceptance atau penerimaan. Saat sudah sampai di titik ini, bukan berarti Anda merasa sudah baik-baik saja dengan yang terjadi. Perasaan ini melainkan sebuah bentuk penerimaan bahwa Anda sudah mengakui kehilangan yang dialami, belajar untuk hidup dengan kehilangan tersebut, serta dapat menyesuaikan diri kembali dengan kehidupan baru yang menunggu.

Pada tahap ini, Anda mungkin sudah merasa lebih nyaman untuk berkumpul kembali bersama teman atau keluarga. Walaupun ada beberapa momen yang masih membutuhkan waktu untuk sendiri, tapi lambat laut semua itu akan mereda. Pada akhirnya, Anda tidak akan merasa sedih atau marah terhadap peristiwa yang terjadi di masa lalu.

Nah, itu tadi 5 tahap kedukaan menurut Kübler-Ross. Namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua orang saat berduka pasti akan mengalami stages of grief atau dalam urutan yang sama. Karena kedukaan menjadi hal yang berbeda-beda pada setiap orang. Ada orang yang memprosesnya dengan cepat, tapi ada juga yang membutuhkan waktu yang cukup lama.

Infografis Curahkan Isi Hatimu Kala Duka Akibat Covid-19
Infografis Curahkan Isi Hatimu Kala Duka Akibat Covid-19 (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya