Rayakan Tahun Ketiga, Indonesian Gastronomy Community Angkat Makanan Lokal ke Dunia

Indonesian Gastronomy Community mengangkat makanan lokal ke dunia pada hari jadi ketiganya

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Mei 2023, 08:05 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2023, 08:05 WIB
Rayakan Tahun Ketiga, Indonesian Gastronomy Community Angkat Makanan Lokal ke Dunia
Ki-Ka: Ria Musiawan, ketua umum IGC dan James Budiono, wakil pendiri IGC yang merupakan seorang pengusaha makanan (doc: Indonesian Gastronomy Community)

Liputan6.com, Jakarta Indonesian Gastronomy Community (IGC) – sebuah komunitas untuk memajukan Indonesia melalui kecintaan terhadap makanan dan minuman beserta nilai kebudayaannya merayakan hari jadi ke 3 dengan beragam kegiatan yang mengangkat gastronomi Indonesia ke dunia. Para pendiri IGC berharap bahwa di tahun ke tiga ini IGC dapat berkembang menjadi organisasi yang diakui oleh para stakeholders – tidak saja di Indonesia – namun dunia.

“Kami melihat bahwa IGC sudah banyak terlibat dalam kegiatan yang mendukung pemerintah dalam semakin memperkenalkan makanan khas Indonesia, antara lain keterlibatan dalam ‘Indonesia Spice Up the World’ yang merupakan program pemerintah dan penerbitan buku Handrawina Adiboga Nusantara bagi perwakilan Indonesia di bawah naungan Kementerian Luar Negeri,” kata wakil pendiri IGC, James Budiono – yang merupakan seorang pengusaha makanan.

Di Buku Handrawina Adiboga Nusantara, IGC mengangkat beberapa pangan lokal untuk jamuan makan perwakilan RI di luar negeri, antara lain tumpeng punar, nasi gudeg, nasi liwet, lontong sate ayam, nasi pecel, gado-gado, nasi goreng, selat Solo, dan beragam kudapan seperti singkong goreng, loempia, lemper, dan bakwan udang. Makanan tersebut disajikan dengan perencanaan brunch, makan siang, makan malam, risjsttafel, coffee morning, afternoon tea, dan cocktail party.

“Kami berupaya untuk dapat melakukan kerjasama dengan berbagai pihak agar makanan khas Indonesia tidak hanya dikenal di dalam negeri, namun juga di luar negeri," sambut Ria Musiawan, Ketua Umum IGC.

“Tahun ke depan ini, kami akan bersinergi dengan Bumi Pelestarian Pusaka Indonesia untuk mengangkat gatronomi Bali Kuno.”

 

Rekonstruksi makanan

makanan tradisional-kezo
ilustrasi makanan khas ramadan/pexels

Beberapa tahun ini, IGC melalui program Gastronosia melakukan rekonstruksi makanan dari prasasti, yaitu di Prambanan pada tahun 2021 dan di Borobodur pada tahun 2022 bersama Balai Konservasi Budaya Jawa Tengah dan restoran Bale Raos, dan membuat Popup Museum Gastronomi Indonesia Bersama dengan Siji Solusi Digital. Materi-materi ini akan diterjemahkan dalam bahasa Inggris untuk dapat dipromosikan ke luar negeri bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri dan diaspora Indonesia yang memiliki restoran.

Berdasarkan diskusi yang pernah diselenggarakan IGC dengan nara sumber perwakilan Indonesia di beberapa negara dan pemilik restoran Djawa di Perancis, Stephani Dambron, menyimpulkan bahwa warga asing menyukai makanan Indonesia – walau rasa pedas harus dikurangi – karena kaya akan rasa dan menggunakan bahan makanan beragam.

Pada kegiatan di dalam negeri, berupa Lomba Tumpeng saat perayaan HUT Indonesia dan Indonesian Cooking Festival (ICF), IGC yang diikuti oleh para peminat makanan, perguruan tinggi, pelajar dan Asosiasi jasa boga untuk dapat terlibat keanekaragaman budaya Indonesia. IGC juga telah meluncurkan Museum Gastronomi Indonesia (https://museumgastronomi.id/) pada tahun 2021, dan berencana untuk membuat museum fisik ke depannya.

Saat ini IGC sedang menyusun buku Tumpeng Indonesia yang didukung oleh para Dewan Pakar IGC. Ria Musiawan melanjutkan, ”Walau IGC merupakan sebuah komunitas kecil, namun ingin memiliki andil dalam mengembangkan gastronomi Indonesia melalui kegiatan-kegiatan tersebut.”

 

Deklarasi pencegahan stunting

Ilustrasi anak stunting
Ilustrasi anak (Foto: Pixabay/PixelLoverK3)

IGC juga mendukung program dunia dengan melaksanakan kegiatan untuk mencapai target pemerintah Dalam prevalensi stunting turun menjadi 14 persen di tahun 2024. Kampanye yang diusung adalah meningkatkan gizi masyarakat melalui makanan tradisional yang mungkin ditinggalkan karena ada makanan yang lebih praktis.

Strategi gastronomi dengan menu gizi seimbang dari bahan pangan lokal yang diolah menjadi berbagai hidangan yang enak dan menyehatkan dapat memperbaiki gizi anak dan menurunkan stunting melalui gastronom yang “smart’ - terutama untuk kaum muda yaitu dengan mengonsumsi beraneka ragam jenis makanan tradisional - bergizi seimbang, berprotein tinggi, misalnya bubur tinutuan dari Manado, sup ikan gabus, dan bahan pangan lokal yang mudah ditemukan dan punya nilai gizi tinggi seperti umbi-umbian, jagung dan kacang-kacangan.

Deklarasi Pencegahan Stunting dilaksanakan pada Oktober 2022 melalui kerjasama dengan Dr. Ray Basrowi dari Danone Indonesia dan melibatkan para ahli yang berperan dalam menyusun konsesus nutrisi dan hidrasi berbasis makanan tradisional untuk penanganan stunting yaitu Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Dr. Bondan Kanumoyoso, M.Hum, Dokter Gizi dan juga President of Indonesian Nutrition Association Dr.dr. Luciana B. Sutanto, MS, Sp.GK, Chef Stefu Santoso, Dewan Pakar IGC Hindah Muaris, Legislatif (DPR) Komisi 9 Abidin Fikri, Perwakilan GAPPMI selaku Pelaku Industri Patricia Tobing, Pakar Sosio-Antropologi dan Psikologi Komunitas Dr. Endang Mariani Rahayu, M.Psi, serta Pengamat Media dari Kompas Gramedia Group Ninuk Pamudi.

Sebagai wujud komitmen tersebut, IGC telah melakukan Sosialisasi di beberapa daerah, yaitu Kabupaten Serang, Kabupaten Kapuas & Pulang Pisau di Kalimantan Tengah, dan Puskesmas Cilincing.

Infografis Journal_10 Provinsi dengan jumlah perceraian tertinggi di Indonesia pada 2021
Infografis Journal_10 Provinsi dengan jumlah perceraian tertinggi di Indonesia pada 2021 (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya